✨ pertandingan dadakan

1.2K 173 16
                                    



Plak.

Tangan Lunna yang tadi di pegang sama Kris langsung terpisah, karena seseorang langsung memukul tangan Kris. Dan Kris Raflek melepaskan gengamannya.

Kris menatap kesal cowok yang ada di sebelah Lunna itu sama halnya dengan Lunna yang menatap bingung cowok itu.

"Lo di apain sama dia, Lun? Bilang sama gue?" Tanya Cowok itu angkuh.

"Apaan sih lo?" Tanya Lunna datar.

Kris memejamkan matanya menahan amarah sambil mengelus dadanya. 'Sabar sabar orang sabar banyak yang ngejar.'

"Eh ... tadikan cowok ini megang mengang tangan lo terus kaya mohon mohon gitu, dia nembak lo ya? Tapi lo tolak jadi dia mohon mohon supaya di terima, kan?" Tebaknya.

Lunna mengehela nafas. "LEE FELIX ... denger ya, dia gak nembak gue, dan lagi kok lo ada di sini sih?" Tanya Lunna heran. "Lo ngikutin gue, ya?" Sambungnya.

Felix langsung menggeleng. "Tadi gue ke toilet sebentar dan liat lo sama cowok ini, jadi gue nyusulin lo. Takut terjadi sesuatu yang tidak-tidak." Jelas Felix.

Lunna hanya memejamkan matanya sebentar lalu berusaha tersenyum. "Felix!! Dia itu sahabat gue, tadi dia mau bolos jadi gue larang." Jelas Lunna dia lagi-lagi berbohong tentang Kris yang notebane adalah sepupunya.

Kris mengangguk meyakinkan.

"Masa sih?" Felix masih gak percaya.

"Udah ah mending lo balik lagi ke lapangan sono, gue mau ngomong dulu sama Kris." Usir Lunna.

Felix menatap tajam Kris lalu berlalu pergi.

"Ambil tas lo, dan cepet kelapangan. Buru!!! Gue tunggu di lapangan!" Titah Lunna yang udah ninggalin Kris.

"Kok gue jadi kaya takut sama tuh cewek ya?" Gumam Kris.

~IPA & IPS~

Lunna menunggu Kris di depan Kelas, dari kejauhan Lunna bisa melihat Kris yang berjalan lemas ke arahnya. Sambil menyeret tas ranselnya.

Lunna menepuk pundak Kris. "Laper ya lo?" Tanya Lunna, namun di abaikan oleh Kris yang langsung masuk ke kelas dan menyimpan tasnya ke tempat duduknya.

"Cepet!! Lelet kaya cewek lo." Omel Lunna.

'Dasar milea, ngomel mulu bisanya!' Batin Kris.

Kris mendengus sebal. "Bentar kali, anter ke kantin yuk. Laper!" Pinta Kris yang di angukin oleh Lunna.

"Kayaknya Basket juga belum mulai deh," gumam Lunna.

Kris menoleh lemas ke arah Lunna. "Ada pacar lo?" Tanya Kris.

"Engga ada sih, hehehe."

Kris mengengguk lalu segera berjalan ke kantin. Sekarang sudah jam istirahat ke dua. Tapi kantin tampak sepi hanya anak anak yang kutu buku dan yang tak menyukai pertandingan basket yang ada di kantin.

Kris melahap makanannya tanpa bicara. "Laper banget lo?" Tanya Lunna yang meminum minumannya.

Kris mengangguk tanpa menjawab karena mulutnya penuh.

Lunna mengangguk.

"Lo gak makan? Cobain deh, enak lo menunya." Kris berniat menyuapi Lunna.

Tapi Lunna memundurkan kepala nya. "Apaan sih lo? Modus yah?" Tuduh Lunna.

Kris mengunyah makanannya dan menatap Lunna datar.

"Siapa juga yang modus, dasar!! Cobain sedikit." Suruh Kris. "Gue tau lo belum makan, jadi gue tadi minta lauknya banyakkan, biar makan berdua."

IPA & IPS | HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang