a silent voice

40 8 0
                                    

   Teeet teett...
"Yah, dah ganti jam. Matematika pula."
"Mang kenapa kalo mat?"
"Gurunya galak, prku juga belum selesai."
"Mati lu, siap - siap di pukul sulak." Gurau ku sambil memukul pelan bahunnya.
"Dih gimanani. Tiga jam lagi matnya."
"Hahaha"

   Pelajaran dimulai....

"Kumpulkan prnya." Pinta bu susi dengan ketus.
"Gimana ni nay?!"
"Haha tak tau." Jawabku sambil mencari buku bersampul merah, sudah beberapa kali ku bolak balik buku ditas dan ..
"TIDAK! Buku ku ketinggalan."
"Yeeeee dihukum bareng - bareng." Kata Rena sambil mengepalkan tangannya. Karma berlaku batinku dalam hati.

😷😷😷

   Hari ini cukup buruk bagiku, karena memikirkan hal yang tidak - tidak membuat hariku makin kacau.
"

Nay, mau ke kantin gak?"
"Maulah, ni perut dah keroncongan."

   Deg, berpapasan dengan Putra. Aku berusaha mengalihkan pandanganku, membuang titik fokus sejauh mungkin tapi tak berhasil. Pandanganku jatuh pada matanya, terlihat kosong tak seperti dulu. Ingin ku menyapanya namun untuk mengucapkannya aku tak sanggup. Maka kusapa dia dalam hati.

  Teet teett ..
"Eits dah... belum aja sampe udah bel."
"Duh duh."
"Gapa-pa kali ya."
"Serah dah aku ngikut."

"Seger...."
"Buruan di habisin Ren."
"Iya iya."

   Aku dan Rena berjalan pulang ke kelas. Sesampainya disana......
"Tukan belum ada gurunya."
"Heem Ren."

   Tiba - tiba wali kelas datang, dan mengumumkan besok tidak ada kegiatan belajar mengajar hanya kegiatan lomba yang dia adakan sekolah untuk memperingati hari anniversary.
"Pakai seragam or."
Spontan saja kelas menjadi gaduh, terutama Rena suaranya melengkin menusuk telinga.

🐉🐉🐉

Next day..

  Aku berangkat ke sekolah dengan hati senang, tas ga berat, sangu gak berkurang, boleh bawa HP pula.

   Berbagai macam lomba dimulai, masing -  masing kelas menampilkan yang terbaik untuk menjadi pemenang. Lain dengan kelasku, isinya cuma santai, main HP. Tapi saat pertandingan dimulai banyak yang berpartisipasi, entah itu hanya duduk di pinggiran sembari terak - teriak gak karuan.

   Di acara lomba yang terakhir aku bersama yang lain duduk di kursi pinggir lapangan, awalnya aku tak menadari jika Putra juga duduk di situ karena sibuk memperhatikan lomba tiba - tiba saja Irma  melintas di depanku lalu duduk tepat di samping Putra.

  Percakapan yang tak mengenakan ku dengar dari sebelah kananku.
"Nay yang sabar ya." Kata Rena
"Paan sih." Jawabku dengan nada datar.

Hatiku terasa sakit, entah mengapa itu terjadi padahal sebelumnya tlah ku katakan pada hatiku aku sudah Move on.

Ini janjimu? Mudah sekali kamu mengingkarinya. Udah buat sendiri, ngingkarin sendiri. Sama temen sendiri, tapi gakpa-pa aku ikhlas, aku seneng lihat kamu bahagia meski bukan aku yang jadi alasannya.

   Aku hanya bisa mengucap semua itu dalam hatiku, meskipun aku berteriak sekeras apapun kamu tak akan pernah mendengarnya.

Buat yang pernah dikasih janji palsu jangan lupa vommen ✌✌

 


  

  

  

  
  

 

Forgive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang