Hari menjelang gelap, kami baru sampai dibandung suasana dingin kami temui lagi setelah seharian berpanas panasan di jakarta. Kath berjalan begitu lemas karena katanya rasa ngantuk itu masih melandanya"Cepat basuh wajahmu dengan air panas! Jika ada orang yang menabrakmu, kau pasti tidak akan tahu kalau matamu tertutup seperti itu!" ledekku, dan ledekan itu sepertinya berhasil membuanya bangkit
"Makan yu! Aku lapar," sahutnya
Ternyata selain rasa ngantuk, wanita itu juga diganggu dengan rasa lapar. Karena tidak ingin dia tersiksa akhirnya aku mengajaknya kesebuah rumah makan
"Naiklah ketubuhku, jika kau benar benar mengantuk! Aku bisa menggendongmu sampai depan sana," tawarku
Aku mengenal tatapan itu, dia mengerutkan kelopak matanya dan menipiskan bibirnya "Itu tawaran yang menarik! Kau tahan, karena aku sedikit berat," bisiknya, tanpa diberitahu akupun sudah mengetahuinya karena tubuhnya sudah berada di tubuhku
"Jika aku lelah, kau harus gantian menggendongku,"
"Plakkk," wanita itu memang benar benar ganas, aku hanya bercanda namun sebuah pukulan mendarat dikepalaku
"Uy tenanglah, aku hanya bercanda. Dan sekarang cepat turun kita sudah sampai,"
Rumah makan sunda, jelas sekali rumah makan itu adalah khas kota bandung. Karena perut sudah mendemo akhirnya kami memesan apapun yang masih tersisa,
Makanan sampai, begitu lahapnya Kathryn makan bahkan dia tidak malu sedikitpun dihadapanku
"Ini sangat enak, di philifina aku tidak akan menemui yang seperti ini," mulutnya penuh dengan makanan namun dia terus bicara, membuatku kesal
"Diamlah dulu, dan habiskan makanan itu." ucapku lembut
Anggukan dari kepalanya membuatku puas, dan kali ini dia melanjutkan makannya tanpa bicara, setelah menu utama habis dia hanya bersandar dibahu kursi sambil memainkan ponselnya
"Kath?" panggilku
Dia hanya menjawabnya dengan lirikan mata, wajahnya merah seperti ini menangis"Ada apa denganmu?" tanyaku,
Dia tidak menjawab, melainkan malah semakin serius memainkan ponselnya
"Jadi ini Jhon?" ucapnya pelan namun aku bisa mendengarnya dengan jelas, mengingat nama Itu aku jadi teringat dengan jurnal milik Kath
"Daniel, aku harus ke toilet. Tunggu aku," ucapnya, dia pergi begitu saja dan sepertinya Kathryn menangis
"Apa dia menangis karena Jhon?" benakku, karena aku tidak mau melihatnya sedih akhirnya aku menyusulnya dan menunggunya didepan toilet
......"Ikut aku!" pekikku, setelah dia keluar aku menariknya begitu saja membawanya kekursi taman
"Daniel, ada apa?" tanyanya
"Duduk, dan katakan padaku. Ada apa denganmu? Kenapa kau menangis?" tanyaku serius, mungkin pertanyaan ini berlebihan namun aku tidak memperdulikannya
"Kukira kau tidak tahu kalau aku menangis," elaknya
"Apa aku bodoh? Jelas sekali disaat kau memainkan ponselmu. Wajahmu tiba tiba saja berubah,"Kathryn menatapku dengan tatapan sayunya, sepertinya Kathryn membutuhkan teman untuk bercerita..
"Daniel, apa yang akan kau lakukan jika orang yang kau cintai meninggalkanmu begitu saja?" tanya serius
"Aku tidak mau kalah, karena aku akan memperjuangkan cinta itu kembali," jawabku
"Walau dia pergi bersama orang lain? Apa kau akan tetap berjuang?" tanyanya lagi
"Orang yang kucintai tidak pergi bersama orang lain, karena dia pergi untuk menemui sang pencipta,"
Kath terlihat sangat terkejut, dia menjadi semakin penasaran dan malah mengintrogasiku
"Apa gadis itu Sheella? Wanita yang tak sengaja sering kau sebut namanya?" tanya Kath,
Aku hanya diam tanpa menjawab, lalu pergi berjalan begitu saja..
To be continued.
Maaf kalo banyak typo