Pada sekian banyak penghianatan yang telah ku lalui, berbulan - bulan menahan rindu di dada menahan desiran ombak penghianatan. Memang aku dan Putra hanya sekedar mantan, wajar jika dia memilih pergi ke lain hati. Hari - hari kulalui ditemani sepi. Aroma luka menyebar dengan padam, kenangan terus saja menyeruat menusuk kalbu membuatku mati dalam hidup. Aku mulai belajar mengikhlaskan, melapangkan dada, mempersiapkan kekuatan terbesarku jika suatu saat aku melihanya dengan seseorang yang baru - irma- .
Sore itu, aku mengambil kotak kayu berdebu, berwarna coklat semu dengan rayap sebagai para tamu. Dengan sabar aku membersihkannya hingga terlihat lebih baik, meski tak sesempurna seperti baru.
Ku ambil tumpukan surat yang pernah Putra berikan padaku kemudian ku letakan di dalamnya. Tak lupa dengan gelang pemberiannya yang selalu ku jaga disetiap waktu. Putih bersih tanpa noda sedikitpun dengan tulisan scania berwarna biru tua ditengahnya. Semua tentang Putra ku kumpulkan jadi satu kemudian ku tutup dengan rapat.
Sangat sulit melepas seseorang yang tak sepenuhnya kita lupakan.
...
Suatu hari, saat lelah itu semakin menjadi - jadi. Seseorang datang, mengangkat sayap yang sudah lama lupa caranya terbang.
Dia baik dan menawan, senyumnya begitu manis dengan lesung pipi di ujung guratannya.
Mengangkatku kembali, mengajari aku banyak hal, menyentuh hati yang beku. Aku mulai menyukainya. Hari - hari kelabu tak lagi kurasa semua tergantikan oleh senyumnya yang terus meraja, namanya menggebu dalam jiwa. Lindu itu namanya.
"Aku ingin berasamamu hanya dalam dua waktu."
"Sekarang dan selamanya."
"Loh,,, kok tau to."
"Dah pernah digituin."
"Tapi ujungnya di tinggalin :p ."
"Hmm."
Percakapan singkat yang terlihat tak bermutu itu terus saja terjadi. Jujur aku menyukainya.
Lindu pov
"Aku suka nih ma cewe."
"Cie adik kakak dah besar nih dah mulai tau cinta - cintaan."
"Hehehehe. Kan kakak yang ngajarin."
"Pfft boong."
"Iya kok." Jawabnya sedikit ngotot padahal itu hanya bentuk pembelaan dirinya.
"Jangan makan cinta turus inget sama nasi jaga kesehatan."
"Iya iya iya iya iya."
Lina menjitak pelan kepala adiknya seraya berkata
"Iya iya aja terus." Lalu beranjak pergi menuju ke kamarnya.
Author pov
Waktu berjalan terlalu cepat, tak terasa malam sudah menggantikan sore.
Lina pov
"Hayo kok belum tidur, tidur sana lo dek dah malem."
"Iya kakakku yang bawel."
Duh duh tu anak kalok pas ginian aja jadi lupa waktu. Emang semua cowo kalo lagi jatuh cinta tu gitu ya. Wkwkwkwk , hmm kalok Adi gimana ya.
Author pov
Lina berkutat dengan pertanyaan yang menguasai imajinasinya.
Lindu pov
"Loh loh loh kok jadi ngelamun, mikirin mas adi ya."
"Sok tau nih adik kakak. Tidur sana."
"Iya"
Aku merebahkan diriku, menatap langit - langit kamar selama beberapa saat kemudian tertidur.
⏰⏰⏰
Kringg! Alarm berbunyi dengan jahat hingga menusuk ke gendang telingaku.
"Ih.. iya iya ini dah bangun."
Aku merahih alarm dan mematikannya dengan sedikit kasar. Berjalan ke kamar mandi dengan sedikit mengantuk.
Diar...
"Duh ni pintu ngapain di sini sih."
"Eh bocah kalo jalan matanya di bukak."
"Gak bisa nih." Ledekku sambil memejamkan mata.
"His gitu beneran tau rasa."
"Eh jangan dong. Ni dah ni."
"Hmmm. Buruan mandi."
"Ya."
Belum pernah aku berangkat sekolah sepagi ini, ah gara - gara kak Lina ada rapat osis jadi kepagian deh.
"Tumben datengnya pagi bener. Kesambet apa semalem."
Itu suara yang tak asing bagiku yang membuatku mudah mengenalinya
"Kesambet cintamu."
"Kok diem? Di jawab dong."
"Hmm gila tu anak tumben dateng pagi."
"Ngomong apaan."
"Eh gaj kok."
"Untung aku sukak ma kamu kalok nggak, uhh dah tak gigit."
"Yah jadi nyamuk dong. Hahahaha"
Aku menyukainya saat ia seperti itu, apa lagi saat wajahnya memerah.
Naya pov
Gila tu anak, apaan coba pakek ngomong kayak gitu.
Hari - hari yang kulalui bersamanya terasa singkat dan aku benar - benar menyukainya. Aku jatuh padanya, pada jiwanya.
Kamus kata - kata
Scania = produsen otomotif asal swedia yang memproduksi truk dan bis
.
.
Buat bis mania pasti tau lah heheheheHalo readers gimana kabarnya, dah lama nih gak nulis cerita.
Buat yang udah nge votte
makasih 🐳🐳🐳
KAMU SEDANG MEMBACA
Forgive
Ficção Adolescenteketika aku mendapati separuh hatiku kosong, menunggu sesuatu yang tak pasti hingga mulai membenci. Tersadar dan pada akhirnya memaafkan, namun aku masih saja menunggu meski ku tau kau takkan pernah kembali. Aku lelah bolehkah aku melepasmu? Dan bia...