8.Jengah

85 7 0
                                    

"punya rasa yang sama namun, ego tidak mau untuk memulai"

Rooftop

Agam menuntun Dean menuju rooftop. Keduanya saling diam tak ada yang membuka suara.

"udah, maksud lo apa? Bawa bawa gue kesini?"

"lo bawel juga ya" agam terkekeh.

"paan sih lo ngak jelas" Dean kesal sedari tadi agam memerhatikannya. Pipi nya sudah seperti kepiting rebus. "apaan liat liat? "

"sini deh" Agam duduk di tepi rooftop menikmati semilir angin menjelang sore ini. Dean menuruti kata Agam duduk disamping laki laki itu ikut menikmati angin. Dean tersenyum baru kali ini ia merasa tenang.

"makasih" katanya. Agam mengerutkan dahinya bingung dengan ucapan Dean barusan.

"buat?"

"ini, gue ngak pernah merasa seseneng ini, gue ngak tau disekolah ada tempat yang bagus dan tenang kaya gini, selama ini gue cuma kenal rumah dan mall ngak pernah keluar nikmati udara yang bener bener seger dan setenang ini" ujar Dean panjang.

Agam diam.

"apa rencana lo? Mau jadiin gue taruhan ngak bakal mempan" Dean tertawa.

"maksud lo apa?" agam bingung.

"ya apa alasan lo deket deket ke gue? Buat taruhan sama temen temen lo kan? Lucu lo" Dean tertawa ia puas berani mengungkapkan apa yang ada diotaknya selama ini ia merasa sudah berhasil mengagalkan rencana Agam.

"gue ngak taruhan" finalnya.

Dean menatap agam " ngak percaya gue"

"gue serius"

"gue lebih serius gam, gue tau lo" ujar Dean.

"lo ngak tau gue" agam mengacak rambut dean. "hari ini lo cantik, gue suka"

Blush, sekarang Dean benar benar malu. Bisa bisanya dia. "paan sih"

"gue serius" keukeh agam.

"oh"

"sayang"

"heh enak aja sayang sayang!" Dean memicingkan matanya ke arah agam.

"apaan sih belum dilanjutin udah di potong aja, sayang jutek" agam kembali menatap lurus ke depan. "senyum napa lo cantik kalo senyum"

Dean menarik kedua ujung bibirnya. "nah gitu dong" agam Menyelipkan rambut dean kebelakang telinga cewek itu. Dean hanya diam tak berani menatap agam. Agam terkekeh pelan

"ayo turun"
"bentaran" Dean masih menatap langit biru sesekali memotretnya.

"ayo" tanpa sadar Dean mengandeng tangan Agam ke bawah. Agam hanya diam tak memprotes tindakan Dean.

"eh sory sory" Dean menunduk, agam terkekeh pelan "it's okay" ia mengacak rambut Dean entahlah sudah akan menjadi kebiasaannya mungkin? Entahlah kita tidak tau.

❤❤❤❤

"wihh, makin lengket aja doi" komentar leo mendekati Agam, Agam tersenyum puas. Mereka berkumpul di markas mereka, dimana lagi kalo bukan pojok kantin.

"yoi" agam mengangkat alisnya keatas dengan smrik khasnya.

" lo jadian sama dean?! " fatih berteriak sekencang kencangnya sambil membawa es teh untuk mereka semua.

Agam menggeram kesal, pasalnya ini kantin semua bisa dengar perkataan sahabat tololnya barusan. " lo bisa diem ngak sih, ngasal mulu" agam menoyor kepala fatih.

Terlanjur.

Itulah kata yang tepat menggambarkan suasana sekarang. Seluruh isi kantin beradu pandang dengan tatapan bertanya tanya 'agam sama dean? '

❤❤❤❤

Bel sebentar lagi berbunyi segera Agam menuju kelas Dean. Bersender didepan pintu kelas dean dengan tatapan datarnya.

Kelas Dean yang ditinggal guru pun riuh melihat kedatangan Agam. Tak jarang dari mereka melempar tatapan centil pada agam. Agam diam memerhatikan Dean yang sama sekali tak peduli padanya.

Bel berbunyi Dean mengambil tasnya dan segera beranjak dari bangku nya, demi apapun ia sadar agam ada disana ia hanya mencoba berlagak biasa saja melalui agam.

"mau kemana lo?" tanya Agam mencekal tangan Dean.

Dean menghempaskan tangan Agam"pulanglah bego" katanya sambil menatap lurus ke depan.

"lo lupa lo ngak bawa mobil"

Ya, bagaimana bisa ia lupa dia ngak bawa mobil hari ini, demi apapun Dean malu sekali. "gue bisa naik kendaraan umum" ungkapnya tidak yakin.

"masa? Orang kayak lo? Naik kendaraan umum" agam berujar sambil kembali mencekal tangan dean dan sedikit menyeret dean untuk mengikutinya. Dan dean lagi lagi hanya bisa diam dan menurut saja.

Koridor masih ramai ,Agam berjalan santai berbeda dengan Dean dibelakangnya. Ia menunduk sadar banyak yang memerhatikannya.

"ganjen ya dasar"

"aslinya keluar"

"anak pemilik sekolah yang terkenal sombong itu, ternyata ganjen juga ya ngak nyangka"

Itulah kira kira yang mereka pergunjingkan. Dean tidak suka, reputasinya diinjak injak. Dean melangkah menuji salah satu kerumunan.

"ngomong apa lo?" Dean memicingkan mata kearah salah satu diantara mereka yang paling menonjol

"eh ngak de, gue ngak maksud" cewek itu menunduk takut. Dean jadi menurunkan emosinya.

"jaga mulut lo bangsat! " umpatnya kesal.

"jangan ngomongin cewek gue ngak ngak, ngaca lo pada " Agam dengan tenang merangkul Dean dan membawanya menuju parkiran. Seluruh penjuru koridor yang mendengarkan agam barusan sudah riuh kemana mana dengan cepat tersebar hoax 'Agam sama Dean jadian! '

Dean yang merasa tidak nyaman dengan kelakuan agam menepis tangan agam dibahunya. "maksud lo apa bilang gue cewek lo, lo makin nambah masalah tau ngak" marah Dean pada agam yang hanya tersenyum.

" Gue ngak suka mereka ngomongin lo "

" Dan gue ngak suka dengan cara pembelaan lo"

" Gue ngak peduli, sekarang masuk " agam menyuruh Dean masuk ke mobilnya. Menyalakan mesin dan menuju rumah Dean tanpa ada suara diantara mereka

Typoo tersebar dimana manaa


Vote and komenn yaak._.

I Hate You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang