11

153 9 0
                                    

Kita akan berusaha lagi, dengan hal yang sedikit kupaksakan, ketidaksengajaan penuh tipuan, perasaan yang masih menyakitkan dan satu, Aku tidak boleh mencintaimu lagi.- Irena

Kesalahan terbesarku ketika aku meninggalkan tanpa memberi kejelasan.Yang justru semakin membuat KITA semakin rumit- Tama.

Semoga aku dan sahabatku tidak jatuh cinta pada orang yang sama- Keila

🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃🍃

Aku membasuh wajahku, hampir sejam aku menangis di toilet. Entah,berapa banyak suara dobrakan pintu, dan beribu umpatan dari luar. Masa bodo dengan hal itu. Aku menatap pantulan diriku di cermin. Rambutku acak-acakkan, mataku terlihat bengkak efek terlalu lama menangis.

Bodoh, mana mungkin aku keluar dalam keadaan seperti ini. Yang ada aku hanya menjadi pusat perhatian. Dan Keila pasti banyak tanya dengan keadaanku sekarang.

Keila? Oiyah bagaimana anak itu sekarang. Alasan hanya membeli air mineral aku menghilang sejam. Aku rasa sulit untuk saat ini bercerita soal Tama.

Ah,menyebut namanya saja membuatku sesak. Harusnya aku tidak perlu bertukar nama denganmu dahulu,jika akhirnya dengan namamu saja,mampu membuatku sesakit ini.

Setelah aku merasa enakkan, aku berjalan keluar toilet. Koridor sekolah nampak sepi karena saat ini jam pelajaran masih berlangsung.

Aku berjalan menuju taman belakang sekolah. Karena tidak mungkin aku akan kembali ke kelas di saat jam pelajaran masih berlangsung. Aku berjalan menuju bawah pohon mangga, kurasakan angin sepoi-sepoi mengelus lembut kulitku.
Setidaknya berada disini mampu memperbaiki suasana hatiku. Aku langsung berbaring di bawah pohon mangga yang rindang.

Aku memejamkan mataku, membiarkan desiran angin menyentuh kulitku, membiarkan otakku beristirahat sejenak, membiarkan hati ini beristirahat sebelum akhirnya kembali terpatahkan. Biarkan saat ini aku beristirahat,sejenak.

Reinn, tungguin tama” ucap seorang bocah laki-laki berumur 5 tahun itu

“Buluan ihh kamu jalannya lambat sekali sih” ucap bocah perempuan dengan rambut yang dikuncir dua.

“ Kamu tuh jalan nya cepat sekali, aku kan laki-laki kamu ngak boleh didepan aku“

Ucap bocah laki-laki itu, seraya berjalan mendahului bocah perempuan.

“ Ih, justlu aku  yang pelempuan ngak boleh di belakang, nanti ada yang culik Leina gimana.” Ucap bocah perempuan bernama Rein dengan mata berkaca-kaca.

Bocah bernama Tama itu berhenti, kemudian berbalik menggenggam tangan bocah bernama Rein. Seraya tersenyum, Tama melangkahkan kakinya.

“ Ya udah, kita jalannya berdampingan aja, kamu ngak boleh jauh-jauh. Pokoknya harus disamping Tama doang.Sebut huruf R aja kamu ngak bisa,gimana bisa jaga diri kamu.Nanti mama Rein marah kalau Rein hilang”.

Aku mengerjapkan mataku, langit tampak menjingga. Ternyata aku ketiduran.

“Astaga,aku harus pulang sekarang”

Aku langsung melangkahkan kakiku kearah ruang kelas yang sudah nampak sepi. Setelah mengambil tasku aku langsung berjalan menuju gerbang sekolah menunggu taksi lewat.

KITA [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang