Happy Reading
😻😻😻
***
Jiae tersentak menatap siapa yang menabraknya. Siapa lagi kalau bukan Kim Myungsoo.Pria itu... Ah.. Tenggorokan Jiae sakit. Dadanya sesak. Ada sesuatu yang menggumpal di hatinya, menyadari siapa yang membuat lututnya tergores aspal.
Dengan tangkas Myungsoo menarik Jiae bangun. Tetapi gadis itu malah menghempaskan diri dari sentuhan Myungsoo. Menjauh dengan tatapan jijik.
"Kau!" desisnya tertahan. Parasnya yang cantik meski matanya memancarkan kekejaman yang dia tahan.
"Kau tidak apa- apa? Maaf aku tak sengaja. Tiba- tiba kau menyebrang." Myungsoo masih ingin membantu Jiae. Sayang Jiae sudah tak mau berurusan dengan Myungsoo.
Myungsoo mengkhawatirkan luka di lutut Jiae. Lukanya cukup dalam dan perlu dijahit. Aroma besi berkarat memenuhi udara di awal musim gugur. Aroma tak mengenakkan yang membuat Myungsoo mulai pening.
"Ayo kuantar ke rumah sakit," ajak Myungsoo berusaha bertanggungjawab. Ini salahnya saat traffic light menunjuk warna merah.
Tin tin tin......
Suara klakson bersahutan dari belakang. Myungsoo bingung mendapati situasi tak terduga di malam yang semestinya sempurna bagi Myungsoo dan tunangannya.
Jiae berjalan dengan langkah pincang. Badannya sedikit membungkuk. Mulutnya melemparkan sumpah serapah untuk Kim Myungsoo.
Pria brengsek itu, kenapa harus muncul lagi. Pada saat Jiae mulai bisa melupakan orang itu. Seniornya yang selalu mengajari matematika, bibir tipisnya yang melumat bibir Jiae di tengah hujan dan pelukannya yang selalu melindungi.
Jiae memejamkan mata. Dia menepis bayangan masa lalu yang mendadak singgah akibat tabrakan tadi.
"Huh, dia tidak berubah. Tak pernah meminta maaf. Rumah sakit. Bedebah!" dumelnya terus melangkah.
"Yoo Jiae, itu kau?" Soojung berlari menyusul Jiae. Dia ikut membantu Jiae lekas sampai ke tepi jalan. "Tak kusangka tunanganku menabrakmu. Ya Tuhan, kau baik- baik saja?" cecar Soojung menampakkan ekspresi khawatir.
"Tunangan?" Jiae terkesiap. Bingung dengan maksud Soojung.
"Myungsoo Oppa, cepat kemari!" Soojung melambaikan tangan ke Myungsoo yang menghampiri mereka. Pria itu baru saja memarkirkan mobil ke sisi lain.
Jiae menoleh. Dia menyeringai sinis.
"Wah.... Tunangan ya?" tanya Jiae dengan nada sarkastik. "Kau bersama Myungsoo Oppa, Soojung-ah. Hebat sekali, eoh. Kau memiliki bekasku."
"Apa maksudmu?" Soojung terkejut bingung. Apa maksud dari Jiae. Bekas?
"Soojung, perlu kau tahu masa lalu tunanganmu, dia..."
"Cukup Jiae," potong Myungsoo tajam begitu dia menghampiri dua gadis itu. Dia mengeluarkan dompet dan mengulurkan terburu- buru ke Jiae. "Ini uang pengobatan ke rumah sakit. Ayo Soojung-ah, kita pulang."
Soojung, teman lama Jiae bingung. Sejuta pertanyaan tertuju pada kedua orang itu. Myungsoo terlalu tertutup untuk membicarakan masa lalunya.
"Oppa, apa maksud Jiae tadi? Bagaimana kau mengenal dia?" tanya Soojung ingin tahu.
"Bukan apa- apa. Kau tidak dingin?" Myungsoo tersenyum ke Soojung. Dia bahkan menyampirkan jas ke bahu Soojung.
"Kau mantan kekasih Jiae?" Soojung melayangkan kesimpulan tepat sasaran. "Tidak apa- apa, itu masa lalu kalian. Sekarang aku milikmu." Soojung tersenyum bersahabat, berusaha menenangkan Myungsoo yang kalut.
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Stand By Me
FanfictionBerisi tentang FF yang dibuat secara estafet oleh grup WA bernama Inspirit Author.