3. Permainan Dimulai

24 2 1
                                    

Krittt

Bunyi daun pintu bergeser membuat sebagian besar orang yang berada di ruangan tersebut mengalihkan pandangannya ke asal suara. Namun secepat ia berbalik, secepat itu pula ia kembali fokus kepekerjaan awalnya.

Suara langkah kaki terdengar menjauhi pintu, berjalan lurus dengan langkah santai. Menghampiri sebuah pintu lainnya yang berwarna putih. Dengan perlahan sebuah tangan memutar knop pintu tersebut, dapat dilihat dari sela pintu seorang perempuan duduk sembari memegang sekaleng kopi.

Kring, kring, kring....
Suara jam weker berdenting. Perempuan tersebut mengalihkan pandangannya ke sosok yang sedang berdiri di ambang pintu.

"Ne, ne Kazegawa Shikyo-san. Hari ini kamu tepat waktu. Bagus, bagus... silahkan duduk" ucap perempuan itu sembari menunjuk kursi dihadapannya dengan sebuah tatapan.

Paham akan hal itu, sosok bernama Shikyo melangkah dan kemudian duduk di kursi yang telah ditunjuk.

"Baiklah, Kazegawa-san. Silahkan lanjutkan ceritamu." Pinta perempuan berkacamata.

Namun bukannya bercerita, gadis bernama Shikyo malah menyodorkan secarik kertas ke hadapan sang perempuan berkacamata.

"Daripada mendengarkan ceritaku, akan lebih baik jika kamu pergi ketempat ini" papar Shikyo.

Sambil mengerutkan alis sang perempuan menatap sang gadis dengan tatapan seperti bertanya apa maksud dari kertas itu. Namun bukannya menjelaskan, sang gadis bernama Shikyo itu berdiri lalu berjalan membuka pintu berwarna putih. Kepalanya bergerak bagai mengajak sang perempuan bermata empat itu untuk melangkah keluar.

"Cepat sebelum pembunuhnya kabur, Sakamoto-san" ucap Shikyo dingin.

Mendengar hal itu, sang perempuan akhirnya paham. Ia pun melangkah atau mungkin berlari. Mengontak para anggota penyelidik dan petugas lainnya untuk segera ke alamat yang tertera pada kertas tadi.

Sambil menarik pergelangan tangan sang gadis, perempuan bernama Sakamoto itu berlari menuju parkiran. Kehebohan tentu adalah hal yang tidak dapat dihindari pada situasi seperti sekarang ini.

Sesampainya di parkiran, perempuan berkacamata itu kemudian masuk kedalam mobil berwarna silver. Dengan sang gadis yang duduk manis di jok belakang, sang perempuan melaju dengan cepat.

Dari cermin, perempuan bernama Sakamoto itu melirik kearah sang gadis. Masih ada rasa keraguan dalam hatinya, namun mengingat kejadian ini pernah sekali terjadi pada masa lalu. Dan saat itu tak ada yang mempercayainya, akhirnya lima orang anak menjadi korbannya.

Saat ini ia meyakinkan dirinya, bahwa kali ini tak akan ada lagi korban yang jatuh. Pembunuh berantai yang hilang sejak 5 tahun yang lalu. Kini kembali beraksi.

Sepanjang perjalanan hanya suara sirine yang memecahkan ketegangan diantara keduanya. Tak ada satu kata pun yang meluncur keluar dari bibir kedua manusia berjenis kelamin perempuan itu.

Citttttt

Decitan ban bergesekan dengan aspal jalan menandai bahwa mereka telah sampai ketempat tujuan. Dengan segera para petugas keluar dan mengepung bangunan bertingkat dihadapan mereka.

Petugas lainnya bergerak masuk kedalam bangunan tersebut. Menaiki setiap tangga, membuka setiap pintu, dan mencari disetiap ruangan.

Sakamoto Mia diikuti oleh Shikyo berjalan memasuki rumah susun di hadapan mereka. Melangkah menaiki tangga dan menuju ke lantai tiga. Mereka memeriksa ruangan demi ruangan dilantai tersebut, hingga di sebuah kamar dengan pintu yang sedikit rusak.

Perempuan bernama Sakamoto Mia melangkah masuk diiringi dengan derap langkah berat dari beberapa petugas di belakangnya.

Saat daun pintu berwarna cokelat itu di bukanya, seketika pemandangan yang ada di dalam membuat mereka diam terperangah.

Fair?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang