Ku ulurkan tangan meraih daun pintu, perlahan udara dingin dari dalam ruangan mulai terasa menyapa. Jantungku berdegub kencang, gurunya galak gak ya? Pertanyaan semacam itu terus saja berkecamuk dalam hatiku.
"Selamat pagi, silahkan duduk sesuai nomor absen."
Pertemuan pertama hari ini 3 jam, bahasa inggris. Ternyata dugaanku salah, perkiraanku dipatahkan oleh percakapan yang lucu Mr.king adalah guru yang humoris. Satu jam perkenalan berhasil membuat pecah gelak tawa seisi kelas ditambah lagi dengan adanya Riski, suasana kelas lebih mirip dengan panggung stand up komedi.
Jangan pernah menilai hanya dari cover. Menipu. Tak semua orang yg berpenampilan seram dan angkuh itu menakutkan dan galak.
"Nay"
"Napa?"
"Gak pa ngetes telinga."
"Hemm"
"Ris ris ..... ris!"
"Ya?"
"Ngetes telinga, ternyata bermasalah."
"Ih kagak. Normal!"
"La tadi buktinya."Sepanjang pelajaran aku dan Riski hanya bergurau dengan pertanyaan - pertanyaan yang sebenarnya gak mutu.
🐥🐥🐥
"Bercanda terus sama riski, dari tadi aku lihatin gak ngerasa."
"Habisnya lucu."
"Besok - besok terusin ya, ampe peganggan tangan gitu. Mesra."
"Jangan marah dong, kan aku cuma bercanda doang ma riski."
"Hmm."Sebulan terakhir ini Putra jadi lebih sering marah dan ngatur - ngatur. Posesif!. Sikapnya yang terlalu mengatur malah membuatku semakin memberontak.
"Udah dibilangin kok masih aja gitu?!"
"Biarin."
"Ya dah terusin sampe sukses jadi pacarnya."
"Ih apa to, cuma temen aja kok gak lebih."
"Dulu kita awalnya karna apa? Bercanda kan? Dah sana terusin"
"Gak bakal sampe jadian, kan aku dah punya kamu."
"Terserah!"Aku semakin tersulut emosi. Hubungan kami memburuk, tak ada kabar selama 4 hari.
"Nay, ntar sore keluar yuk."
"Gak mau. Eh tumben kelihatan kemarin kemana aja?"
"Dah pokoknya aku jemput jam empat."Sepulang sekolah aku melemparkan diriku di atas kasur dan memegang kepala. Pusing batinku dalam hati, perlahan rasa kantuk menghampiri hingga terlelap.
Kesadaranku mulai kembali, perlahan kubuka mata kemudian tanganku meraba - raba mencari benda mungil, ya aku mendapatkannya. Melihat layar depan lalu mataku membulat melihat waktu menunjukan pukul 15.30.
"Loh dah jam segini?!"
Dengan langkah gontai aku mengambil handuk lalu membersihkan diriku. Setelah semua persiapan selesai aku meraih arloji berwarna hitam dan melihat jarum jam menunjukan tepat jam empat, kok belum dateng batinku dalam hati.
"Ih lama amat ni orang. Katanya jam empat kok jam lima baru dateng?"
"Macet neng, maap"
"Ya. Emang mau keman sih?"
"Kepo, udah ikut aja"-
-
-Hay, maaf baru update
Kira - kira mereka mau kemana ya?
Penasaran?
Tunggu lanjutannya yaTerimakasih sudah membaca 👀
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive
Teen Fictionketika aku mendapati separuh hatiku kosong, menunggu sesuatu yang tak pasti hingga mulai membenci. Tersadar dan pada akhirnya memaafkan, namun aku masih saja menunggu meski ku tau kau takkan pernah kembali. Aku lelah bolehkah aku melepasmu? Dan bia...