✨ Grandma & Ryujin

1K 119 6
                                    


Kris melongo menatap Meja yang berisi beberapa makanan yang tadi di pesan Lunna. Kris meneguk salivanya susah payah, ternyata kalau sedang kesal atau galau Lunna mengerikan.

"Anda sangat mengerikan, Lunna Kim."

Lunna tak mendengarkan Kris yang mengomel. Suruh siapa meneraktir orang yang sedang sedih.

Kris menatap Lunna geli, saat beberapa potong daging sapi masuk ke mulutnya dengan cepat dan di sambar dengan minuman. Sampai mulutnya itu belepotan.

"Makannya pelan pelan dong, masih panas juga. Belepotan lagi, kek bayi aja lu." Kris mengambil tisu lalu membersihkan bibir Lunna yang belepotan.

Lunna membeku, Kris mengerti kenapa Lunna diam dan langsung menjauhkan tangannya itu.

Lunna tersenyum jahil, "emm ... cocweett banget cihh." Gemasnya sambil terus mengunyah makanan.

"Cepet makan, udah itu kita pulang." Kata Kris.

Lunna mengeleng, "ada satu tempat yang mesti kita datengin. Besok kan minggu jadi bebas 'kan."

Kris hanya mangut mangut, lagian besok Libur dan pastinya kalau minggu seperti sekarang bakal bosan berdiam diri di rumah.

~IPA & IPS~

Hyunjin melempar tas ranselnya asal, dan loncat ke atas ranjang. Hyunjin benar-benar kesal bercampur sedih, kesal karena, Felix. Kenapa Felix bisa menyukai dan mengetahui hubungan sebenarnya ia dengan Lunna dan Sedih karena sandiwaranya sudah berakhir.

Mungkin sekarang Hyunjin di jauhi oleh teman temannya karena hal ini. Ia juga perlu minta maaf pada Lunna karena perbuatanya. Dan pastinya Siyeon dan Shuhua juga marah pada Lunna.

Hyunjin menutup wajahnya dengan tangan, berusaha tidur untuk melupakan masalahnya.

Tringg tring...

Hyunjin terperangah saat mendengar handphonenya berdering. Ia segera mencari handphonenya yang tadi ia simpan di dalam tas.

Tertera nama 'Shin Ryujin' di sana, sedikit malas Hyunjin untuk mengangkat Telephone dari Ryujin. Tapi ia juga penasaran, Ryujin biasanya menghubunginya karena ada keperluan penting.

Hyunjin menarik nafasnya, lalu mengangkat telephone itu.

"Em?" Suara Hyunjin terdengar malas.

Terdengar tangisan di sebrang sana, membuat Hyunjin langsung mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Ia khawatir terhadap Ryujin.

"Lo kenapa? Hoi Ryujin? Lo kenapa? RYUJIN KENAPA LO? RYUJIN JANGAN NANGIS DULU, CERITA SAMA GUE LO KENAPA? LO DI JAHATIN SAMA SIAPA? GUE KE RUM--"

"Hyunjin ...." lirih Ryujin.

Hyunjin terdiam, "kenapa? Lo kenapa?" Suara Hyunjin menghalus.

"Grandma masuk rumah sakit, hiks hiks hiks ... g-g-gue harus gimana? Nyokap bokap gue lagi ke luar negri dan gue sendirian di rumah sakit. Ce-cepet kesini."

"A-apa? Grandma kenapa? Gue kesana sekarang. Lo berhenti nangis dan kirim alamat rumah sakitnya sekarang." Setelah mengucapkan itu Hyunjin langsung mematikan handphonenya, mengganti bajunya dengan baju sehari hari.

Hyunjin menuruni tangga yang sangat sepi dan hanya ada dua pembantunya yang ada di dapur dan satu supir yang sedang duduk di depan halaman.

Hyunjin masuk ke dalam mobil, mencap gas dengan kecepatan penuh.

IPA & IPS | HHJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang