16

1K 51 0
                                    

Tadi, senin tepatnya.
16 Juli jatuh pada hari, dimana kita kembali jadi sosok asing.
Keramaian yang ku perhatikan, tetap saja manik mata mu yang menarik perhatian.
Kita berpapasan pada sesekali waktu,
Namun nyatanya, semua menjadi lengkap saat angin lalu mu berhembus tak menyapa.
Aku tahu diri,
Memang tidak ada lagi keseharusan yang harus ku permasalahkan.
Tapi, bisa kah kita lebih baik dari hari ini?

Banyak persepsi yang datang kepada ku,
Mulai dari seorang ibu yang tidak pernah peduli pada persoalan rindu,
Kini ikut mengadu, perihal sikap mu yang mudah berlalu.

Senin tadi,
Tepat 4 hari yang kurasa seperti tahunan menjadi asing bagi mu.
Jarak bukan menjadi masalah saat ini,
Melainkan sikap yang nyatanya jauh lebih membunuh dibanding jarak.
Aku bisa terbiasa pada langkah jauh yang membunuh lewat rindu.
Namun, untuk saat ini aku lelah jika harus kuat ketika jarak kita dekat tetapi seakan semua nya sudah tamat.
Tamat dalam artian,
Dimana tidak ada lagi kisah, dalam bentuk status apapun itu.
Tidak ada kedekatan, meski hanya sebatas teman.
Dan, saya benci itu.
Ketika yang kamu lakukan, tidak pernah saya tahu apa alasan nya.

Bukan kah, saat itu kamu yang meminta agar aku tidak pernah berubah?
Lalu, arah dari mana lagi yang membuat mata mu menatap ku selalu salah?
Sekalipun hingga kini, aku pernah terikat janji yang sama seperti mu dulu.
Tetap saja, dambaan tidak akan sama dengan pujaan.









Ditulis saat rindu, untuk yang sudah berlalu.

Penikmat Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang