3.

539 19 0
                                    

Jika kau berniat untuk meninggalkanku,Pergilah!Menjauhlah!Tanpa menyisakan apapun.Jangan sisakan aku bersama kenanganmu yang membelengguku untuk tetap bersamamu-Irena

"Sial!"

Sepanjang perjalanan menuju kekelas aku hanya mengumpat.Mood ku hari ini benar-benar rusak.Semua ini gara-gara mantan yang ngak tahu diri itu.

Ruuk...Prukk..

Ah..Sial,aku mengelus perutku yang sakit.Sepertinya para cacing didalam tengah demo besar-besaran menuntut agar segera diberi sembako.Pertemuanku tadi dengan Afan yang berhasil merusak moodku hari ini,juga berhasil membuatku kelaparan.Memang ku akui,aku yang bersalah*kaya lirik lagu :v.Karena terlalu emosi aku sampai lupa untuk makan sebelum meninggalkan kantin.Padahal istirahat kedua masih 4 jam kedepan.Ya kali,walau pun tubuhku terbilang agak kurus*eh,lebih tepat kali yah kalau langsing.Gini-gini aku juga manusia yang butuh protein,kalsium,vitamin,dll dari makanan yang mampu membantu tumbuh kembangku. Akhirnya aku memilih kekantin lain untuk membeli roti dan sekotak susu.Setidaknya mampu menjanggal rasa lapar.

*********

Bel pulang berbunyi.

Baru saja aku keluar melewati pintu kelas,aku merasakan sebuah genggaman dilenganku.Aku berbalik dan ternyata.Ah,Afan.

"Pulangnya barengan yuk"

"Ngak usah"

Bantahku sembari melepas genggamannya.

"Ya elah,dulu-dulu juga kita selalu barengan pulang"

"Itu dulu,kita udah mantan"

"Ya elah,kasar amat sih mbak ngomongnya.Atit hati bang Afan"

Dengan gaya dramatisnya,yang membuatku malah semakin ilfiel.Aku kemudian berlalu meninggalkan dia sendiri.Tapi,bukan Afan namanya jika keinginannya belum tercapai.Ia bersikeras mengajakku pulang bersama.Dan bersikeras juga aku untuk menolak ajakannya.Hingga benteng pertahananku kandas,bukan karena rayuannya.Hanya saja,aku malu melihat tingkah selayaknya bocah yang merengek kepada emaknya buat dibeliin eskrim.

"Pegangan yah"

Ucapnya sembari menyerahkan sebuah helm pink kepadaku.Aku bersiap-siap untuk naik dimotor beat hijaunya dengan stiker lidah terluyur yang senantiasa terpanpan nyata.

"Udah?"

"Hmm"

"Hah?,gue ngak denger.Ngomong yang jelas dong"

"IYA GUE UDAH SIAP"bentakku

Salah sendiri ganteng-ganteng kok tuli.Dibalik kaca spion kulihat Afan tersenyum puas,berhasil membuatku kesal.Mantan sialan!

Motor beat milik Afan terparkir tepat didepan gerbang rumahku.Ternyata ia masih ingat tempat tinggalku.Emang yah mantan yang perhatian.Setelah pamit,Afan kembali melajukan motornya.Letakan antara rumahku dengan rumah Afan bisa dibilang cukup jauh sih.Tapi,bukan salahku kan,justru dia yang ngotot anterin aku pulang.

Setelah berganti pakaian dan makan siang.Aku memilih untuk beristirahat,menghabiskan waktuku di kamar.Aku kemudian mengambil handphoneku.Satu persatu aku membuka media sosialku,Facebook,BBM,WhatsApp,Instagram.Sayang,tak satupun notifikasi chat dari seseorang yang kutunggu selama dua tahun ini.

Nia,lo bodoh yah.Terlalu berharap buat nunggu dia yang jelas-jelas bukan untukmu,batinku.

Mataku terasa panas,hingga tergenang oleh air mata.Hingga tak mampu untuk kutampung lagi.Satu persatu tetesan air mata itu membasahi pipiku.Kubungkam mulut agar aku tak terisak.Tapi,rasa sakit yang kurasa lebih besar,sangat sangat menyakitkan.Kini,aku terisak.

Drutt...Drutt.Drutt....

Kurasakan handphoneku berbunyi.

+6285397***** is calling

Siapa?,batinku

Awalnya kubiarkan saja telepon itu.Tapi,teleponnya bukan cuman sekali tapi berkali-kali.Dan ini buat aku ngak nyaman.Akhirnya aku mennggeser layar hijau untuk menjawab telepon.

"Halo?"

"_____"

Tak ada suara.

"Halo?"

"____" masih tak ada suara

"Halo?,ini siapa sih."

"_____"lagi-lagi masih tak suara.Mungkin lagi sariawan kali yah.

"Kalo emang ngak mau ngomong,teleponnya gue tutup"

Saat hendak mematikan telepon,aku mendengar suara dibalik telepon.

"Ahmm,,,"

Deg,suara itu...

#TBC









KITA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang