Squiggles 6 (End)

1.4K 133 14
                                    

End,,,,

.

.

.

"Apa kalian melihat Jimin?"

Jiyeon terus bertanya pada beberapa perawat yang ia temui, namun setiap kali Jiyeon bertanya hanya gelengan kepala yang mereka berikan sebagai jawaban. Jiyeon mulai panik. Baru saja beberapa saat yang lalu ia meninggalkan Jimin di teras rumah sakit untuk mengambilkan obat Jimin yang tertinggal di bangsalnya, Jimin yang kala itu hanya diam dan menggoreskan crayon berwarna merah di bukunya hanya mengangguk saat Jiyeon mengatakan jika ia akan segera kembali.

Kini Jimin sudah tidak ada lagi di tempatnya. Hanya ada buku dan crayon yang tadi digunakan oleh Jimin yang tergeletak di lantai.

"Apa kau melihat Jimin?" Tanya Jiyeon lagi, kali ini kepada perawat Im yang baru saja keluar dari ruangannya.

"Jimin? Tidak. Bagaimana bisa hilang?"

"Aku... Aku hanya meninggalkannya sebentar untuk mengambilkan obatnya karena saatnya untuk minum obat, tapi saat aku kembali Jimin sudah tidak ada, hanya ada bukunya." Jiyeon memperlihatkan buku itu pada perawat Im.

Perawat Im membalik buku itu. "Astaga!!" Teriaknya tiba-tiba.

"Ada apa?"

"Cari Jimin di atap!"

"Apa?"

"Cepat!!"

Jiyeon berlari menuju tempat yang diperintahkan. Perawat Im bergegas menuju ruangannya untuk mencari pertolongan, sebuah gambar utuh dibiarkan tergeletak diatas meja kerjanya. Sebuah gambar atap rumah sakit yang tampaknya jimin gambar dari teras belakang.

"Park Jimin-ssi! Park Jimin-ssi!"

"Hahahahah." Suara gelak tawa itu berasal dari arah sudur atap itu, Park Jimin, orang yang sejak tadi dicari oleh Jiyeon, tengah berdiri di tepian tembok atap itu. Dia tertawa senang sambil menangis, cucuran air matanya kali ini menandakan dia bahagia layaknya seseorang yang baru saja mendapatkan kehidupannya yang baru.

"Park Jimin-ssi?"

Jimin menoleh menatap Jiyeon yang mencoba mendekatinya.

"Menjauhlah dari sana!"

Jimin sama sekali tidak menghiraukannya, ia kembali mengalihkan pendangannya dari Jiyeon dan menatap lurus ke arah depan.

"Hyung, aku akan segera sampai!" Gumamnya.

"Tidak, Jimin-ssi. Kau harus tetap hidup!" Cegah Jiyeon.

"Aku akan menemui sahabat-sahabatku! Harusnya kau juga akan ikut senang." Jawab Jimin.

"Tidak, jangan melakukan hal yang bodoh!"

"Apa kau mengatakan hal itu untuk seorang yang gila sepetiku?" Jimin tersenyum di tempatnya.

"Jimin-ssi!"

"Aku tidak akan mendengarkan siapapun, inilah yang aku tunggu selama ini jadi jangan menghalangiku. "

"Anni, kau harus tetap hidup, kumohon."

"Kau bodoh? Inilah caraku untuk hidup."

"Bukan, ini salah, Park Jimin-ssi, bukan ini caramu yang untuk mendapatkan kebahagiaanmu."

"Tidak, kau lah yang salah, semakin lama aku berada di sini, aku akan semakin tersiksa oleh dosaku. Maka dari itu."

Jimin semakin mendekat ke arah tepian. Angin yang cukup kencang menerbangkan surainya, menyobaknya hingga menampakkan sebuah senyuman kepuasan di wajahnya.

"AKU AKAN HIDUUUUP!!"

.

.

Degg

.

.

Degg

.

.

"ANDWEEEEEEE!!!"

Terlambat, Jiyeon sudah sangat terlambat. Jimin memilih jalannya sendiri, kini tubuh namja itu sudah bersatu dengan tanah dengan darah yang mengalir dari tubuhnya ,membuat genangan merah di bawah sana.

Jiyeon terisak di tempatnya. Baru saja ia menyaksikannya, baru saja ia menyaksikan akhir dari kehidupan seseorang. Dunia terasa runtuh ke arahnya, seolah tubuhnya kehilangan grafitasi dan terjatuh ke lantai. Ia menangis, menangis untuk seseorang yang bahkan baru ia kenal.

"Aku gagal... Aku gagal... Mianhae, Jimin-ssi...Jeongmal mianhae.."

.

.

.

Tubuh jimin kini telah dikerubungi oleh banyak orang. Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh orang-orang yang berkumpul, suara sirine ambulance terdengar nyaring memenuhi rongga telingan siapa saja yang mendengarnya. Suasana mencekam dirasakan oleh perawat Im yang juga kehilangan grafitasinya, ia terduduk di tanah menatap tubuh tak bergerak itu diangkat oleh petugas dengan air mata yang mengalir dari matanya sendiri. Kini dunia terasa menghakimi kedua perawat itu.

.

.

.

"Aku datang, Hyung... Aku datang, Taehyung-ah... Aku datang Jungkook-ie!"

"Aku pulang, Appa, Eomma... Aku sudah pulang...aku hidup untuk yang kedua kalinya."

.

.

.

.

END...

Yeees...

Akhirnya selesai juga dalam semalam Upnya,,,

Aku harap kalian akan suka dengan apa yang aku tulis kali ini

Dijamin nggak ada pendingannya...

Apalagi Hiatus berbulan-bulan...

Aku berharap kalian tidak terlalu kecewa dengan FF aku yang lain yaitu No More Dream dan House Of Cards,, mohon dimaklumi....

Jejak yang kalian tinggalkan di FF ini sangat aku hargai, jadi mohon sedikit perhatiannya.

Saranghae.....

Squiggle (Jimin Ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang