Brukkkk
"PERCAYA? MENJAMIN?? LIHAT APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN DENGAN KEPERCAYAAN YANG TIDAK MENDASARMU ITU!!" Teriak seorang pemuda berumur sekitar 15 tahun ke pada seorang perempuan yang jauh lebih tua darinya.
Pemandangan yang cukup aneh memang. Namun itulah yang kini sedang terjadi di ruangan yang biasa digunakan untuk mengintrogasi pelaku kejahatan.
"KARENA KEPERCAYAAN KONYOLMU ITU, SEORANG PRIA KEMBALI TERBUNUH." Pekik pemuda itu.
"HAHAHA, 2 HARI LAGI AKAN ADA PEMBUNUHAN DI SMA ASHINAKA? LELUCON MACAM APA ITU?? TARIK KEMBALI SELURUH PASUKANMU, DAN ARAHKAN MEREKA MENGAMANKAN TKP!!!" Lanjut pemuda tersebut dengan nada yang masih menggebu-gebu. Sedang perempuan berkacamata itu hanya dapat terdiam meratapi kebodohannya.
Flashback On
Sudah sedari tadi seorang pemuda bersurai putih keperakan melangkah mengelilingi bangunan megah bernama SMA Ashinaka. Mencoba mencari keganjalan sekecil apapun itu.
"Cih, merepotkan saja." Gerutunya di sela sela langkah kaki yang kini kian menjauh dari sebuah ruangan bertuliskan Perpustakaan.
"Ada yang ingin aku tanyakan." Ucapnya kepada seseorang melalui benda persegi panjang berwarna hitam digenggamannya.
"Ada apa Aoba?" Jawab orang diseberang sana.
"Ini mengenai pernyataanmu sebelumnya. Kenapa si Kazegawa itu bisa tahu kalau akan ada pembunuhan?" Tanya Aoba.
"Mengenai hal itu aku juga tidak tahu. Tapi saat itu dan 5 tahun lalu dia menunjukkan sebuah kertas yang berisi tempat dan waktu pembunuhan akan terjadi."
"Apa kamu sudah menanyakan atau mengecek kertas itu?"
"Sudah, dan anehnya tidak ada sidik jari selain sidik jari Kazegawa-san. Tapi gak mungkinkan kazegawa-san pelakunya."
"Kenapa kamu bisa yakin kalau kazegawa itu bukan pembunuhnya"
"Karena kemarin selain memberikan informasi mengenai pembunuhan selanjutnya, dia juga memberikan setumpuk berkas mengenai laki-laki yang menjadi korban pembunuhan pertama, selain itu dia bersamaku sepanjang waktu itu"
"Ha?! Maksudmu?"
"Kau tahu kasus pembunuhan 5 tahun lalu? Kasus terkait 5 orang anak menjadi korban. Kau tahukan Kazegawa-san dulu sudah memberikan peringatan? Namun tidak ada yang menganggapnya serius. Karena saat itu, kami semua menganggap itu hanya ocehan dari seorang anak kecil yang mengalami tekanan batin. Pembunuh pada kasus itu belum di tangkap bukan? Dan dugaan kita dahulu, pembunuhnya adalah pembunuh berantai dengan kode huruf L silang."
"Lalu? Langsung ke intinya saja.!!"
"Pembunuh berantai itu, korban pembunuhan pertama di bulan ini!! Laki-laki pegawai itu!! Korban yang ditemukan di belakang gedung tak berpenghuni itu!!"
"He?? Tapi bukannya dia juga mendapat tanda huruf L silang itu?"
"Menurut otopsi tanda itu sudah ada sejak lama. Darah di huruf itu hanya luka dari kepalanya yang retak"
Diam, pemuda itu terdiam. Otaknya kini sedang bekerja ekstra memproses informasi yang baru ia terima sesaat yang lalu. Lengannya kini terkulai lemas disamping tubuhnya. Ia kemudian melangkah pergi dengan ekspresi datar.
"Ho..i...!! A...o..ba...!!!" Teriak seseorang dari arah belakang pemuda pemilik surai putih keperakan itu.
Hos.. hos... hos...
"Kamu, huh dari mana saja?" Tanya seorang pemuda sambil merangkul pundak Aoba.
"Si berisik Akane mencarimu dari tadi. Kau tahu kupingku sudah panas mendengar seluruh ocehannya" lanjut pemuda itu.