Fifth

853 98 7
                                    

”jadi.. anak itu sakit? Sakit apa?..”

Namjoon baru saja memarkirkan mobilnya di pekarangan mansion milik keluarganya. Hari ini kuliahnya selesai lebih cepat dan dia berencana untuk bermalas-malasan saja di rumah. Namjoon melihat mobil hyung tertua dan dongsaeng bungsunya ada di garasi rumahnya. Namjoon menatap halaman rumah yang cukup luas, ingatannya kembali di masa saat appa dan eommanya masih hidup. Setiap akhir pekan, appa dan eommanya selalu menyempatkan diri untuk menemani anak-anaknya bermain di halaman rumah maupun pergi untuk makan diluar. Dia selalu bisa tersenyum jika mengingat itu moment bersama keluarganya. Hingga kejadian itu, perginya appa dan eomma mereka karena kecelakaan telah merubah atmosfer bahagia dan hangat di rumahnya. Dan itu membuat Taehyung dongsaengnya menerima perlakuan buruk dari para saudaranya, termasuk dirinya.
Namjoon melangkahkan kakinya memasuki mansion, saat di ruang makan dia melihat dongsaeng bungsunya sedang melamun padahal di depannya ada makanan yang menurut namjoon sudah mulai mendingin.

“saeng, gwenchana?” namjoon mencoba menyapa Jungkook.

“oh hyung, kau sudah pulang?” Jungkook tersentak kaget.

“nde, apa kau sakit saeng? Atau ada masalah?” namjoon duduk di kursi sebelah jungkook

“aniyo hyung, aku baik-baik saja, hyung sudah makan?”

“hyung sudah makan saeng, baiklah kalau begitu saeng, kalau ada masalah jangan ragu cerita dengan hyung saeng, oia, dimana Jin hyung?”

“dia, ada di kamar anak sialan itu hyung.” Jungkook menjawab dengan malas

Namjoon agak terkejut, tidak biasanya hyung tertuanya berada di kamar dongsaengnya itu.  Selain itu ada rasa tidak nyaman di hati Namjoon saat dongsaeng bungsunya mengatakan ‘anak sialan’ yang notabenya ditujukan kepada hyungnya sendiri. Tapi Namjoon sadar sekarang dia belum punya keberanian menegur dongsaengnya dan melindungi Taehyung.
                                                                        ********************
Jimin baru saja keluar dari kamarnya. Setelah pulang sekolah, dia memilih untuk istirahat di rumah dan tidak ikut keluar bersama teman-teman seperti biasanya. Kenapa? Entahlah dia juga bingung, hari ini tubuhnya terasa lemas padahal dia yakin sedang baik-baik saja.
Setelah bangun dari tidurnya, dia merasa haus dan beranjak untuk mengambil minuman di dapur, tetapi tiba-tiba langkahnya terhenti saat melihat pintu di sebelah kamarnya terbuka. Rasa penasaran Jimin muncul karena dia melihat siluet dari badan hyung tertuanya di kamar itu. “Jin hyung?” Jimin merasa ada yang aneh, tidak biasanya kakak tertuanya berada di kamar saudara kembarnya walaupun dia tau kalau hyungnya tidak membeci Taehyung seperti dia dan saudaranya yang lain.
Jimin mencoba mendekat dan melihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, disana Jin hyung duduk di samping saudara kembarnya dan samar bisa dia lihat wajah saudara kembarnya dari celah pintu. “kenapa wajahnya pucat, apa anak itu sakit?” gumam Jimin.
Sempat terbesit rasa khawatir di diri Jimin akan kedaan saudara kembarnya, tetapi egolah yang selalu menang dalam dirinya. Ego yang menimbulkan rasa benci.
“Jim, kau sedang apa?”
Tegur lelaki yang baru saja menaiki tangga dan heran melihat salah satu adiknya mengintip kamar Taehyung.
“oh! Namjoon Hyung, kau sudah pulang?” sapa Jimin sambil tertawa kikuk.
“ne, aku baru pulang dan apa yang kau lakukan di depan kamar dia?”
“aku melihat Jin hyung di dalam kamar anak itu hyung, aku hanya...penasaran” Jimin menjawab pertanyaan dari salah satu hyungnya dengan tidak yakin.
“yasudah hyung, aku ke dapur dulu, haus” Jimin pun mencoba pergi dari salah satu hyungnya ini, karena dia tau kalau hyungnya yang satu ini tidak akan pernah puas bertanya kalau dia belum menemukan jawaban yang logis untuk dirinya.

Selepas kepergian Jimin, Namjoon melirik kamar salah satu adiknya. Matanya menatap sendu, ada keraguan untuk mendekat ke pintu itu. Tetapi, saat tak sengaja ia melihat siluet tubuh hyung tertuanya, namjoon pun mencoba lebih mendekat. Dapat ia dengar pembicaraan Taehyung dan Seokjin di dalam sana. Walaupun tak jelas, tapi Namjoon terpaku saat mendengar kata penyakit yang dilontarkan oleh adiknya.

Saranghae! HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang