Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~Happy Reading~
Sebenarnya Ryujin sangat malas untuk bertemu dengan Jaemin sekarang. Tapi Hyunjin menyuruhnya menemui cowok itu, karena Jaemin bukan menanyakan Hyunjin tapi ingin berbicara 4 mata dengan Ryujin tanpa melibatkan Hyunjin.
Tapi sudah 10 menut mereka berdiam diri di taman yang mulai ramai itu tak ada perbincangan sama sekali yang mereka buka, atau sekedar menyapa 'Hai-hallo' atau 'nunggu lama-sorry telat'.
Sejak kedatangan Ryujin yang tak membuka percakapan, Jaemin merasa aneh dan tak tahu harus berbicara dari mana.
Ini pertama kalianya ia melihat Ryujin yang berbeda, tanpa senyum di wajahnya.
"E-em ... l-lo kenapa, Ryu?" Suara itu sukses membuat hati Ryujin menghangat.
Ia ingin tersenyum, tapi tak bisa. Ia ingin mencoba mencuekkan Jaemin walaupun ujung-ujungnya ia tau ia akan gagal.
"Gak papa," tanpa menoleh Ryujin menyahut dingin.
"Tapi lo beda," kata Jaemin cepat. "Lo ada masalah? Kalau ada cer---"
"Buat apa gue cerita sama lo? Gue bukan siapa siapa lo lagi. Buat apa gue nyeritain masalah gue ke elo? Yang jelas jelas lo selalu cuek ke gue, Jaem." Potong Ryujin cepat.
Jaemin menoleh tak percaya, "emangnya harus banget ada hubungan?"
Ryujin mengangguk, "emang harus yah gue ceritain masalah gue sama orang asing, yang notebanenya adalah mantan gue? Lo orang asing bagi gue Jaem, semenjak kita putus." Ryujin bangkit dan meninggalkan Jaemin yang masih terdiam di taman.
Ryujin menghentak-hentakan kakinya kesal, meninggalkan taman yang entah kenapa jadi lebih ramai di malam hari.
Ryujin ingin hari ini hujan deras.
~IPA & IPS~
Ryujin tersenyum, sepertinya Tuhan sudah mengabulkan permintaannya. Hujan baru saja turun dengan derasnya, membuat siapa saja langsung berlari berteduh. Tapi tidak dengan Shin Ryujin.
Cewek satu itu malah menerjang hujan, bisa di pastikan ia akan terkena Flu nantinya. Ryujin hanya memakai baju putih polos yang kebesaran milik Hyunjin dan celana jeans berwarna hitam.
Ryujin memeluk dirinya erat, berusaha menutupi tubuh bagian atasnya, yang sudah tercetak jelas dalamannya.
