Sixth

900 119 9
                                    


(Ck.. Aku benci senyummu itu Taetae...)

Makan malam keluarga Kim menjadi berantakan. Tak banyak yang bisa dilakukan Seokjin selaku hyung tertua untuk membuat dongsaengnya yang lain berdamai dengan masa lalu. Seokjin terkadang merutuki sikap kedua orangtuanya yang memilih bersikap tertutup akan keadaan salah satu dongsaengnya dan membuat kesalahpahaman semakin melebar. Sepeninggalan Hoseok dan Yoongi dari meja makan, keadaan menjadi sunyi. Tidak ada niatan dari salah satu dongsaengnya untuk membuka suara ataupun obrolan. Dan dapat ia lihat wajah murung Taehyung.

'eomma..appa...bantulah aku menyelesaikan masalah ini' ucap Seokjin dalam hati.

Disisi lain meja makan tersebut, Jimin memperhatikan interaksi yang terjadi saat saudara kembarnya ikut bergabung dengan saudaranya yang lain untuk makan. Ada rasa sakit saat melihat Taehyung diperlakukan tak adil oleh hyungnya yang lain, tapi ada rasa muak juga saat dia melihat saudara kembarnya itu. Bayangan masa lalu disaat eomma dan appanya lebih mengutamakan Taehyung daripada dirinya padahal mereka kembar. Dia melirik Namjoon dan Jungkook. Tak banyak ekspresi yang mereka keluarkan. Mereka tak peduli akan situasi yang terjadi di meja makan. Dan sekarang dia melihat ke arah saudara kembarnya. Dapat dia lihat tatapan Taehyung berubah sendu dan kosong tapi anak itu tetap memaksakan sebuah senyuman. 'aku benci senyummu taetae'.

"Hyung, aku sudah selesai. Terimakasih makanan malam ini" Pamit Jimin.

"Aku juga sudah selesai Jin hyung Namjoon hyung" Jungkook juga mengikuti langkah Jimin meninggalkan meja makan.

-

Pagi hari kota Seoul selalu sama, orang-orang yang sibuk dengan aktifitas kesehariannya. Mulai dari yang berangkat kerja, sekolah, maupun yang lainnya. Terlihat seorang namja berjalan dengan pelan melewati trotoar dan tujuannya adalah halte bus. Taehyung sengaja berangkat lebih awal dari biasanya karena dia tak ingin merusak suasana sarapan pagi para saudaranya. Dia tau hyung tertuanya akan menyeretnya untuk bergabung seperti saat makan malam kemarin. Walaupun sejujurnya dia sangat bahagia karena dapat merasakan satu meja kembali dengan para saudaranya, tapi makian dan tatapan dingin yang dia dapat melunturkan rasa senang yang dia rasa.

Drttt...drrrtttt...

From: Jinnie Hyung

Taetae, kau berangkat lebih pagi? Kenapa tak menunggu hyung?

To: Jinnie Hyung

Mianhae hyung, aku hari ini ada jadwal piket dan ada janji dengan Sungjae.

Mian~~

From: Jinnie Hyung

Gwenchana tae, lain kali berangkatlah dengan hyung oke?

Dan jangan lupakan obatmu saeng ^^

To: Jinnie Hyung

Pasti hyungie~ , tenang saja yaa.. ^^

Taehyung tersenyum saat membaca kembali pesan dari hyung tertuanya. Paling tidak Seokjin masih memperhatikannya. Itu sudah menjadi alasan yang kuat baginya untuk bertahan dan meluluhkan hati saudaranya yang lain. Tak terasa langkah kakinya telah sampai di halte bus, sambil menunggu bus yang akan mengantarkannya ke sekolah, Taehyung mencoba mendengarkan lagu dari smartphonenya. Lagu yang diciptakan oleh hyung keduanya, Yoongi.

"Yoongi hyung, bogoshipo.." lirih Taehyung.

"HEI! ANAK PEMBAWA SIAL!" ucap seorang namja dari dalam mobilnya

"Wah Jim, liat siapa yang sedang duduk di halte itu sekarang" salah seorang teman Jimin menunjuk Taehyung yang sedang terkejut karena teriakan tadi.

Saranghae! HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang