Fourth

1.2K 133 33
                                    

"Astaga Taehyungie..."

Seokjin baru saja selesai menangani pasien di rumah sakit hari ini, dia berencana pulang lebih cepat karena besok akan menghadapi operasi besar dan membutuhkan tenaga. Mobil baru saja memasuki pekarangan mansion keluarga kim saat dilihatnya mobil dongsaeng bungsunya sudah terparkir rapi, Jin keluar dari mobil dan di sambut oleh pelayan Choi, "Ahjusshi, apakah hanya jungkook saja yang baru pulang?" pelayan Choi mencoba berpikir sejenak dan "Tuan muda Jungkook dan tuan muda Taehyung sudah pulang tuan."

Jin beranjak meninggalkan pelayan Choi, baru saja memasuki dalam mansionnya, dia telah disambut dengan suara dongsaeng bungsunya. Jin mencoba bersembunyi di balik tembok penghubung ruangannya dengan ruangan kedua dongsaengnya berada, dia ingin mengamati interaksi dari kedua dongsaengnya. Dia sudah terbiasa melihat keadaan ini, tetapi atensinya teralihkan kepada dongsaengnya yang berdiri di dekat tangga. Taehyung terlihat lebih pucat dari biasanya. Apa dongsaengnya itu sakit? Terbesit rasa khawatir di benak Jin. Taehyung memang memiliki fisik yang lebih lemah dibandingkan saudaranya yang lain, dan itu membuat tuan dan nyonya kim dulu lebih menjaga Taehyung. Tapi kedua orangtuanya tidak pernah menjelaskan sakit apakah dongsaengnya ini. Mereka hanya berpesan kepadanya sebagai yang tertua kalau Taehyung tidak bisa kelelahan.

"YAK! Jangan bercanda."

Teriakan dari dongsaeng bungsunya membuyarkan lamunan seokjin, dia melihat Taehyung sudah tergeletak di dekat tangga.

"Astaga Taehyungie..."

Jin langsung berlari mendekati tubuh dongsaengnya. Dapat dia rasakan kalau tubuh dongsaengnya ini panas. "Kookie bantu hyung bawa dia ke kamar ya?" ucap Jin sambil berusaha menaikkan tubuh Taehyung ke punggungnya.

Jin meletakkan tubuh dongsaengnya dengan hati-hati di atas tempat tidur. Dia pun segera mengganti pakaian Taehyung yang memang sudah lembab akan keringat dingin. Jin meminta salah satu pelayan di rumahnya untuk mengambilkan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres Taehyung. Di sela kegiatannya mengganti kompresan untuk Taehyung, ia mengamati kegiatan namja yang notabenya adalah dongsaeng bungsunya. Terlihat jelas kekhawatiran di wajah Jungkook melihat hyungnya dalam keadaan seperti ini. Jin pun merasa kasihan melihat Taehyung, dia harus menerima ego dan kemarahan dari saudaranya yang lain. Dan dia juga merasa kasihan terhadap saudaranya yang lain, karena mereka harus memendam rasa sayang mereka dan terkubur oleh amarah kepada Taehyung.

"kookie, apa yang sedang kau pikirkan saeng?" tanya Jin memecah keheningan di kamar itu.

"aniyo hyung, aku tak memikirkan apapun" Jungkook mencoba mengalihkan pandangan matanya ke penjuru kamar hyungnya. Dapat dia liat beberapa foto yang tersusun rapi di dekat tempat tidur Taehyung. Dia pun melihat bahwa foto itu adalah foto saat kedua orangtuanya masih ada. Keluarga Kim merupakan keluarga yang bahagia saat semuanya lengkap, dapat ia liat di salah satu foto ada bayi mungil yang sedang menangis di tengah-tengah namja kembar, yang ia tahu kalau itu namja kembar itu adalah kedua hyungnya Jimin Hyung dan Taehyung Hyung. Di salah satu sudut meja belajar, Jungkook melihat ada beberapa botol obat kosong.

"hyung, apa anak itu punya penyakit?" tanya jungkook sambil menyentuh beberapa botol obat yang telah kosong.

"dia hyungmu kookie, panggil dia hyung, dan coba hyung lihat itu botol obat apa." Jin meneliti nama kandungan obat yang ada di kamar Taehyung, dan untuk beberapa saat dia tersentak karena dia tau obat apa yang ada di genggamannya ini.

Jungkook melihat perubahan raut dari hyung tertuanya saat meneliti obat yang dia berikan, "sebenarnya itu obat apa? Kenapa Jin hyung sangat terkejut." Batin Jungkook terus merasa penasaran.

"kookie, kau tadi lapar kan?turunlah dulu ke bawah minta ahjumma untuk membuatkanmu sesuatu, biar hyung menjaga Taehyung disini."

"nde hyung, aku juga tak tahan lama-lama di dalam kamar ini."

Saranghae! HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang