Part 6*Kasih Bunda

497 31 9
                                    



" bi nazira pamit pulang yah..sudah siang" ucap nazira berpamitan pada bi inah

"mbok ya nanti aja non nunggu si aden pulang"

"enggak akh bi zira ngak enak kalo terus ngerepotin bibi sama..." ucap nazira sedikit ragu

"den fahrul" lanjut bi inah. Entahlah padahal hanya mengucapkan namanya saja sudah terasa berat apalagi berhadapan langsung dengan orangnya bikin merinding.

"emang non sudah merasa baikan??" Tanya bi inah khawatir

"inshaallah sudah bi. Kan udah diobatin dan dirawat sama dokter professional seperti bibi" ucapnya dengan senyum tulus yang diberikannya kepada bi inah

"akh non bias ajah.."

"ihh beneran bi aku gak bohong kok. Kalo ajah bibi gak ngompres aku semalam pasti aku masih berbaring diatas ranjang dan dibungkus oleh selimut yang tebal. Jazakallah ya bi atas semua kebaikan bibi semoga dibalas sama Allah SWT."

Dengan berat hati nazirapun pergi setelah berpamitan pada bi inah. Sebenarnya nazira ingin berlama lama berada disana apalagi saat ia bermain ayunan kayu yang berada ditaman rumah itu, Udaranya yang sejuk pemandangannya yang indah dengan bunga bunga dan tumbuhan yang terawat membuat nazira semakin betah terlebih lagi dengan kehadiran bi inah yang sangat baik padanya namun nazira merasa tidak enak jika harus berlama lama disana apalagi sampai bertemu lagi dengan tuan penghuni rumah yang super dingin itu.

Hari ini nazira tidak ada jadwal dikampusnya akhirnya ia pun langsung pulang kerumahnya. Hari ini pasti akan menjadi hari yang membosankan untuk nazira karna ia harus berdiam diri dirumah terlebih bunda dan adiknya dinda pasti belum pulang dari bandung.

Sesampainya dirumah nazira langsung membersihkan dirinya setelah itu nazira menghempaskan tubuh mungilnya dan memeluk teman setianya yang selalu menemaninya tidur 'paman teddy bear' begitulah nazira memanggil teman setianya. perlahan nazira mulai terlelap namun seperinya matanya enggan terpejam ada sesuatu dipikirannya.

'Sepertinya ada yang kurang' batinnya. Ah iya zira belum menelepon bundanya. Iapun beranjak dari tidurnya dan bergegas mencari sesuatu di dalam tasnya. Dan ya...

"handphone ku.."

.....

Disudut ruangan fahrul sedang berkutik dengan tumpukan berkas yang harus segera diselesaikan. Rumah sakit yang dipimpinnya akan melakukan kerjasama besar dengan beberapa rumah sakit terbesar di Indonesia. Rencananya seluruh rumah sakit ini akan mengadakan program 'one hundred hands to palestin' dalam program Kepedulian Indonesia ini pihak rumah sakit di seluruh Indonesia akan mengirimkan 100 tenaga kerja medis untuk membantu meringankan beban yang diderita oleh penduduk palestina. Dalam program ini fahrul juga ditunjuk langsung oleh dewan kepala rumah sakit Indonesia sebagai pimpinanya.

Disela kesibukan fahrul terganggu dengan suara dering handphone.

"sollu'alannabi Muhammad..sollu'alannabi Muhammad" jelas ini bukan bunyi dering handphone fahrul melainkan handphone si gadis ceroboh yang terbawa oleh fahrul disaku celananya. Entah kenapa setelah bertemu dengan gadis itu ia menjadi seorang pelupa, seharusnya tadi pagi handphone itu sudah diberikan pada pemiliknya.

Pada layar handphone itu tertera tulisan 'My Kapten' awalanya fahrul ragu untuk mengangkatnya dan sempat berpikir mungkin gadis itu seorang abdi Negara semacan polwan namun hal itu mungkin dari segi penampilannya saja sudah tidak mendukung terlebih lagi fahrul sudah dua kali bertemu dengannya di sebuah kampus, mungkin dia salah satu mahasiswi di kampus itu.

Nazira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang