Ku tenggelamkan diriku dalam air, berusaha menyentuh dasar. Duduk meringkuk memegang kedua kaki hingga lutut bertemu dagu. Kupejamkan mata memekakan indra dan ingatan pada setiap detail yang hampir tak dapat ku ingat lagi.
Merasakan setiap helai rambut yang bergerak mengikuti irama air. Tenang. Tak ku dengar kebisingan, entah barapa lama ku berada di posisi ini hingga udara mulai menipis. Melepas tangan yang sedari tadi melingkar mengikat kaki, kemudian menghentakannya dan mendorongku kepermukaan.
"Huuuh.." ku ambil udara sebanyak mungkin dan berenang ke tepi. Ku raih HP "eits udah jam 4."
⏰⏰⏰
Dia menghilang begitu saja, semakin lama aku semakin ragu pada janjinya. Haruskah menunggu tanpa kepastian, hati ini terasa sesak kala mengingat hubunganku di tentang orang tua. "Aaaaaa" terikanku di balik bantal. Atau aku yang terlalu berlebihan ya? Batinku dalam hati.
Hay
Terimakasih sudah membaca
Jangan lupa vommentnya ☆
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive
Teen Fictionketika aku mendapati separuh hatiku kosong, menunggu sesuatu yang tak pasti hingga mulai membenci. Tersadar dan pada akhirnya memaafkan, namun aku masih saja menunggu meski ku tau kau takkan pernah kembali. Aku lelah bolehkah aku melepasmu? Dan bia...