4.perasaan?

120 6 0
                                    

Dean pov
"Memang awalnya biasa saja,tapi bukankah perasaan bisa bermetamorfosis? "

                     tut.. tut.. tut.. tut..

Alarm ponsel dean berbunyi,matahari memunculkan sinarnya, membuat Dean jatuh dari tempat tidurnya melihat jam yang begitu cepat berputar menurutnya.

"pagi mah cepet amat" gerutunya sambil berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi dan bersiap siap dean turun untuk sarapan bersama keluarganyaa.

"pagi ma, pa, bangg!! " ucapnya dengan semangat.

"pagi sayang, ni mama udah siapin rotinya" kata sang mama lembut.

"dek, gimana sekolahnya?" tanya kakaknya, satya.

"ya gimana? B aja"jawab dean seadanya, baginya tidak ada yang spesial di sekolah.

"masa sih, kamu mah ngak asik Dee" kakaknya, satya bertanya dengan jail pada dean.

"ih, apaan dahh, emangnya mau
gimana? "

"ya kamuu, ga seru, masa sma itu harusnya kamu pa.. " belum sempat melanjutkan ucaoan satya dipotong oleh kakak tertua mereka riyan.

"satyaa!" kak riyan mengingatkan. Riyan tidak suka satya mengajarkan hal hal seperti itu pada dean sebenarnya ia tidak melarang hanya tidak suka saja, dean paham dengan sikap kakak nya itu, meski tidak melarang dean tau kakaknya hanya mengkhawatirkan dirinya.

"au ahh, bang satya. Yaudah ma,pa Dean berangkat dulu yaa"

"hati hati sayang, jangan ngebut" papanya mengingatkan.

"iya paah"ucap Dean sambil berlalu.

Dean berangkat naik mobil,ia tidak suka diantar jemput dengan supir,walaupun mama memintanya untuk diantar saja, dean tetap bersikeras untuk menyetir sendiri.

Mobil jazz merah, membelah padatnya kendaraan lalu lintas.dean sampai disekolah tepat pukul 07.00,gerbang sudah tertutup namun dean tetap bisa masuk karna yaa dia anak pemilik sekolah, pasti penjaga gerbang sudah mengetahuinya, tepat saat mobil dean memasuki kawasan sekolah,dibelakangnya ada mobil yang dilarang masuk oleh pak satpam.

"stop, eh mbak Dean lagi,  kok telat terus sih mbak saya bosen bukain pintu buat mbak Dean kali ini saya tegaskan mbak, mbak tidak boleh masuk" kata pak satpam.

" eh kok gitu pak? " Dean sedikit berdecak.
"udah mbak cepet" kata satpam itu kemudian. Dean tersenyum manis dan segera menuju parkiran.

Segera pak satpam menutup pintu sekolah sebelum seorang pemuda berteriak padanya.

"tunggu pak! Woi pak! " teriaknya, pak satpam semakin mempercepat aktifitasnya menutup pintu. Sampai akhirnya belum sempurna pintu gerbang tertutup pemuda itu mencekalnya.

"pak pak,  saya mau masuk pak kasih jalan ya?  Pak ini saya pagi ini ada ulangan pak penting banget pak sumpah deh pak" ujarnya cepat cepat.

"maaf, mas telat jadi tunggu diluar" pak satpam berujar tenang.

"lo pak,  dia aja bisa masuk lo pak kita cuma beda 2 menit jadi aturan saya juga boleh dong" pemuda itu, agam. Mendesak pak satpam membuka pintu sambil menunjuk ke arah dean.

"tidak bisa ini peraturan sekolah, kecuali mbak yang disana" jelas pak satpam.

Merasa dirinya ditunjuk, dengan langkah santai dean mendekat ke arah gerbang sekolah.

"biarin dia masuk pak" kata dean melirik kearah Agam.

"ohh, iya mbak iya, "kata pak satpam dan segera membuka pintu gerbang. Dean kembali berjalan ke kelas nya dengan langkah pelan tak peduli apakah guru sudah masuk atau belum. Tanpa disadari pemuda tadi mengejarnya hingga langkah keduanya sejajar, dean menatap pemuda itu heran dan bersikap acuh tak acuh.

"woi makasih" teriak agam mengejar dean.

"oh, hm. "jawab dean cuek.

"gue traktir lo nanti"

"ngak usah makasih"

"gue ngak nerima penolakan" final agam. Dean diam tidak mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.  Dean mulai memasuki ruang kelas nya meninggalkan agam.

"anjir" gumamnya.

❤❤❤❤

"kita kosong" Tere bersorak.

"ha, serius demi apa lo?" Dean menaruh tasnya mengeluarkan ponsel dan headset mulai memilih lagu kesukaannya.

"hari ini, kita kosong tapi minggu depan kita ada ulangan bab 3" jelas Tere.

"oh"

Sekejap kemudian " hah ulangan? " kaget Dean.
" lo gila? Kita belum pernah bahas bab itu sama sekali bego"

"gitu aja kaget lo, tu ada Veera tenang aja"

Merasa terpanggil gadis itu menoleh pada 2 orang sahabatnya yang lain "maksud lo apa bego, lo kira gue kunci jawaban apa"

"hehe ya bukannya gitu otak lo lebih encer dari kita bertiga" cengir Fania.

"gue tadi telat bareng Agam"

Sejurus kemudian ketiga gadis itu menoleh pada dean. "apa?" ketus nya.

"harus nya kita yang tanya, kok bisa? Terus terus? "

"ya bisa lah" Dean kembali fokus dengan ponselnya.

Tere mengambil ponsel Dean. "cerita itu dilanjutin, jangan ngantung gini bego, jawaban lo ngak jelasin apa apa " marahnya, "emang anjir ya lo"

Dean terkekeh pelan " ya udah cuma gitu aja ceritanya"

Dean diam, mereka diam.

"tapi dia ngajak gue ke kantin nanti" katanya santai sambil mengambil kembali ponselnya.

"hah?" ketiga temannya berbalik kearahnya. "demi apa , Agam ngajak lo? "

"anjir mulut lo ngak bisa di rem" geram dean, seluruh isi kelas memerhatikannya dengan tatapan tidak suka dari gadis gadis yang sebagian besar pernah dekat dengan agam. Dean mencoba bersikap biasa saja.

"hehe maaf maaf" kata Fania mengaruk tengkuknya tang tidak gatal. Keempat bersahabat itu mendengarkan cerita dean sampai bel berbunyi.


DONT FORGET TO COMMENT , VOTEE
SHARE AND FOLLOW

❤❤




I Hate You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang