💐7

31.3K 3.2K 412
                                    

Lisa berjalan menghampiri Jungkook yang sedang terduduk disofa. Lelaki itu memang sedang menonton siaran olahraga akhir pekan sambil ditemani sepiring kentang goreng buatan Lisa.

Lisa mendudukkan dirinya disisi Jungkook. Matanya menatap pada layar televisi 42inch dihadapannya, tetapi otaknya berputar memikirkan sesuatu yang lain.

Ia melirik Jungkook yang masih fokus pada siaran televisinya. Sesekali ia mencomot kentang goreng yang ada dipangkuan lelaki itu.

Lisa berdehem pelan.

"Ehm Jungkook.."

"Ne.." jawab Jungkook tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aku.. Ingin berbicara sesuatu padamu." ucap Lisa ragu-ragu. Ia menggigit bibir bawahnya dan menunduk.

"Eum, bicaralah."

"Aku.. Kemarin aku.. Melihat Eunha berciuman dengan Mingyu." ucap Lisa cepat pada akhir kalimatnya. Mata nya terpejam kuat, menantikan reaksi Jungkook.

Sumpah demi apapun! Saat ini Lisa tengah ketakutan setengah mati. Ia takut jika Jungkook tidak akan mempercayainya dan malah menuduhnya sebagai perusak hubungan dengan cara menghasut lelaki itu.

Jungkook menoleh pada Lisa, ia terkekeh pelan.

"Aku tahu."

Sontak Lisa membuka kedua matanya dan menoleh pada Jungkook setelah mendengar penuturan lelaki itu. Jungkook tahu? Tetapi mengapa ia hanya diam dan tidak bertindak apapun?

"Kau.. Tahu?"

Jungkook mengangguk.

"Aku mengetahuinya sejak tiga bulan yang lalu. Wonwoo hyung yang memberitahukannya padaku kalau ia melihat Eunha dan Mingyu berciuman diujung lorong dorm Seventeen. Awalnya Wonwoo hyung enggan memberitahukannya padaku. Namun, sepertinya ia kasihan padaku." ucap Jungkook dengan tenang. Kedua bola matanya menatap lurus kedepan.

"Lalu mengapa kau diam saja, Jungkook?"

Jungkook menoleh, ia tersenyum tipis. Namun Lisa tahu bahwa senyum yang sedang ditunjukkan oleh Jungkook itu adalah senyuman perihnya.

"Aku mencintainya. Aku fikir dia akan berubah seiring berjalannya hubungan kami. Tapi ternyata tidak."

Lisa merasa kini jantungnya sedang diremukkan, seolah ia dapat merasakan penderitaan Jungkook selama ini.

Perlahan, Lisa mengulurkan tangan kanannya pada pipi Jungkook. Ia mengelusnya lembut dengan ibu jarinya.

"Apa kau ingat? Baru saja kemarin kau mengatakan bahwa aku berhak untuk bahagia 'kan? Dan sekarang, kau juga harus bahagia Jungkook. Masih banyak gadis baik diluar sana yang berhak untuk menerima perasaan tulusmu itu."

Jungkook mengulas senyumnya, namun sebulir air mata mengalir dari sudut matanya. Ya. Itu menandakan betapa Jungkook sangat mencintai Eunha, betapa Jungkook sangat terluka, dan betapa rapuhnya Jungkook saat ini.

Lisa meraih Jungkook untuk masuk kedalam pelukannya tanpa adanya penolakan dari lelaki itu. Tangan kanannya mengelus punggung lebar Jungkook sementara tangan kirinya mengelus kepala lelaki itu, berusaha memberikan kekuatan seperti yang Jungkook lakukan waktu itu padanya.

Jungkook meletakkan dagunya pada pundak Lisa. Ia memeluk gadis itu erat-erat, dan kini lagi-lagi air mata meluncur dari manik matanya. Lelaki itu menangis dalam diam.

Hei! Siapa bilang lelaki itu tidak boleh menangis? Lelaki akan menangis jika hatinya merasa sangat-sangat terluka 'kan?

°°

ten months | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang