9. Memori

1.5K 240 41
                                    

lima belas tahun yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...lima belas tahun yang lalu...

PRAAANGG!

Terdengar suara bantingan barang pecah belah dari ruang makan. Saat itu, aku baru selesai membantu nenekku memandikan dan memakaikan baju pada adik balitaku, Jihan, yang masih berusia 1 setengah tahun. Aku pun beranjak keluar kamar dan berjalan menuju ruang makan. Meskipun nenek sudah mencegah, aku masih bersikukuh ingin tahu apa yang terjadi. Akhirnya, aku pun berdiri dibalik tirai pembatas ruang makan dan ruang tengah.

"APA MAUMU SEKARANG?!" seru Ayah.

"CERAIKAN AKU!" pekik Ibu.

'Cerai? Apa itu?' batinku bermonolog karena aku yang masih berusia 7 tahun, tak tahu arti dari kata yang keluar dari bibir ibuku.

"BAIK! Jika itu maumu! Tapi ketika hak asuh anak jatuh padamu, ijinkan a-"

"Kau asuh saja mereka. Mereka hanya akan menyusahkan hidupku! Aku pergi." kata Ibu sambil menatap Ayah lalu pergi ke arah pintu.

'Ibu.... mau kemana?'

Aku masih tak berani membuka tirai pembatas dan masih berdiam menyaksikan kedua orang tuaku yang saling berteriak, entah untuk apa.

"Apa??! Julia.. kau ibu mereka. Mereka masih kecil. Mereka masih sangat membutuhkanmu. Terlebih Jihan. Ia masih membutuhkan asupan darimu." ujar Ayah.

Aku melihat Ibu tersenyum dan menghentikan langkahnya. Kurasa Ibu tidak jadi pergi.

"Hah! Kau ini benar-benar.. Aku sudah muak denganmu. Aku juga sudah muak dengan anak-anakmu! Kau membuat hidupku berantakan! Urus sendiri anak-anakmu, Kim Jaeyeon!" begitu teriak Ibu.

"Julia... Kau sungguh telah gelap mata karena lelaki itu?! Ibu macam apa kau ini, hah?!"

Aku melihat Ibu tertawa, tapi aku tak melihat sesuatu yang lucu. Mungkinkah Ibu sedang digelitiki Belang? Tapi aku tak melihat Belang di kaki Eomma.

"Ibu? Aku bahkan terpaksa menjadi seorang ibu karenamu. Kau lupa tentang itu?"

"Julia.."

"Jika bukan karena aku mengandung Jessica terlebih dulu, aku takkan sudi menikah denganmu! Kau tahu itu?!" Ibu memekik begitu kencang dan tinggi.

"IBUU?!!!" pekikku saat itu, yang entah kenapa ingin memanggil Ibu.

Tok Tok!

Tok Tok!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Marriage Phobia | 𝕱𝖎𝖓 ﹝✔﹞On RevisingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang