2

7.5K 777 12
                                    

"Mingyuuuu!" teriak Jisoo setelah akhirnya orang disebrang menjawab telfonnya.

"Aduh! Ada apa sih kak?"

"Dimana kau?"

"Dirumah teman."

Jisoo menghela nafas, "aku sudah menunggumu di halte depan kantorku..."

"Hah?"

"Apanya yg 'hah'? Bukankah aku memintamu untuk mengantarku ke toko buku?!"

"Aah... Benarkah?"

Benar-benar anak ini...

"Kim-Min-Gyu! Cepat kemari!"

"Aku menginap dirumah Dokyeom kak. Kau tau kan rumahnya sangat jauh dari sana?"

"Aku tidak peduli, sungguh." ucap Jisoo sambil terkekeh tak acuh.

"Masih ada bus jam segini.... 'kan?"

"Gyu..."

"Kalau aku jemput pasti jadinya kemaleman kak. Lebih baik kau berangkat sekarang sebelum toko bukunya tutup..."

"Mingー"

"Hati-hati kak!" dan sambungan telfon terputus.

Jisoo nyaris membanting ponselnya jika ia tidak ingat bahwa ia sedang berada di tempat umum, "habis dia kalau nanti ketemu..." gumamnya kesal.

Ia sudah minta tolong untuk diantar mencari buku pada Mingyu sejak kemarin. Dan rasanya Jisoo tidak dengar penolakan dari adiknya.

Apa dia lupa?

Ck, lebih baik bilang tidak bisa sejak awal daripada harus begini.

Ditambah adiknya itu sulit sekali untuk ditelfon tadi. Jisoo bahkan menunggu sendirian hampir satu jam di halte.

"Kalau begini kan lebih baik aku pergi dari tadi..." sungut Jisoo. Pasalnya saat ia menunggu tadi, sudah ada hampir lima bus yang lewat. Jika ia berangkat daritadi, mungkin ia sudah berada di toko buku sejak tadi.

Tidak lama, bus selanjutnya datang. Gadis itu bergegas naik ke dalam bus.

Jika memang Mingyu pergi menginap dirumah temannya, berarti ibunya sendirian dirumah. Ia tidak mau pulang larut malam.

Karena terburu-buru untuk naik, Jisoo tidak sengaja menabrak seseorang di depan pintu bus. Sontak ia bergerak meminta maaf.

Seseorang yang ternyata pria itu tersenyum dan meyakinkan bahwa ia baik-baik saja. Pria itu kemudian membiarkan Jisoo masuk lebih dulu ke dalam bus.

Jisoo kini asik dengan fikirannya. Matanya fokus pada pemuda yang duduk dua kursi didepannya. Pemuda yang ia tabrak.

Jisoo merasa tidak asing. Apa Jisoo pernah bertemu dengan pria itu?

Ah, masih muda sudah pikun...

Jisoo tidak ingin terlalu memikirkannya. Ia hanya menunggu bus yang ditumpanginya sampai pada tujuannya.

Jarak toko bukunya agak jauh. Mungkin dua atau tiga halte setelah halte tempat ia turun jika pulang kerumah.

Semakin lama Jisoo semakin dekat dengan toko buku. Setelah yakin sampai pada tujuannya, Jisoo bangkit dari duduknya untuk bergerak turun dari bus.

Jisoo melihat pemuda yang sedari tadi mencuri perhatiannya sedang menggapai sesuatu dikakinya.

Sekotak susu.

Ah! Dia pria susu kotak yang ia temui beberapa hari lalu!

Bagaimana bisa dia melupakan wajah tampannya?

eh?

Setelah memasukkan kotak susu itu kedalam tasnya, pemuda itu bangun dari duduknya.

Apa dia juga turun disini?

Dan dugaannya benar.

Saat ini Jisoo berjalan tak jauh dibelakangnya.

Bukan, Jisoo bukan penguntit.

Tapi entah kenapa rute pemuda itu sama dengan rute ke arah toko buku yang ingin Jisoo kunjungi.

Toko buku nya sudah terlihat didepan sana. Dan pemuda tadi masih berjalan didepan Jisoo.

Oh, pemuda itu berbelok ke sebuah kedai ramen yang terpisah satu bangunan dengan toko buku.

Jisoo tak melepaskan pandangannya saat melewati kedai ramen itu.

Lalu ia menyadarkan pikirannya.

Kenapa ia sangat penasaran dengan pemuda itu?

Ah, sudahlah. Ia harus mencari buku yang ia perlukan dikantornya sekarang.

🍓

susu strawberryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang