Jeritan itu kian hari tak berarti lagi
Rindu yang dalam pun sepertinya sudah habis terkikis waktu
Bahkan setumpuk harapan pun kini hanya tulisan tulisan berdebu
Kali ini diksi ku lagi lagi tentang kamu
Bukan perihal bagaimana aku bertahan
Namun ini adalah penutup diksi yang teramat ku pandang mengenaskan
Bagaimana tiap kata ku rangkai seindah mungkin
Teruntuk sosok yang sudah lupa diri
Bagaimana mungkin aku merangkai untaian diksi indah
Hanya untuk setumpuk sampahMenunggu itu bosan katanya
Menanti itu menyakitkan katanya
Bahkan mengejar itu sangat melelahkan
Lalu aku tertarik pada prinsip mu yang katanya tak ada yang bisa dipaksakan
Boleh kah ku coba?
Bukan aku yang mencoba tapi perihal bagaimana teman ku menarik si tuan Putri mu
Sampai kamu tau bagaimana digores luka perlahan
Bagaimana rasanya dipermainkan
Dan bagaimana rasa nya tergantikan
Cukup hina kah? Jika aku mengulang lagi untuk mencoba prinsip muSerupa apapun kamu dengan aku tetap saja sama
Bagaimana kamu berpaling dengan pergi membawa nama malaikat tak bersayap mu
Bagaimana kamu menghindar dengan kata dibawa pergi oleh ksatria tak berkuda
Jika Cinta tak bisa membuat mu bertahan
Tidak kah ada tanggung jawab yang membuat mu tetap diam disini?
Tuan
Bagaimana aku lupa dan berpaling dengan mudah seperti kamu
Kalau aku adalah seorang perasa
Kalau aku adalah seorang penikmat diksi
Diksi Indah tak seperti sampah membuat ku tau bagaimana cara mengalah
Diksi suci tak seperti janji membuatku paham ada nilai yang tak bisa ku ubah perihal apapun
Bahkan sekali pun kamu menyakiti
Rasa itu tidak akan pernah matiIngatkah?
Perempuan yang kamu sakiti itu adalah seseorang yang mati-matian dibuat bahagia oleh ayahnya
Perempuan yang kamu abaikan dengan mudah adalah seorang dari hasil perjuangan hidup dan mati dari ibu nya.Znn/28
KAMU SEDANG MEMBACA
Penikmat Masa Lalu
PoetryLalu jika rindu mengganggu, namun tak berujung temu. Disini pelampiasan ku mengadu, hingga menjadi candu. Dari seorang penikmat masa lalu.