Kenapa yoongi hyung bisa ada disini? Semoga dia tidak melihatku...."
Sebelum Taehyung sempat untuk masuk ke dalam dapur untuk menghindari Yoongi, ada sebuah tangan yang menahan lengannya.
"Tae, bisa bantu aku sebentar? Aku ingin ke kamar mandi" ternyata jaejoonglah yang mencekal tangan Taehyung.
"oh hyung, ada apa?"
"tolong antarkan pesanan ini ke meja no. 7 disana ya." Jaejoong pun menyerahkan pesanan yang dibawanya kepada Taehyung.
"mwo? Meja no 7? Itu meja yoongi hyung. Andwae, aku harus gimana?"
Akhirnya dengan terpaksa, Taehyung mengantar pesanan ke meja tempat hyung dan teman-temannya sedang asyik mengobrol.
" Silahkan pesanannya sudah siap tuan" Taehyung meletakkan pesanan. Dia menyadari keterkejutan yang ditunjukan oleh hyungnya saat melihatnya.
"Yak! Yoongi bukannya pelayan ini taehyung? Dongsaengmu?" ucap salah satu teman yoongi.
"nde? Apakah aku memiliki dongsaeng pembawa sial seperti dia? Dia hanya orang asing yang numpang di rumah kami" jawab yoongi dengan cueknya.
Hati Taehyung terasa sakit saat mendengar kalimat itu dengan mudah meluncur dari mulut hyungnya. Tak terasa matanya pun terasa panas, dengan tergesa-gesa Taehyung meninggalkan meja hyungnya.
Taehyung berjalan memasuki ruangan ganti khusus karyawan, tangannya tidak lepas dari dada sebelah kirinya karena sedari tadi jantungnya berdenyut nyeri setelah mendengar kata-kata hyungnya sendiri.
"ish jebal, penyakit sialan kenapa kau selalu menambah kesakitan yang aku rasakan." Tubuh Taehyung bersandar di depan loker ganti.
"Tae, gwenchana? Mana obatmu?" tanpa Taehyung sadari, Baekhyun menyaksikan semua kejadian yang menimpa salah satu karyawannya. Baekhyun mengikuti Taehyung memasuki ruang ganti karyawan karena merasa ada yang tidak beres dengan namja satu ini. Dan benar, betapa terkejutnya dia saat melihat Taehyung dengan wajah pucat bersandar di loker sambil meremas baju di bagian dadanya.
"gwen..akh hyung, bisa ambilkan obatku di tas?" ucap Taehyung yang sudah terduduk di bawah.
"nde.. akan hyung ambilkan, bertahan tae." dengan panik Baekhyun membuka loker dimana Taehyung menyimpan tas sekolahnya, tabung bening dengan butiran putih yang familiar langsung diraihnya. " ini Tae, minumlah, sebentar aku ambilkan air dulu."
Karena merasa telah terbiasa, Taehyung pun memakan obatnya tanpa bantuan air sama sekali. "tak usah hyung, aku sudah terbiasa tanpa air kalau keadaan darurat."
"ayo tae, ke ruangan hyung saja." Baekhyun membantu Taehyung dan berjalan ke ruangan, dibaringkannya tubuh rapuh namja yang sudah dianggapnya dongsaeng sendiri di atas sofa. Diliatnya Taehyung masih berusaha mengatur nafasnya agar kembali normal.
"Tae, tetaplah disini, istirahatlah. Gwenchana? Apa perlu kita ke rumah sakit?" Baekhyun membantu mengelap keringat yang keluar di sekitar wajah dan leher Taehyung.
"tenanglah hyung, aku hanya butuh istirahat sebentar, hyung bolehkah aku pulang?"
"tentu saja saeng, sebentar hyung akan mengantarmu." Baekhyun telah bersiap-siap membereskan berkas di atas meja kerjanya.
"tidak hyung, aku tau kau masih sibuk, aku bisa pulang sendiri, jangan khawatir." Taehyung beranjak dari sofa tempatnya berbaring, sedikit terhuyung karena badannya masih lemas.
"tidak Tae, kau masih sakit, bagaimana kalau di jalan penyakitmu kambuh lagi? Hyung akan tetap mengantarmu. Tunggu disini, hyung akan ambil tasmu dulu." Baekhyun berjalan keluar mengambil tas dan baju Taehyung.
Setelah Baekhyun kembali dan membawa barang-barang Taehyung, dia pun segera menuntun Taehyung berjalan keluar cafe menuju mobilnya, dapat dia liat bahwa namja yang dirangkulnya ini berjalan dengan keadaan lemas.
Suasana di dalam mobil begitu hening, Taehyung maupun Baekhyun enggan untuk memulai percakapan. Taehyung hanya menyandarkan kepalanya di jendela mobil sembari melihat jalan.
"hyung, apa semuanya tak akan bisa kembali?" ucap Taehyung tiba-tiba memecah keheningan. "hyung, apakah aku harus pergi dulu agar semua berjalan lebih baik?"
Baekhyun menepikan mobilnya dipinggir jalan, dia tahu Taehyung sudah lelah menghadapi sikap keluarganya.
"Tae, kamu tahu, hyung telah menganggapmu dongsaeng. Hyung dengan senang hati jika kamu mau tinggal dengan hyung." Ucap Baekhyun.
"tidak hyung, itu sungguh merepotkan, aku akan berusaha memperbaiki semuanya sebelum terlambat."
"apa maksudmu dengan terlambat saeng?."
"sudah hyung jangan dipikirkan, oia, hyung bisakah jalankan mobilnya lagi? Aku ingin cepat sampai rumah dan beristirahat." Ucap Taehyung sambil mengeluarkan jurus puppy eyesnya.
"ish, kau selalu begitu Tae, Arra..arra hentikan aegyomu itu, kau tau aku tak bisa menolakmu jika kau berwajah begitu."
Taehyung telah sampai di mansion keluarganya. Dia berjalan masuk, dan berjalan melewati ruang tengah untuk menuju ke kamarnya di lantai dua.
"hei kau! Buatkan aku makanan." Teriak seseorang menghentikan langkah Taehyung.
"oh, kookie, kau lapar? Bisakah kau minta tolong ahjumma dulu saeng? Aku sedang tidak enak badan." Jawab Taehyung saat tau adik bungsunya yang berbicara dengannya.
"kau sudah berani menolak keinginanku? Dasar pembawa sial, dan satu lagi jangan panggil aku dengan nama itu, aku tak suka."
"arra saeng, hyung akan memasak untukmu, apa yang ingin kau makan?" Taehyung pun akhirnya mengalah.
"buatkan aku bibimbap saja, aku tunggu di kamar."
"baiklah saeng, hyung akan.." belum sempat taehyung menyelesaikan ucapannya dia sudah kehilangan kesadarannya. Tubuhnya jatuh di dekat tangga.
Jungkook kaget melihat namja yang dibencinya pingsan, "YAK! Jangan bercanda." Jungkook berlari mendekati Taehyung.
"Astaga Taehyungie..."
MIAN Chingu..lama update karena lagi sibuk banget kerja. habis ini diusahain buat up cepat yaaa..
oia, kasih jejak kaki kalian yaa, masukan, saran buat kelanjutan penyiksaan Taetae, mau happy or sad ending??????
jangan lupa Bintangnyaa yaaa.. KHAMSAMIDA :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae! Hyung
FanfictionBagaimana kalian dapat memaafkanku? izinkan aku memperbaiki segalanya sebelum terlambat. -KTH- Maafkan hyung saeng, hyung belum bisa melindungimu dari saudaramu sendiri. hyung belum bisa membelamu -KSJ-