Hari ini, hitam putih itu berhasil kembali menarik ku.
Rupa manis itu kembali hadir seperkian detik waktu berlalu.
Dan rindu itu hadir tanpa tahu waktu.Biarkan aku memilih kali ini, untuk pergi atau bertahan.
Jika dengan diam membuatku sesak.
Jika diam ini membunuh.
Dan, diam ini membuatku hanya bisa meratap tanpa bisa menatap.Sekali lagi, perasaan ku bukan lagi soal waktu.
Bukan lagi main-main.
Bukan lagi perlintasan.
Dan, bukan hanya sekedar kalimat.Tubuh kecil itu tengah meratap saat seseorang melintas.
Tubuh kecil itu tengah merindu saat seseorang tertawa.
Tubuh kecil itu tak bergerak tak bertepi.
Logika nya sudah mati.
Rasanya sudah mencuri kepingan jiwa yang sudah hancur berbulan bulan lalu.Sekian detik lalu aku berhasil menyembunyikan luka yang menganga.
Namun, tak bertahan lebih dari satu menit.Aku lemah, tak lagi dapat berjalan terarah.
Tak perlu kiasan apapun lagi dalam diksi ku.
Tak butuh kata berkonotasi tinggi lagi untuk menjelaskan diksi ku.
Tak perlu seperkian Indah untaian kalimat untuk menjelaskan betapa puitisnya nya seorang dibalik diksi ini.
Tak perlu jutaan kisah yang ku hadirkan di diksi ini.
Tak perlu lagi kebohongan publik bagaimana sosok periang menulis diksi ini.Biarkan setiap kalimat nyata menjelaskan betapa mengenaskannya seseorang dibalik diksi ini.
Karna serupa apapun kata berkonotasi, kisah Indah disandingkan, suasana romance dihadirkan, dan kiasan apapun untuk diksi ini.Tetap saja,
Bagiku diksi terindah adalah kamu.Tak perlu sedefinisi kamus besar bahasa Indonesia.
Tak perlu seformal orang berbahasa.
Tak perlu sememikat seseorang perasa.Bagiku,
Rindu
Dan diksi
Tetap kamu.Andai saja ada yang menyerupai.
Andai saja ada yang bisa mengganti.
Ku pastikan tak akan ada lagi diksi,
Tentang kamu.Tak akan ku biarkan siapapun menyerupai
Diksi ku, apalagi kamu.
Sekali pun itu milik kekasih mu.
Tidak akan ada satupun yang mampu menceritakan bagaimana definisi diksi ku tentang kamu.
Tidak ada satupun yang tahu bagaimana sensasi orang lain yang hadir dalam satu waktu,
Dan berhasil membawa kamu pergi.
Biarkan luka itu dibayar dengan besarnya ego yang aku cerita kan pada diksi yang mengenaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Masa Lalu
PoetryLalu jika rindu mengganggu, namun tak berujung temu. Disini pelampiasan ku mengadu, hingga menjadi candu. Dari seorang penikmat masa lalu.