Part 4*Hujan

759 24 13
                                    

Matahari pagi menyelusup ke dalam kamar melalui jendela kaca yang berukuran sedang. Dibalkom kamar nazira dapat menikmati udara segar secara langsung tumbuhan tumbuhan hijau nan asri dan terawat menyejukan pandangannya maha suci zat yang menciptakannya berasal sama dari sebutir biji namun tumbuh dengan berbeda sampai buahnya pun berbeda ada yang asam ada yang manis ada yang lebat dan ada yang tidak. sama halnya dengan manusia, manusia diciptakan sama dari setetes air yang hina namun lambat laun manusia tumbuh dan berkembang manusia yang suka berbuat baik maka dia akan mendapatkan hal yang baik pula dan manusia yang berbuat keburukan maka ia akan mendapatkan hasil yang setimpa dengan apa yang dilakukannya.

Di pagi nazira sudah disibukan dengan kegiatannya. Lembar demi lembaran kertas tercecer di meja belajarnya.

"Assalamualaikum kak.?"
"waalaikumsalam masuk ajjah de.."
Dinda masuk menghampiri kakaknya yang sedang berkutik dengan kesibukannya.dinda duduk di sofa kamar nazira

"Kaka kaya sibuk banget.."
"Iyah de..kaka lagi dikejar kejar nih"
Dinda menyeritkan dahinya

"Dikejar kejar siapa ka perasaan gak ada orang deh.??" tanya dinda bingung

Nazira pun tersenyum simpul melihat tingkah polos adiknya yang sedang melirik kesana kemari.

"Bukan itu de.maksud kaka kaka dikejar kejar waktu sama dosen untuk nyelesain tugas kaka."

Dindapun hanya berohh ria

"Kirain dinda kaka dikejar kejar sama kak dokter.hehe.." ucapnya asal yang membuat nazira sedikit tersentak

"Udah akh ngaco.oh iya kamu gak sekolah de.??"

"Emz belum ka mungkin minggu besok soalnya aku masih harus menyelesaikan berkas berkas kepindahanku dari sekolah lama ke sekolah baru."

Hanya anggukan singkat yang diberikan nazira.

"Zira dinda cepat turun kita sarapan dulu.." ucap bunda di lantai bawah. Suaranya menggelegar dengan kelembutannya.

"Baik bun" ucap nazira

Nazira pun mengajak dinda untuk turun ke bawah. Namun dinda menolaknya karna ia harus mengambil barangnya dulu di kamarnya.

Saat nazira turun ia sudah disuguhkan dengan bundanya yang sedang sibuk menyiapkan baju dan berkas berkas lainnya ke dalam koper.

"Bunda mau pergi kemana..?"
Ucapnya mengintrogasi sang bunda. Biasanya kalo bundanya ingin pergi kemanapun pasti selalu mengajaknya. Tapi kenapa tidak untuk hari ini ya.

"Iya sayang.bunda harus mengurus bisnis bunda di bandung."

"Terus nazira sama dinda ginama donk bun."

"Dinda bunda ajak dan kamu bunda tinggal" ucap bunda dengan spontan nazira pun mengerucutkan bibirnya.

"Kok gitu si bun??massa aku gak diajak." ekspresi melas ala nazira membuat bundanya terkekeh.
Bunda pun memberikan penjelasan pada anak sulungnya yang cantik itu.

Bunda tidak mengajak nazira bukan karna apa. Bunda tau nazira harus segera menyelesaikan tugas tugasnya yang tertinggal lagipula sekarang dia sudah punya tanggung jawab dalam mengurus anak didiknya. Minggu minggu kemarin dinda ditawarkan menjadi guru ngaji disalah satu panti asuhan desa sebelah dan nazirapun menerima tawaran tersebut. Maka dari itulah bundanya tidak mengajaknya pergi.

Dinda turun dari kamarnya dengan menenteng sebuah koper berukuran sedang. Oh ternyata itulah yang dimaksud dinda.

"Apa kaka gak papa ditinggal dirumah sendirian??" ucap bunda

"Gak papa lah bun kan kaka udah besar. Lagian kaka juga jago silat jadi gak bakalan ada yang bisa ngangguin kaka.iya kan ka.??hehe"

"Iya bun kaka gak papa ditinggal sendri. Tapi kalian harus beliin kaka oleh oleh ya."

Nazira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang