Hopeless Love

380 54 15
                                    

DLDR! This just fanfiction!

Happy reading~

.

.

.

.

.


Angin musim gugur berhembus kencang, langit malam tak berbintang, awan tampak menghitam menyimpan jutaan tetesan kristal, bahkan sang rembulan tak terlihat bertahta di tempatnya. Suasana mencekam menyelimuti atmosfer saat ini, hening tanpa adanya suara terdengar dari kedua manusia yang kini tengah duduk berdampingan di sebuah bangku.

"Aku minta maaf," ucap salah satunya membuka pembicaraan. Kepalanya tertunduk, sorot manik tajam itu menyiratkan rasa sesal, raut wajahnya yang biasa terlihat cerah itu kini berubah sendu.

"Ini bukan keslahanmu. Aku tahu, seharusnya aku tidak berharap lebih padamu. Aku tak pernah sadar diri, bahwa aku tak pantas bersanding denganmu."

Sang pemuda semakin menundukkan kepalanya, mendengar penuturan yang sarat akan rasa sakit itu membuatnya semakin merasa bersalah. Tak seharusnya ia memberikan sebuah harapan pada gadis ini jika akhirnya ia hanya akan membuat sang gadis terluka, pikirnya.

"Sebaiknya kau pulang, dia pasti sudah menunggumu," suara lembut itu mengalun lirih, berusaha mengalihkan suaranya yang bergetar. Lengkungan manis penuh paksaan tampak terukir di kedua sudut bibirnya.

"Bagaimana dengan–"

"Tak usah pedulikan aku, pergilah."

Tanpa sepatah kata terucap lagi, sang pemuda kemudian beranjak pergi meninggalkan gadis yang kini menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku tangannya memutih.

"Apa aku tak pantas mendapatkan cinta– hiks, aku– aku hanya– hiks," tetesan kristal bening yang sedari tadi membendung di pelupuk mata sang gadis, kini telah jatuh dengan bebasnya membasahi pipi chubby itu. Suaranya tercekat, isakan pilu terus terdengar dari belah bibirnya. Bahkan ia tak lagi sanggup melanjutkan potongan kalimat yang belum terselesaikan.

Seakan tahu apa yang gadis ini rasakan, langit pun mulai menjatuhkan rintikan-rintikan kristal cairnya. Ikut menangis kala tangis gadis itu semakin terdengar pilu dan putus asa.

.

.

.

.

.

Fajar kini membuka lebar matanya, mentari telah tampak menduduki tahtanya saat ini. Kicauan-kicauan lembut terdengar manis menyapa pendengaran seorang gadis yang tengah duduk bersandar pada pohon besar di halaman belakang sekolahnya. Manik senada hazelnya tampak bergerak menelusuri tiap bacaan yang terdapat di dalam buku di genggamannya. Surai halusnya seakan menari karena terhembus angin musim gugur pagi ini.

"Jinyoungie!" seruan seseorang yang memanggil namanya membuat sang gadis menutup buku dalam genggamannya, mengangkat pandangannya guna melihat siapa yang baru saja memanggilnya.

"Eoh? Hyungseob eonni," lengkungan tipis terkembang di bibir Jinyoung kala melihat siapa yang memanggilnya. Hyungseob, sang kakak sepupu.

"Kenapa kau disini?" tanya Hyungseob saat sudah sampai di hadapan Jinyoung. Keningnya mengernyit bingung, tidak biasanya ia melihat gadis manis itu berada di luar kelas seperti ini, kecuali saat jam istirahat.

Hopeless Love [PanDeep]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang