XV

5K 425 108
                                    

Penggalan Terakhir




Jika saja malaikat bisa mewujudkan diri di dunia, maka akan ada banyak manusia yang tak bisa membedakan satu sama lain. Wujud malaikat nyata adalah seorang ibu. Dengan segenap hati dan kasih sayangnya, seorang ibu tak akan mampu melakukan hal buruk kepada buah hatinya.

Jeon Minhwa, tak pernah mendapatkan hari yang indah semenjak kepergian putra sulungnya dari rumah. Kini, keluarga kecil mereka telah bersatu. Bertambahnya anggota karena kehadiran malaikat mungil, Kim Junyong. Semakin membuat wangi kebahagiaan semerbak mekar.

"Apa aku juga semungil ini dulu Eomma?" Tanya Jungkook sambil menggendong anaknya, bermain dengan hidung Junyong yang sekokoh milik Taehyung. Ia duduk bersandar kepala ranjang, dan Jungyong ada dalam dekapannya.

"Kau itu lebih gemuk dari pada dia, badan mu lebih besar, berat mu hampir 4 kilo, karena Kookie tumbuh dengan baik dalam rahim eomma, dengan persalinan normal eomma melahirkan mu," Jawab Minhwa sambil menyisir rambut legam Jungkook.

"Pasti sangat sakit sekali Eomma?"

"Emm, rasanya seperti mau mati tapi itu hanya sesaat, karena sakit eomma terbayarkan setelah mendengar tangisan mu untuk yang pertama kalinya, menggendongmu yang masih merah penuh hati-hati, dan kamu pipis pertama di pangkuan eomma, eomma bahagia, sekarang pun eomma masih sebahagia dulu sayang,"

"Aku sudah menyakiti Eomma" Ucap Jungkook yang kini kedua matanya sudah berkaca-kaca.

"Tidak sayang, tidak ada kata sakit di hati eomma untuk anak tersayang,"

"Kookie sayang eomma,"

Minhwa tersenyum menatap paras pucat anaknya. Ia meraih Junyong dari pelukan Jungkook lantas ia letakkan di box bayi tak jauh dari mereka. Minwha kini mendekat kembali ke arah Jungkook. Ia rengkuh leher Jungkook dan ia dekap erat si bungsu dalam pelukannya.

"Eomma lebih sayang Kookie," Ucap Minhwa sembari mengecupi pucuk kepala Jungkook.

Perasaannya terluap seketika. Rindu dendam yang meradang menghantam dinding hati kini membuncah. Semenjak Jungkook terselamatkan dan menjalani proses persalinan sekaligus pencangkokan ginjal, Minhwa belum sempat bicara banyak dengannya. Sedangkan kerinduannya tak tertahankan.

Kerinduannya meronta meraung minta di bebaskan. Sekarang mereka telah berdua. Oh... sebenarnya semua orang memang memberi mereka kesempatan berdua, berbalas rindu.

--


Di sudut ruang yang lain. Masih dengan bau obat yang sama. Atmosfir cinta yang sama. Nana duduk sendirian menemani Hoseok di kamar rawat yang bersebelahan dengan Jungkook. Para suami sedang melakukan tugasnya di luar. Maka dari itu hanya ada Minhwa yang menjaga Jungkook dan juga Nana yang menawarkan diri menjaga Hoseok.

Semenjak keluar dari ICU, Hoseok sering melihat Nana keluar masuk kamar rawatnya. Awalnya ia canggung dengan Nana karena ia sama sekali tidak pernah bersinggungan dengan wanita itu.

Sekalipun ia pernah menjadi teman sekelas Tae, tapi pada saat itu ia sama sekali tidak dekat dengan keluarga Tae. Sekarang yang terjadi, Nana seolah-olah memerankan diri seperti ibu nya.

Seperti sore ini, ia dengan telaten menyuapi Hoseok yang belum bisa bangun dari baringnya. Boleh di ingat, tidak Cuma sore ini Nana menyuapi makan Hoseok. Hampir tiap hari ia datang hanya untuk merawat Hoseok. Jika sudah begini, Yoonseong hanya bisa menebak isi pikiran Nana tanpa berani bertanya. Wanitanya menginginkan namja itu.

"Tae eomma," Suara Hoseok tercekat. Antara sakit dan juga canggung.

"Hemm?"

Hoseok berjengit melihat kerutan tak bersahabat di kening Nana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Desire Can't Talk to The WoundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang