Perlahan ku tepikan rasa ingin memilikimu. Perlahan juga aku hiraukan candaanmu. Perlahan ku terlarut dalam setiap tuturmu. Nyatanya, aku tak sanggup lagi menahannya. Senyum dan tawamu masih membuatku nyaman seperti dulu. Kau yang dulu sempat hampir ku miliki, kini kembali hadir dalam setiap hariku.
Bagaimana bisa aku menepis perasaan yang dulu, perasaan yang sama sekali tak pernah berhasil untuk ku pendam. Kehadiranmu kembali mengingatkanku akan kedekatan kita di masa kelam, masa yang sangat berarti bagiku, masa yang selalu ku rindukan hingga detik ini.
Kau sempurna, bagiku.
Mungkin ini terlalu berlebihan, tapi percayalah hatiku masih untukmu. Tak pernah berubah walau aku mencari sosok dirimu pada orang lain, dan pasti selalu gagal. Hanya kau yang ku ingin, hanya kau yang mengerti, kembalilah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEKA - TEKI
PoetryBerbicara melalui kertas dan pena ketika bibir tak sanggup lagi terucap