Berulang kali kau buat aku kecewa, berulang kali kau tipu diriku dengan permainan bodohmu tapi aku masih bertahan dan aku masih saja mempercayai mu. Menyedihkan bukan. Aku berjuang mati - matian kala ibu memberi isyarat menentang hubunganku dan Putra, berulang kali ku buktikan bahwa aku ingin terus bersamanya.
Hidup di bawah tekanan bukanlah hal yang mudah, di setiap hariku aku selalu di hadapkan dua pilihan. Meninggalkan atau terus bersama, tentu dengan luka baru yang tlah menanti.
Kala logika bertentangan dengan perasaan sempat terbesit pikiran ingin mengakhiri namun saat itu hatiku menepisnya ia ingin bersaman Putra.
Kucoba untuk bicara pada Putra, bertukar pikitan dan mencari jalan terbaik tanpa harus saling melukai. Sulit, sangat sulit untukku menahan amarah. Tapi Putra dengan mudahnya melontarkan kata - kata kasar nan menusuk rasa. Tak apa aku memahaminya aku mengerti sebenarnya ia juga takut kehilangan, tapi apa daya aku terlalu lemah dalam situasi ini hingga air mata menetes tanpa aku sadari.
Hingga tiba dipengujung, aku terus memikirkanmu menimbang - nimbang rasa dan logika. Ternyata hatiku lebih kuat. Tapi berakhir adalah pilihan yang tepat, aku menangis semalaman sebenarnya ku tak sanggup untuk meninggalkan.
Matahari perlahan menampakkan diri mengusir dinginnya malam dan menghapus embun di dedaunan . Tlah kubulatkan tekat untuk mengakhiri semua ini. Cinta bukan cinta jika ia hanya menyakiti.
Kupilih kata perkata supaya tak menyakiti hatinya. Tapi tetap saja perpisahan itu meninggalkan luka. Ia marah dan pergi meninggalkan kalimat kasar yang takkan pernah bisa untuk ku lupakan.
.
.
.
.
Met malem gaes,
maaf ni baru upload hehehe .
Kira - kira masih ada yang mau baca gak ya
Buat yang masih setia ngikutin cerita ini makasih banyak.
Maaf kalo banyak typo bertebaran macem bintang dilangit
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive
Teen Fictionketika aku mendapati separuh hatiku kosong, menunggu sesuatu yang tak pasti hingga mulai membenci. Tersadar dan pada akhirnya memaafkan, namun aku masih saja menunggu meski ku tau kau takkan pernah kembali. Aku lelah bolehkah aku melepasmu? Dan bia...