06

48 15 0
                                    

Cafe, dimana sekarang Shalsa dan Rafael sedang singgah menikmati hidangan yang telah tersaji dari tadi. Suasana diantara mereka menjadi canggung hanya lantunan musik yang mencairkan suasana. Hingga Shalsa mulai jengah dan memecahkan keheningan.

"Eng... Raf" lirih Shalsa sembari memotong daging.

Rafael mendongak mendengar namanya di sebut "Iya"

"Apa hubungan lo sama Tika?" Shalsa bingung harus menanyakan apa. Entah kenapa Shalsa malah menanyakan hal yang tak terduga membuat Rafael menyerengit.

"Teman" jawab Rafael dingin.

Shalsa hanya membulatkan mulutnya. Keadaan mulai kembali hening Shalsa pun merasa sedikit canggung. Di sisi lain pula Rafael memperhatikan Shalsa yang sedikit risih.

Tiba tiba saja Rafael mengingat sesuatu kejadian yang tadi siang. Rafael hanya meminta menemani makan dan itu benar. Hanya menemani.

Shalsa hanya menemani Rafael makan, dalam keheningan pula ia menyantap makanan milik mereka masing-masing. Rafael mulai merasa bersalah seharusnya ia tidak menyikapi Shalsa seperti ini, toh tadi ia yang meminta untuk menemani makan.

Sebenarnya juga Rafael tidak menginginkan pertemuan ini. Rafael mulai mengumpulkan keberaniannya untuk memulai percakapan.

"Eng... Shal" tegur Rafael.

Shalsa mendongak " apa?"

"Lo punya pacar?"

Apa? Apa tadi yang di kata kan Rafael?

Shalsa sempat mencari cari jawaban. Tapi Shalsa rasa ia tak mampu bersuara entah mengapa nyali Shalsa menciut. Shalsa menggeleng pelan.

"Kenapa?" Rafael kini kembali mempertanyakan mengapa Shalsa hingga kini tidak memiliki pacar.

Bisa ngga tanya nya yang lain? Dari tadi siang sampe sekarang pertanyaan lo itu terus menyangkut tentang cowo.

"Itu hak gue, dan lo engga perlu tau!" sembari menusuk menusuk steak menggunakan pisau. Rafael di buat ngeri dengan kelakuan Shalsa.

"Oke topik pembahasan nya gue ganti. Apa yang lo suka?" Rafael kehabisan ide.

Alis Shalsa naik. "Yang berbau manis manis"

"Kaya gue ya?" Sahut Rafael polos.

Nyesel gue dengernya_-

"Gue rasa lo salah makan" sembari menunjuk Rafael dengan pisau.

Rafael menegakkan tubuhnya ke punggung kursi agar menjauh dari serangan pisau yang sedang Shalsa mainkan.

"Iya deh gue ngga akan nanya kaya gitu lagi" cicit Rafael seperti anak anjing.

Shalsa tertawa sangat kencang membuat beberapa pengunjung menoleh ke meja mereka.

"Shal, berisik. Lo kenapa sih? Kesurupan masal?" Tanya Rafael ngeri.

"Engga. Komok lo itu lucu kaya anjing abis di omelin sama majikan." Shalsa terus saja tertawa membuat Rafael malu.

"Terserah." sembari menopang kedua tangannya di dada.

Shalsa berhenti tertawa melihat mimik wajah Rafael yang kini berubah menjadi masam. "Sorry sorry, kalo ketawa gue kenceng banget. Lagian lo kocak sih" seraya menghapus sisa air mata akibat tertawa.

Mendengar ucapan seseorang yang tengah mengobrol di belakang Shalsa-- membuat dirinya menoleh.

"Makasih ya sayang hadiahnya, aku suka" ujar si gadis yang tengah memeluk bouquet bunga mawar.

Rafael pun sadar apa yang sekarang tengah mengalihkan konsentrasi Shalsa. Sepasang kekasih sedang merayakan satu tahun mereka resmi jadian dan si pria itu memberikan bouquet bunga dan sebuah boneka teddy bear berwarna krem.

"Eh, jomblo tuh ngga bagus ngeliatin yang kaya gitu. Bikin sakit mata!" Ujar Rafael tiba tiba.

Shalsa yang sadar bahwa Rafael baru saja menyindir nya secara tidak langsung. "Siapa juga yang ngeliatin mereka? Orang gue ngeliatin bouquet bunga mawarnya." Elak Shalsa.

"Udah tercyduk engga mau ngaku lagi." Cicit Rafael sembari memutar bola mata.

Shalsa dengar dengan jelas bahwa Rafael terus saja menyudutkan Shalsa.

Shalsa jadi ingat bahwa besok adalah ulang tahun mamanya, dan ia belum sempat memikirkan kado apa yang akan di berikan kepada mamanya.

Shalsa rasa sebuah bouquet bunga matahari pantas diberikan kepadanya, terlebih lagi mama suka bunga matahari. Shalsa berencana besok akan ke toko bunga untuk membelikan mama nya bunga.

------------------------------------------------
Kita bertemu di hari senin,- sungguh menyebalkan. Dimana di pelajaran pertama di suguhkan oleh mata pelajaran Mtk dan di akhiri oleh suguhan kimia. Lengkap sudah😰.

Apa kalian tau, apa persamaan hari senin dan Pho? Sama sama ngga ada yang suka.

ShalsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang