Bagian 7 (Insiden Pertemuan)

267 60 8
                                    

Bagian 7

Insiden Pertemuan

Malam hari, Eridan membawa sebuah kursi dan meletakkan di bawah jendela yang tinggi. Udara malam ini sangat panas, ditambah kelaparan dan nyamuk, membuat Eridan merasa seperti sedang dioven dalam kamar yang hanya memiliki satu jendela berjeruji itu.

Di bawah sana, sang Tuan Tanah Baru sejak tadi tak berhenti mengomel kepada para pelayan. Agnes menuduh satu dari sekian banyak pelayannya telah berani menerobos masuk ke kamar dan mengacak-acak lemarinya tanpa izin selama dia pergi ke ladang.

Disebabkan tidak ada seorang pelayan pun yang mengaku, Agnes memutuskan semua orang bersalah dan menghukum mereka semua untuk membayar denda potongan gaji, masing-masing pelayan dikurangi gajinya 10% bulan ini. Kemudian setelah menyelesaikan makan malam, Agnes meminta sopir mengantar jalan-jalan mencari sebuah tempat yang dapat memberinya kesenangan sebagai peredam amarah.

"Aku butuh beberapa gelas vodka untuk mengatasi sakit kepalaku."

Mendengar hal tersebut, Eridan yang semenjak tadi merana bagaikan tahanan kerajaan, mengembuskan napas lega dan turun dari kursi tempatnya berpijak untuk berangin-angin.

"Akhirnya Tuan Tanah pergi juga." Dia bergumam dengan rona bahagia sambil berjalan ke pintu.

Para pelayan yang muak setelah dimarahi dan mendapatkan hukuman tak masuk akal atas kesalahan yang tidak pernah mereka lakukan, segera menyusul keluar dan kembali ke mes mereka begitu mobil Agnes melaju meninggalkan kastel.

Sementara keadaan rumah tengah melompong, Eridan mengambil kesempatan berjalan santai dan fokus ke arah dapur. Dia menemukan beberapa jenis menu masakan sisa makan malam Agnes masih teronggok di dalam panci dan mangkuk-mangkuk keramik yang terjejer di dekat tempat cuci piring. Masing-masing makanan itu hanya dimakan sedikit dan beberapa di antaranya bahkan tidak tersentuh sama sekali.

"Pemborosan sekali."

Usai melirik sebentar makanan-makanan itu, Eridan berjalan mengambil mangkuk dan mulai mengambil menu yang dia inginkan.

Nasi putih pulen dan tumis asparagus dengan jamur kancing. Eridan memenuhi mangkuk dengan banyak nasi, hingga membuatnya terlihat seperti sedang menggenggam sebuah gunung es. Dia makan dengan khidmat.

Menikmati hidangan sederhana yang luar biasa enak. Seakan-akan itu menu paling nikmat di muka bumi ini. Begitulah rasanya jika kau sudah tidak makan selama ....

Eridan mencoba mengingat di tengah-tengah mulutnya mengunyah. "Berapa lama aku dikutuk?"

Kemudian tiba-tiba seekor katak melompat ke atas meja. Mengeluarkan suara orek-orek seolah-olah membantu memberikan jawaban yang berarti "Seratus tahun. Saat Preston membangunkanmu beberapa waktu tak masuk hitungan."

Eridan mencelang kepada katak yang berbicara kepadanya. "Sudah selama itu?"

Sang katak kembali berdengkang-dengkang seperti membenarkan. Tatapan Eridan lebih membeliak. "Jadi kau juga sudah menjadi katak selama itu?"

Lagi-lagi sang katak berdengkang. Eridan tidak melanjutkan pembicaraannya. Berusia panjang dalam pengaruh kutukan bukanlah hal menyenangkan untuk dibicarakan dalam reuni pertama sesama makhluk terkutuk. Eridan berpikir kalau sebaiknya dia segera menyelesaikan acara makan dan meneruskan upayanya siang tadi yang belum berhasil. Lalu ... lalu setelah itu ....

Pemikiran Eridan mendadak teralihkan oleh lompatan seekor katak yang tiba-tiba mendarat di lengannya. Dia datang dengan suara aneh lain yang lebih dalam dan menuntut. Eridan menangkap maksudnya sebagai aduan bahwa dia kelaparan dan juga ingin makan.

My Mr. Mannequin [Repost] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang