05

89 13 0
                                    

Brukk!!!

Salma sangat kesal. Dia membanting pintu kamar dan melempar tasnya ke sembarang tempat. Lalu dia membanting tubuhnya di kasur. Lalu dia mencari HPnya, didalam tas yang sudah dia lempar tadi hingga jatuh di sudut kamarnya.

Entah saking kerasnya lemparan,hingga layarnya pecah. Dia tidak peduli itu. Dengan segera dia mencari kontak bernama Yuni dan menelpon sahabat nya itu.

"Yunnn.. hiks... hiks..."tangisnya pecah dalam telpon.

" Sal?Lo kenapa?Lo kenapa nangis?" Jawab seseorang di seberang sana. Yuni penasaran. Tidak pernah sahabatnya seperti ini.

"Gu..gue ta..dii.."

"Loe kenapa Sal?, cerita deh sama gue!" kata Yuni yang semakin khawatir.

Salma terdiam. Ditengah tangisnya yang pecah, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi sekarang.

"Apa gue harus ke rumah lo sekarang!. Oke gue otw." belum sempat Salma mengatakan apapun Yuni segera memutus sambungan telpon.

Yuni mengambil tas kecilnya, kemudian menyisir rambutnya yang sedikit berantakan. Lalu dengan segera minta sopirnya untuk mengantar dia ke rumah Salma.

Jalanan di kota lumayan macet. Maklum, sore adalah waktu dimana pekerja pulang ke rumahnya masing-masing. Yuni semakin khawatir dengan bagaimana keadaan sahabatnya itu.

30 menit kemudian...

Tok...tok..tok..

Seseorang mengetuk pintu rumah Salma. Pembantu rumah salma membuka pintu dan menemui orang yang datang.

"Non, ada teman non yang dateng kerumah" kata Bi Siti pembantu di rumah Salma.

"Iya bi, suruh langsung masuk ke kamarku aja" jawabnya pada bi Siti.

Tak lama kemudian Bi Siti turun ke bawah dan memanggil Yuni untuk segera ke kamar Salma.

"Mau minum apa non?" tawar bibi pada Yuni.

"Engg..nggak usah repot-repot bi." jawab yuni sambil tersenyum.

Tok..tok..tok..

" Masuk aja." jawab Salma lirih dari dalam kamar.

Klek..
terdengar bunyi knop pintu yang terbuka.

"Lo kenapa Sal?"

Salma yang tau bahwa Yuni benar-benar datang menemuinya langsung berlari ke arah Yuni dan segera memeluknya. Air matanya yang tadinya sudah mengering,kini Yuni datang. Salma pun tidak dapat menahan tangisnya lagi. Tangisnya pecah di hadapan Yuni.

"Lo kenapa?" tanya Yuni lembut. Dia mengusap punggung sahabatnya perlahan. Air matanya kini ikut mengalir ketika melihat sahabat nya sedang menangis hebat waktu itu.

"Yun..tadi itu si Aldo nembak gue. Dan kali ini dia juga ngancam gue. Dan lo tau apa yang dia katakan ke gue?. Kalau gue nolak dia, dia bakal bunuh diri di hadapan gue. Di hadapan gue!" Salma menekankan kata.

"Terus Lo terima gitu??.

Salma mengangguk pelan

"Gue nggak bisa ngapa-ngapain lagi yun, selain menerima dia untuk hadir dikehidupan gue lagi. Karena itu adalah pilihan satu-satu nya. Gue nggak mau dia bunuh diri tepat dihadapan gue. Karena gue yakin kalau dia beneran serius." tangisnya kini semakin keras.

"Emm..sulit banget ya.. Berarti sekarang lo dan dia sekarang udah..." Yuni tak meneruskan kata-katanya.

Salma mengangguk pelan.
Yuni mengangkat wajah Salma, memegang pundaknya.
"Yaudah Sal, sekarang semuanya sudah terjadi. Lo jalanin aja hubungan kalian dulu.Siapa tau dia emang berubah. Gue akan selalu ada di sini,disamping elo sebagai sahabat lo." kata Yuni tersenyum dan sambil memegang pundak Salma.

Cinta Dua DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang