Tuhan tau, pada siapa hamba nya berlabuh.
Bahwa takdir, tidak bisa lagi saya ukir.
Ketika berusaha mencoba hanya membuat saya gagal keberkian kali.
Memiliki ambisi, lalu bereaksi dan hasilnya hanya menyakiti hati.Setelah menetap pada hati yang belum pasti,
Selayaknya saya harus tau bahwa ada yang sudah hilang dari hati.
Akan ada yang dirindukan meski tidak pernah dinanti.
Dan inilah kebiasaan saya, bersenang-senang sambil menyakiti diri.Mulai saat ini,
Saat saya memulai kalimat agar kamu tidak lupa pada siapa kamu harus kembali.
Dan pada saat itu lah,
Perasaan itu mulai luruh dan berjalan sesuai arah.Kamu perlu tahu,
Ada atau tidak nya jawaban mu tidak akan pernah berpengaruh lagi untuk ku.
Saya sudah pernah kecewa setelah percaya,
Sudah pernah ditinggalkan dalam bahaya.
Dan kali ini? Saya sudah sangat terbiasa.Jika saya pandai mengingatkan kamu,
Itu tanda nya ini cara saya, menghabiskan rindu yang mulai habis dikikis waktu.Dan jika pun saya masih peduli,
Itu tanda nya, hati sudah memilih cara untuk mengakhiri.
Meskipun pelan, tapi percayalah ini pasti.Saya tidak mau memaksa hati, menyamakan suaranya dengan logika.
Karna tidak semua rasa, bisa diukur oleh semesta.
Tidak semua jalan, bisa diterima oleh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Masa Lalu
PoetryLalu jika rindu mengganggu, namun tak berujung temu. Disini pelampiasan ku mengadu, hingga menjadi candu. Dari seorang penikmat masa lalu.