Pertama kita sama sekali tak saling kenal
Berlanjut dalam sebuah percakapan, akhirnya pun kita saling mengenal.
Perasaan nyaman kian muncul seiring berjalannya waktu.
Aku pun larut dalam setiap perhatian yang kau berikan, begitupun kau.Selanjutnya, tak habis pikir ternyata kau memiliki kekasih.
Entah apa yang membuatku memiliki rasa kecewa setelah mengetahui itu.
Salahnya kau tidak bilang dari awal bahwa kau memiliki seorang kekasih.
Lantas perasaanku yang mulai tertanam ini akan dibawa kemana?Semua larut dalam kesalahan, tanpa peduli kau pergi meninggalkan aku seorang diri.
Menikmati pahitnya menerima kenyataan bahwa kau milik orang lain.
Tak apa, aku ikhlas menerimanya. Meski berat, sungguh ku ikhlas.
Mungkin saat itu kau sedang bosan dengan kekasihmu, dan kau menjadikanku pelariaanmu.
Pelarian disaat kau sedang jenuh akan masalah sebuah hubungan.Bodohnya, hatiku membuka lebar untuk kau bisa bersandar.
Bersandar dengan bahuku yang sangat kokoh berdiri, demi seorang pembawa belati.
Dan yang ku dapat hanyalah rasa sakit, sakit mendengarkan cerita yang di dalamnya tidak ada nama ku sama sekali.
Ya, aku hanyalah tempatmu bersandar ketika kau lelah bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEKA - TEKI
PoesiaBerbicara melalui kertas dan pena ketika bibir tak sanggup lagi terucap