Mian Terlambat...
hehe...paket tiba-tiba miris
.
.
.
Hujan yang turun di luar menjadikan suasana musim gugur semakin terasa. Desiran angin yang cukup menusuk menyelinap masuk ke dalam ruangan sunyi senyap yang kini didiami oleh namja berambut cokelat yang kini tampak sibuk menggores-goreskan pensilnya pada selembar kertas putih, ia tampak tak peduli sama sekali dengan siapapun saat ini, yang ia pikirkan sama sekali tidak pernah terduga oleh orang lain.
Coretan-coretan yang tak berbentuk itu adalah gambaran hatinya yang hancur dan tak berbentuk. Bukan hanya sekali, dia sudah melakukannya ratusan kali tanpa pernah bosan sama sekali. Biasanya namja itu akan melakukannya kapanpun yang ia mau. Bukan hanya dengan pensil biasa, ia juga melakukannya dengan pensil warna, crayon, atau pun cat air yang sudah disiapkan untuknya. Hanya saja, warna hitam adalah warna yang sering ia gunakan.
"Hyung, aku merindukan kalian." Gumam namja itu pelan, sangat pelan dan nyaris berbisik.
Tes,, air mata mulai menetes dari mata sipitnya, namun sdengan cepat ia menghapusnya.
"Apa dia selalu begitu?" Tanya seorang perawat yang akan menjadi perawat barunya.
"Ya, Jimin selalu melakukannya." Jawab perawat Im sambil menatap Jimin dengan tatapan yang lembut.
"Apa yang terjadi padanya?"
"Dia mengalami depresi berat. Setahun yang lalu, Jimin kehilangan orang-orang yang ia sayangi dalam sebuah kecelakaan. Bus yang ia tumpangi bersama orang tuanya dan enam orang temannya terbalik dan terjun ke jurang. Jimin adalah salah satu korban selamat, namun tidak dengan orang tuanya dan enam temannya yang lain."
Perawat baru itu, Kim Jiyeon, ikut menatap Jimin yang tampak tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Tangannya terus bergerak tak beraturan hingga membuat garis-garis layaknya gulungan benang kusut.
"Jimin juga sering mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang berbeda-beda, aku yakin kau akan mendapatkan cukup banyak kesulitan dalam menghadapinya. Tapi aku harap kau bisa mengatasinya. Sejauh yang kukenal, Jimin merupakan pribadi yang berbeda dari pasien yang lain, dia akan diam sepanjang hari, dia lebih memilih untuk hidup dalam dunianya sendiri, terkadang dia akan tertawa, tersenyum, dan menangis secara tiba-tiba." Jelas perawat Im.
"Apa ada hal lain lagi yang harus aku tahu? " Tanya Jiyeon.
Jiyeon tersenyum saat Jimin melirik sekilas kepadanya, seolah tatapan laki-laki itu membiusnya, tatapa yang tajam namun tampak kesedihan yang sangat mendalam di dalam pancaran yang ia perlihatkan. Wajahnya yang tampan dengan surai cokelat yang cukup berantakan membuat orang yang melihatnya akan menduga jika laki-laki itu baik-baik saja, hanya saja seseorang harus memanndang jauh ke dalam dirinya untuk mengerti betapa beratnya keadaan Jimin saat ini. Ada hati yang hancur di balik wajah yang tampak baik-bbaik saja.
"Seingatku tidak. Kau hanya perlu memastikan Jimin minum obatnya tepat waktu, perhatikan hal-hal yang penting seperti makanannya dan jam tidurnya."
"Baiklah."
.
.
.
.
.
VOMMENT JUSEYO......
KAMU SEDANG MEMBACA
Squiggle (Jimin Ff)
Fanfiction(Cerita lengkap) "Hidupku tak jauh dari goresan-goresan tak berbentuk...Aku merindukan kalian semua." Ini adalah kisah pendek dari kehidupan singkat Park Jimin... Kisah tentang sakitnya kehilangan yang membuat kehidupan Park Jimin berakhir di sebuah...