"datang dan pergilah seperti hujan, ia selalu memberi tanda"
-Deandra Diyan.Seteelah dari kantin dean dan teman temannya kembali kekelas. Dikoridor kelas 10 dean berpapasan dengan agam. Cowok itu tersenyum pada dean dan juga menyapanyaa.
"hai de" Agam tersenyum tipis pada Dean. Yang disenyumi hanya mengerutkan alis sedikit kikuk.
"hai"
Ketiga teman Dean hanya mengamati tidak berkomentar apapun.
"nanti pulang sama gue"
Kalimat itu tidak ada bukan ajakan maupun pertanyaan, menurut Dean itu adalah perintah dan Dean tidak suka. Apalagi Agam yang mengajaknya dan di mobil Dean merasa asing jika hanya bersama Agam cowok itu hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata.
-----------------------------------------------------------
Bel berbunyi Dean dan teman temannya segera ke parkiran dean ingin segera menghindar dari agam. Dari perjalanan kelas ke parkiran, tak sedikit dari murid murid SMA NUSANTARA yang membicarakan perihal dean dan agam. Dean tidak suka menjadi pusat perhatian dengan gosip yang tidak habis itu. Dean bukan tipikal orang yang suka tebar pesona, lebih baik ia diam dan memasang wajah datarnya.Hari ini ia puas bisa lolos dari Agam. Ia memacu mobilnya dengan cepat segera pulang ke rumah tanpa ada gangguan dari agam. Dean twrsenyum puas. Hingga getaran ponselnya membuatnya mengeryit heran.
Unknownumber.
Calling
Tak peduli Dean tak mengangkat telepon itu, ia Membiarkannya hingga Dean sampai dirumah.
'Angkat'
Pesan singkat itu cukup membuat Dean bingung. Siapa dia? Agam? Tidak mungkin, pikirnya.
Untuk kesekian kalinya, Dean menjawab dengan cepat. "apa?! " bentaknya.
Seseorang diseberang sana hanya diam. Deandra yang sudah kesal mengumpat dalam hati "gajelas, gue matiin"
" Gue tunggu di kafetaria biasa, penting"
Napas Dean tercekat. Mulutnya terbuka matanya membulat, ia tak tau harus menjawab apa. Si penelfon berhasil membuat dirinya lemas. Vero, mantan Dean. Tanpa basa basi Dean kembali memacu mobilnya cepat, menemui cowok brengsek yang dulu pernah andil di posisi hatinya.
Dengan pelan dan mencoba sedatar mungkin Dean mendekati vero yang duduk menikmati kopi dengan asap rokok mengepul ke atas. Dean berdehem pelan tangannya melambai menghilangi asap asap itu. Vero menurunkan rokoknya. Tersenyum pada Dean yang menatapnya datar andalannya.
"miss me?" sapa vero membuag Dean tersenyum miring.
Kepalanya menggeleng kemudian ia mengangkat dagunya. "seberapa penting omongan lo"
" well, niat gue baik. Agam dia deketin lo dengan tujuan yang ngak bakal lo kira, jadi gue harap lo ngak kemakan omongannya. Gue masih peduli sama elo dean" ucap vero melembut sambil memegang tangan dean.
Dean menepis tangan Vero, dengan tatapan memicing kearahnya. "lo pikir gue percaya sama lo? " dean tersenyum mengejek. "sayangnya enggak"
Vero kembali mengepulkan asap rokoknya ke arah Dean "it's okay, jaga diri lo sendiri sayang" vero beranjak dari tempatnya. Meninggalkan Dean yang masih mematung.
Dean bingung, ia benar benar bingung memercayai siapa sekarang. Di satu sisi vero adalah orang yang
jujur, tapu disisi lain Agam berhasil sedikit menyentil tempat dihatinya mungkin?Dean berdiri dari tempatnya. Ponselnya bergetar ia membuka pesan yang masuk.
RevanoAgam : lo udah pulang kan?
DeandraDiyan :udah.
RevanoAgam : okee, lain kali lo bilang gue nunggu lo dari tadi.
Dean melongo, tak percaya agam masih menunggunya di sekolah sedangkan ia sudah dirumah. Sekarang Dean merasa bersalah , jahat sekali dia?
Jangan lupa terus vote dan comment 👌
Luvv
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate You
FanfictionDeandra diyan, cewek cantik yang kelewat cuek dan dingin harus berhadapan dengan Revano Agam Pramuditya, cowok pembuat onar sekolah yang hobi taruhan, Agam si casanova yang segalanya Deandra gadis yang tidak peka terhadap sekitar menganggap segala p...