Aku sayang,
Aku memang tak pernah menunjukkan rasa sayangku padamu, dalam hati kecilku aku ingin sekali membantumu, ya sebisaku sebisa yang aku mampu.Tapi aku kalah, kalah dengan rasa malasku. Kadang aku tega membiarkan tubuhmu yang semakin renta itu memaksakan menyelesaikan segala pekerjaan rumah, tubuhmu yang mulai berkeluh, berpeluh meminta untuk menyisakan banyak waktu hanya sekedar berbaring dikasur, ya seharusnya seperti itu. Tapi kau tak pernah semengeluh itu, tak pernah menunjukkannya padaku meski aku tau tanpa kau beri tau. Kau tak pernah meninggalkanku dan selalu menyayangiku seberapa pun jahatnya aku padamu.. Aku sayang..
Terkadang aku merasa bingung apalagi yang harus aku mengerti darimu, padahal aku coba untuk mengerti keadaanmu, kau masih saja mengeluarkan kata kata bahwa aku belum sepenuhnya mengerti, bahwa aku salah, bahwa kau yang paling benar. Aku tak tau, itu sisi burukku aku kadang berfikir kenapa engkau selalu merasa yang paling benar seakan akan aku adalah orang yang paling salah. Terkadang aku kesal, sekesal kesalnya orang yang kesal, aku sering menggerutu dengan kau yang masih mengeluarkan suara, omelanmu yang khas kadang membuatku rindu, sangat merindu.
Bersamamu aku bisa merasakan bahagia, merasa ada dititik aman dan ternyaman dalam hidupku. Tak ada yang lain. Tak ada. Hanya kau. Ibuku.