Chapter 9 (Ade)

58 4 0
                                    

Happy Reading
😻😻😻
***


Soojung keluar dari taksi yang membawanya dari villa itu menuju rumahnya. Selama di dalam taksi dia menangis, membuat supir taksi itu mengerutkan dahinya keheranan, namun ia tak berani menanyakan apa yang membuat gadis cantik itu menangis. Mereka berhenti di salah satu mini market, karena Soojung ingin keluar membeli beberapa tisu.

"Pak, saya berhenti di sini saja, terima kasih," ucap Soojung seraya memberikan uang untuk ongkos taksinya.

Ia pergi menuju mini market itu, membeli tisu untuk mengelap air matanya, tak akan baik jika ia pulang ke rumah dengan mata sembab seperti ini, karena pasti orang tuanya akan menanyakan kenapa ia menangis padahal awalnya tersenyum senang sebelum meninggalkan rumah.

Matanya melirik ke sederet botol hijau yang berada di rak. Soju, dia sangat membutuhkan itu sekarang, ia ingin meneguk minuman itu untuk melupakan kejadian mengerikan yang sudah terjadi hari ini, namun ia mengurungkan niatnya, jika dia mabuk, dia akan lupa jalan pulang ke rumah dan malah akan merepotkan orang lain. Dan akhirnya ia hanya membeli tisu dan beberapa minuman.

Setelah merasa segar, ia memanggil taksi dan pulang ke rumahnya. Saat turun dari taksi ia melihat eonnie-nya sedang keluar dari rumah da menggandeng pria tampan, Howon, lelaki yang satu tahun lebih muda dari Sooyoung yang kini menggantikan posisi Boohyun di hati Sooyoung.

"Soojung-ah," pekik Sooyoung berlari kearah Soojung.

"Yak, kukira kau akan pergi sampai malam dengan Myungsoo, tapi ternyata kau sudah pulang, dimana Myungsoo? Kenapa kau pulang naik taksi?" tanya Sooyeong. Dia adalah kakak yang perhatian pada Soojung. Tak pernah sekalipun Soojung berpikir bahwa Sooyoung pernah mencampakkan seorang pria yang tulus mencintainya, sama seperti yang Soojung lakukan pada Woohyun.

"Eonnie, aku ingin bicara, ayo kita masuk," kata Soojong kepada Sooyeong

"Ahh, gaurae chagiya, aku ingin ngobrol dengan Soojung, kita akan pulang nanti sore ya," ucap Sooyeong pada Howon. Howon hanya mengangguk dan tersenyum.

Soojung bingung bagaimana ia menyelesaikan masalah ini, haruskah ia mengatakan kepada orang tuanya bahwa ia tak jadi menikah dengan Myungsoo? Itu hanya akan membuat ayahnya murka dan mungkin akan membuat Myungsoo sengsara, belum lagi jika ayahnya akan membawa masalah ini ke jalur hukum, dia tak tahu apa yang akan terjadi jika ayahnya mendengar masalahnya.

Soojung melihat ayah dan ibunya sedang duduk di ruang tamu, mereka sedikit terkejut melihat Soojung sudah pulang.

"Loh, anak eomma sudah pulang? Kok cepat sekali, padahal tadi katanya tidak pulang sampai malam, kok murung begitu?" tanya ibunya Soojung.

"Tak apa Eomma, aku ingin ngobrol dengan eonnie di kamarku."

"Eum, baiklah."

Soojung masuk ke kamarnya terlebih dahulu kemudian diikuti Sooyeong di belakangnya. Kemudian Soojung berjalan ke arah jendela, enggan melihat kakaknya.

"Yak, Soojung-ah, kenapa kau berdiri di situ? Kemarilah duduk disamping eonnie, aku ingin mendengar ceritamu, bagaimana kau bisa bertemu pria setampan Myungsoo? Kau bilang Myungsoo setahun lebih tua darimu, berarti dia hanya setahun lebih muda dari Howon jadi-"

"Kenapa kalau Myungsoo Oppa setahun lebih muda dari Howon Oppa? Apakah kau akan mencampakkan Howon Oppa dan merebut Myungsoo Oppa dariku? Sama seperti yang kau lakukan pada Boohyun Oppa?" cemooh Soojung, Sooyeong mendengarnya langsung membelalaklan matanya, sejak kapan adiknya yang baik itu bisa berbicara kasar seperti itu.

"Yak, wae geurae? Apa maksud dari kata-katamu tadi? Kenapa kau menuduhku bahwa aku akan merebut Myungsoo darimu? Dan apa hubungannya dengan Boohyun?" tanya Sooyeong.

Soojong menatap sinis kakaknya, karena dia, kemungkinan besar ia bisa hancur karena ditinggal Myungsoo.

"Apakah kau tahu bagaimana sekarang keadaan Boohyun Oppa yang kau campakkan itu?" timpal Soojong.

"Yak, entah lah, aku tak peduli, dan aku tidak mau tahu, kemungkinan besar dia sekarang sedang memeluk wanita di atas ranjangnya," tuduh Sooyeong.

"Hahha, kau salah besar, dia bukannya sedang memeluk wanita di atas ranjangnya, tapi dia sudah mati bunuh diri karena kau!" pekik Soojung. Sooyeong mendengarnya langsung berdiri, tangannya bergetar, air matanya menetes.

"Di-dia, meninggal?" tanya Sooyeong.

"Kenapa kau peduli? Karena kau, adiknya Woohyun atau mantan pacarku dan calon suamiku, berencana membunuhku tadi" bentak Soojong

Prangg

Soojung dan Sooyeong melihat ke arah sumber suara, ibu mereka sedang berdiri di ambang pintu dan suara tadi berasal dari tampan yang di atasnya minuman, kini sudah jatuh dan pecah ke lantai.

"Eomma!" teriak Soojung dan Sooyeong.

***********

Keempat anggota Jung serta Howon berkumpul di ruang tamu, Soojung menceritakan semuanya pada orang tuanya. Tuan Jung  tak tahan melihat apa yang sudah dilakukan dua pemuda itu kepada putrinya.

"Aku tak bisa tinggal diam, apalagi mereka akan membunuhmu, jika aku memaafkan mereka, pasti mereka akan membunuhmu suatu hari nanti, aku akan membawa masalah ini ke jalur hukum," tegas Tuan Jung.

Soojung membelalakkan matanya "Appa, jangan. Mereka melakukan ini hanya karena dendam, aku melihat Woohyun Oppa bahkan menyesal, dia tak akan membunuhku, percaya lah," rengek Soojung pada ayahnya, ia takut ayahnya akan memenjarakan Woohyun dan Myungsoo. Tidak, bukan ini yang diinginkannya.

"Jangan ada yang membantahku! Beraninya mereka mempermalukan keluarga Jung!" bentak Tuan Jung. Tuan Jung mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang.

"Annyeonghaseyo, Jung Jaehyun Imnida, aku ingin menggugat seseorang, bisa kita bertemu?" telpon ayah Soojung, tak ada seorang pun yang dapat menghentikannya

"Baiklah, aku akan segera kesana." Tuan  Jung menutup telponnya dan langsung beranjak dari tempat duduknya.

"Aku akan pergi dengan pengacaraku, sebelum aku pulang, jangan ada yang pergi dari rumah ini. Howon-ah, aku titip mereka" setelah berkata itu Tuan Jung langsung pergi meninggalkan rumah itu

"Appa, andwae," tangis Soojung.

***

TBC

Stand By MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang