Fatan terduduk di balkon kamarnya ia menyayikan lagu dari The Chainsmokers - Closer, sambil memainkan gitar kesayangannya.
Hey, I was doing just fine before I met you
I drink too much and that's an issue but I'm OK
Hey, you tell your friends it was nice to meet them
But I hope I never see them again
"Ngapain lo dek?" Baru lirik keempat ia nyayikan, Fatan di kejutkan oleh suara bariton tersebut. Fatan membalik kan badan nya dan mendapati abang nya sedang berdiri sambil bersandar di samping pintu, abang Fatan yang bernama Fajar Bagaskara ini adalah seorang anggota TNI di Indonesia, keluarga Fatan memang tergolong keluarga yang sangat sukses di bidang bekerja nya.
"Eh lo bang, gak ada nih maen gitar aja" Fajar tersenyum menanggapi uacapan adek semata wayang nya, "gimana sekolah nya dek?" Kakak Fatan memang seperti itu ia selalu memanggil Fatan dengan sebutan 'dek' bukan seperti adik kakak pada dasarnya yang saling memanggil nama satu sama lain,
"Seru sih bang, gue tuh langsung punya temen baru disana bahkan sekarang gue sahabatan sama mereka. Tapi ya bang, gue tuh ngeliat satu cewek tapi sikapnya beuh kasar banget kayak cowok?" Fatan menceritakan tentang Vina yang ia temui di sekolah, Fajar terkekeh melihat ekspresi adiknya yang menunjukan kengerian.
"Mungkin dia punya masalah deh dek, masalah keluarga mungkin abang yakin banget cewek kayak gitu dulunya sikapnya baik banget, tapi ya karena masalah itu dia jadi kayak begini. Menurut abang sih"
Fatan menyimak semua perkataan sang kakak dengan seksama, ia tertarik akan cerita kakaknya tentang anak yang mempunyai masalah dan menjadi sosok yang sangat kasar, apalagi dia perempuan.
Masa' dia punya msalah? Pikirnya, akan tetapi ia segera menepis pikiran nya tersebut untuk apa ia harus memikirnya gadis kasar tersebut, Fajar yang melihat adeknya seperti memikirkan sesuatu segera menepuk pelan bahu Fatan "jangan-jangan lo suka sama cewek kasar itu ya?" Dengan spontan Fatan menggeleng kan kepalanya sambil menatap kakaknya yang tengah tertawa meledeknya, Fatan merengut sebal dan memukul pelan lengan sang kakak.
"Udah dek bang, ngaco lo mah!"
"Cieee kasmaran"
"Apa sih bang ah?"
"Cie jatuh cinta"
Fatan menggeram kesal, dan segera mendorong tubuh sang kakak untuk keluar dari kamarnya.
Setelah itu ia segera membaringkan tubuh nya di ranjang king size kesukaan nya, tanpa menunggu lama lagi ia telah terlelap menuju alam mimpi.***********
Sementara di lain rumah, ada seorang gadis yang sedang mendengarkan radio sialan nya. Dia adalan Vina yang di maksut radio sialan nya itu adalah suara bertengkarnya kedua orang tua nya. Selalu saja seperti itu, rumah nya yang sangat besar hanya di penuhi suara bentakan dari papa nya dan tangisan dari mama nya. Ia sangat bosan bila harus mendengar suara tersebut, ia hanya mengharapkan keluarga yang harmonis, romantis, memanjakan dirinya. Bukan malah seperti ini yang selalu membuat dirinya tertekan.
Vina melangkah keluar dari kamar dan menuju ke papa dan mama nya yang sedang adu mulut, tanpa memperdulikan keadaan Vina. "Kalian itu kayak anak kecil tau gak? Bisa gak sih jangan bertengkar tiap hari? Vina capek dengernya, Vina benci denger itu semua? Kalian gak pernah peduliin Vina, yang kalian fikirin itu hanya bertengkar, uang dan uangggggg! Gak ada lagiii! Orang tua kayak kalian masih pantas di panggil orang tua iya hah?" Teriakan Vina menggema di seluruh sudut rumah, tagisnya pecah menatap kedua orang tua nya yang sudah saling adu mulut dengan emosi, dia lelah dengan semua ini. Kapan mereka akan mengerti keadaan Vina? Kapan mereka mau peduli terhadap Vina? Mungking tak pernah dan tak akan pernah.
"Vina" ucap mama Vina dengan bergetar menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipi indahnya, sedangkan papanya hanya menatap acuh kepada Vina ia sama sekali tidak perduli dengan semuanya.
Vina yang berdiri di ujung anak tangga hanya menatap nanar pada kedua orang tua nya sesaat kemudian dia berlari menuju Kamarnya dan menelungkup kan kepala nya di antara bantal, ia menangis dengan kencang ia menumpahkan semua kesedihan nya.
Kapan ia bahagia? Kapan ia bisa merasakan kasih sayang orang tua? Semua kalimat itu selalu berputar mengintari fikiran Vina. Cukup lama ia menangis, akhirnya ia lelah juga dan memilih untuk tertidur menuju alam mimpinya********
Kringgggggg
Suara jam waker milik Vina berbunyi dengan nyaring nya, merasa tidur nya terusik ia mengerjapkan mata nya dan melihat jam nya ternyata masih pukul 05.30 WIB, masih banyak waktu untuk siap-siap kesekolah.
Vina segera mandi dan bersiap-siap menuju sekolah,
Setelah cukup lama akhirnya Vina menuruni anak tangga, dia melihat papa dan mama nya telah rapi dan koper di samping mereka , pasti keluar lagi fikirnya.
Vian hanya melewati mereka tanpa berniat untuk bersalaman ataupun memandang. "Vina kamu gak sarapan dulu?" Ucap mama Vina sambil memakan roti cokelat yang ada di genggaman nya, Vina membalikkan badan nya dan menatap sinis kedua orang tuanya "peduli apa kalian?" Kedua orang tua Vina tersentak mendengar nada biacar Vina, sementara Vina ia sudah tak peduli dan segera menuju untuk ke sekolahnya.Sudah lama ia menunggu angkutan umum yang lewat tapi sampai 30 menit belum ada tanda-tanda juga, Vina sangat kesal bisa-bisa ia akan telat dan menerima hukuman dari guru yang berpiket disekolahnya, "kalau nih 15 menit kagak ada juga, oke gua bakal bolos hari ini!" Ucapnya sambil memandang kanan dan kiri jalanan, akan tetapi beberapa saat kemudian Vina melihat angkot dari arah timur ia terseyum lega dan segera memberhentikan angkutan tersebut.
"Bang angkot bang" seru Vina
" yok naik neng" , Vina mengangguk dan menaiki angkot rersebut dan segera melesat pergi menuju sekolah.Vina mendesah kecewa karena saat ia sampai disekolah gerbang sekolahnya telah di tutup rapat. "Pak buka dong pak please yaa pak" Kata Vina memohon didepan satpam tersebut, akan tetapi satpam tersebut tak peduli dan mengcuhkan Vina. Vina yang melihat sikapnya tak di respon ia menggeram kesal dan segera melempar tas nya ke dalam halaman sekolah Vina pun mengambil ancang" untuk segera menaiki pagar yang menjulang tinggi tersebut. "Eh neng jangan neng duh nanti jatohh" Vina tak memperdulikan teriakan satpam tersebut, ia tetap berusaha agar bisa menembus pagar tersebut. Tak butuh waktu lama Vina dalam hal manjat memanjat ia telah berada di halaman sekolah nya dan segera berlari menuju kelas nya.
"Dari mana kamu Vina? Baru masuk kelas gak salam sama Bu Guru mau jadi apa kamu" Bentak Bu Lita sambil menatap Vina dengan tatapan tajamnya setajam silet. "Saya dari kamar mandi bu' habis boker kalau gak percaya ya udah, terus saya itu mau jadi manusia bu jadi Bu Guru ga usah nanya' lagi" balas Vina dengan tampang watadosnya dan ia langsung berjalana menuju tempat duduk nya. Ibu Lita yang melihat itu hanya mengelus dadanya, "lo kok bisa telat sih Vin?" Tanya Adel saat Vina telah duduk di bangku nya, "biasa lah angkot nya lelet" balasnya acuh.
Adel hanya menghela nafasnya.
"Baiklah, sekarang kumpulkan tugas yang minggu lalu saya berikan" ucap Bu Lita dengan nada tegasnya, dan saat itu juga badan Vina menegang, "duh mana gue belom lagiii siall" gumamnya sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Lo belom ya Vin?" Tanya Adel sambil menatap Vina seperti orang sedang mengidentifikasi, "iya, gimana dong" Vina mengacak rambutnya frustasi.
"Ini mana kok kurang 1 buku ya, siapa yang belum mengumpulkan!" Semua siswa saling berpandangan satu sama lain, dan sesaat kemudian ada seseorang yang mngacungkan tangan nya siapa lagi kalau bukan Vina, Ibu Lita menatapnya dengan tatapan murka.
"Kamu lagi Vina, keluar kamu sekarang! Kamu tuh kenap sih cuma bisa jadi penyakit di kelas ini bahkan sekolah ini, keluar dan kuras kamar mandi wanita, sekarang jugaaa!!!!!" Teriak Bu Lita menggema di seluruh kelas, "iya iya bu' gak usah kek gitu jugak" balas Vina acuh dan segera melangkah menuju kantin bukan ke kamar mandi wanita, buat
Apa menjalani hukuman sialan itu menurutnya, gak berguna kan.
Dan menurur Vina hari ini adalah hari yang paling menyebalkan.
.
.
.
.
.
.
Haii gaiss jangan lupa like and komen ya:) hargai karya ku yah:) tiap hari 1 chpater bakal aku publish:) thx you
Kecup manis dati author
😘

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Girl And Good Boy
De TodoElvina Nadira Calysta, seorang gadis yang sangat jauh di bilang gadis kelakuan nya yang sangat brutal menambah kesan Bad Girlnya😝 Fatan Fortunia Bagaskara seorang lelaki yang berhasil untukk.... Baca yaa