~Thirty Five~Lost~

475 37 7
                                    

Embun di pagi hari terlihat sangat jelas dan tak kasat mata. Gegap gempita setiap siswa menyambut kehadiran para guru dan yang lainnya.

"Kok, jam segini si Jessy tumben belum datang?" tanya Meidiah pada dirinya sendiri.

Dzaki bersama Ihsan datang menghampiri Meidi.

"Jessy ke mana sih?" tanya Ihsan.

Meidiah menggeleng "Tau tuh, tumben jam segini belum datang"

Mereka bertiga hanya bisa menunggu yang tidak pasti. Tak ada seorang pun yang tahu keberadaannya. Mungkin saja detik ini ia sudah mati atah bernafas. Semuanya hanya rahasia.

***

Sebuah senyuman kecil terbentuk di bibir tebal seseorang. Ia baru saha membalas pesan dari seseorang yang spesial baginya.

Orang itu adalah Andre. Ia berada di rooftop pada waktu istirahat. Nafasnya teratur dan memandang sekitar yang indah.

Andre masih merasa bersalah ketika meninggalkan Jessy di bawah hujan yang deras. Andre juga masih ingat bagaimana pengakuan perasaan Jessy dan ekspresi Jessy yang begitu miris.

Andre kembali mengingat kenangannya bersama Jessy. Senyuman tipis juga terukir saat memikirkannya. Tapi perasaan tidak dapat dibohongi. Ia hanya menyayangi Jessy sebatas adik seperti Rulla.

Tiba-tiba sebuah bayangan seseorang menutupi Andre. Ia melihat ke arah tersebut, dan itu adalah Dzaki.

"Lo lihat Jessy gak? Soalnya dia tumben hari ini ga sekolah, ga ada kabar lagi" tanya Dzaki

Andre sedikit tersentak "Gue ga tahu" balasnya acuh tak acuh.

Dzaki menghembuskan nafas kasar "Gue tahu lo ga suka sama Jessy, tapi setidaknya peduli sama dia"

"Kemarin dia datang ke rumah gue dan nyatain perasaannnya, tapi gue bilang kalo gue sayang sama dia sebatas adik. Dia pergi entah kemana" jelas Andre berat.

Dzaki mengernyitkan dahinya "Bukannya, kemarin itu hujan? Gila lo ninggalin cewek di bawah hujan kayak gitu"

Andre semakin merasa disalahkan atas hal ini. Padahal ia hanya berkata yang sejujurnya. Andre dilanda kembimbangan.

"Sekarang Jessy ga ke sekolah? Apa lo ga khawatir tentang dia?" Andre menggeleng.

"Lo emang keterlaluan banget ya!" seru Dzaki lalu pergi dari hadapan Andre.

Sepeninggalan Dzaki, Andre menjadi frustasi. Ia merasa begini salah, begitu salah. Andre hanya berharap sesuatu yang baik untuk Jessy.

***

"Kamu mau kemana sih?" tanya Evy manja.

Andre gelagapan untuk memberi jawaban "Itu..., aku mau ke rumah temen dulu kerja kelompok jadi ya gitu. Kamu pulangnya naik taxi dulu ya!"

Evy berdecak kesal "Kamu gitu sih? Prioritasin tugas daripada pacar ihhh!"

Andre mendekat lalu menarik Evy ke dalam pelukannya lalu mengecup puncak kepala Evy dengan lembut. Hal itu membuat pipi Evy merah merona.

"Jangan ngomong kayak gitu lagi! Aku ga suka!" balas Andre lembut. Evy berasa tebang tinggi tak ada hentinya.

Mereka mengurai pelukan masing-masing. Tersenyum sebentar sebelum berpisah.

The Struggle [OPEN PO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang