Apa kabar aku?
Sudahlah, kali ini aku akan diam. Aku akan berhenti berpura-pura tak peduli padamu. Aku akan paksakan untuk tidak lagi mencuri pandang sesekali saat berdekatan dengan mu.
Perihal aku? Atau hatiku? Biarlah. Aku sendiri yang membuat luka, lalu aku sendiri yang berpura-pura membuat luka itu seakan telah sembuh. Nyatanya aku hanya menguras energi sendiri, aku hanya menyita waktu ku. Bahkan sesekali menganiaya diriku sendiri.
Tentang aku yang pandai membuat hati berbunga seakan hari ku diwarnai kisah bersama mu'lagi. Tentang bagaimana aku berhenti menangis seakan perhatian mu membuat tenang seperti dulu'lagi. Dan Tentang kebohongan ku kepada hati bahwa kamu akan pulang pada waktunya.
Sungguh, jika mencintai mu adalah pilihan aku akan memilih untuk tidak lebih mengenal mu. Mencintai mu diluar kendali ku, bahkan memiliki mu seperti dulu sangat diluar rencana ku. Lalu perihal kehilangan mu? Dan lagi itu bukan keinginan ku.
Jangan tanya bagaimana aku bisa bertahan sejauh ini tanpa kepastian,Jangan tanya bagaimana aku masih menyayangi mu meskipun sendirian, dan jangan tanya mengapa aku begitu yakin kamu akan kembali.
Jika berjuang itu melelahkan, lalu bagaimana dengan aku yang bertahan tanpa kepastian?
Jika menyayangi itu perlu kesabaran, lalu bagaimana aku yang selalu Setia namun tak jadi pilihan?
Jika menunggu itu membosankan, lalu bagaimana dengan aku yang yakin akan kemustahilan kamu yang akan kembali?Aku paham, ini melelahkan. Aku paham ini menyakitkan, dan aku paham ini keegoisan.
Jika memendam sesakit ini, lalu apa dengan mengungkapkan kamu akan kembali?
Sayangnya aku masih tahu diri, aku masih pada tempatnya.
Kamu kini tak lagi sendiri, kamu kini tak semenderita aku yang terlanjur mengucap kata berhenti.
Dan kamu kini telah sesempurna lebih dari saat ada kata kita, sedangkan aku yang masih tertatih untuk berjalan mencintai setiap serpihan yang telah kamu hancurkan.Perlu kamu perjelas, kesendirian ku kini jangan lagi kau anggap aku masih disini. Kedinginan ku perihal sikap jangan kamu anggap aku masih belum terbiasa akan kelepasan kehangatan mu dulu. Dan jika kini aku lebih menyibukan diri, anggap saja aku sedang mengkualitaskan diri.
Berusaha berhenti dari cerita lama yang belum ku lepaskan. Hingga pagi ku tak lagi tentang kamu.Menikmati hangat Mentari, lalu memesan kopi hitam. Hingga nanti, aku lebih menyukai kopi hitam daripada kamu. Karna dia, tidak pernah dusta soal rasa.
Kopi atau kamu/20:55
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Masa Lalu
PoetryLalu jika rindu mengganggu, namun tak berujung temu. Disini pelampiasan ku mengadu, hingga menjadi candu. Dari seorang penikmat masa lalu.