(5)

65 8 9
                                    

Rencananya mau update hari sabtu, tapi karena ada satu dan lain hal jadi updatenya hari ini aja. Btw kalau cerita ini menarik, klik 🌟 dan juga komen. Thankyou.

Klik 🌟 kuyy

***

Dentingan lagu heartache dari One Ok Rock tiba-tiba berhenti bergema disebuah ruangan. Lalu terdengar langkah kaki melangkah mendekat ke arah seorang cowok yang sedang berbaring di tempat tidurnya. Sesekali terdengar suara decakkan dari mulutnya, seperti tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh cowok yang sedang tidur itu. Ketika telah sampai di samping tempat tidur, orang itu membuang nafasnya sebelum ia mengeluarkan suara.

"Lo gak kasihan apa sama Penyanyinya, udah berapa jam lo punya lagu itu terus? Gak bosan?" tanya orang itu kepada cowok yang sedang tidur.

"Ck, bangun aja deh, gue tahu lo gak lagi tidur!" ucapnya lagi.

Cowok itu membuka matanya kemudian menatap ke arah sahabatnya. "Apaan sih!"

"Sebagai sahabat, gue gak suka lihat lo kayak gini, lo harus berubah. Lo gak bisa kayak gini terus." ucap cowok yang sedang berdiri.

Terdengar deheman dari cowok yang sedang berbaring itu. "Maksud lo, gue harus berubah jadi power ranges gitu?" tanyanya sambil menaikan kedua alisnya.

Tak ada jawaban dari pertanyaan itu, malah kini orang itu hanya menundukkan kepalanya.

"TANTE! TOLONG BAWA ODNEY KE RSJ AJA, AKU UDAH GAK SANGGUP LAGI."  teriak Tian kepada ibunya Odney yang ada di luar.

"Apaan sih lo, dipikir ini hutan apa?" tanya Odney sambil melempar bantal ke arah Tian.

"Lo juga sih, gue udah serius malah becanda. Kesal gue!" jawab Tian sambil melempar kembali bantal yang tadi ke arah Odney.

"Makanya kalau orang telpon itu diangkat. Kalau orang asing sih gapapa, ini sahabat sendiri juga. Ck, dasar lo." ucap Tian lagi.

Odney bangun. "Gue kan lagi gak pegang hp, jadi wajarlah kalau gak diangkat." jelasnya sambil berjalan keluar kamar.

"Eh curut, hp lo itu ada di atas nakas dan jarak nakas dari tempat tidur itu dekat banget, masa lo ga--" tiba-tiba ucapan Tian terpotong.

Dengan cepat Odney berbalik menghadap ke Tian yang ada di belakangnya. "Syuttttttt" ucap Odney sambil meletakkan jari telunjuknya di depan bibir Tian. "Udah?" tanya Odney.

Tian menepis tangan Odney dan mundur satu langkah. "Ih najis."

Odney mengangkat sebelah alisnya kemudian dia berbalik dan kembali berjalan ke ruangan tv, diikuti Tian dari belakang.

"Eh tante udah cantik gini, padahal waktu aku datang tadi kan masih pake daster." goda Tian ketika melihat Fini--ibunya Odney ketika keluar dari kamarnya.

Odney yang melihat ibunya pun bertanya. "Mau kemana, Ma?" tanyannya sambil duduk di sofa depan tv.

"Mama mau ke rumah sakit." jawab Fini yang sedang mencari-cari sesuatu di laci.

"Oh pasti tante mau nganter Odney, kan?"  tanya Tian dengan nada bercanda.

Fini menatapnya sambil tersenyum. "Enggakk!" jawab Fini sambil menghilangkan senyum di wajanya.

Odney yang mendengar pembicaraan mereka, memutar matanya dengan jengah.

"Odney, mama ada operasi darurat, jadi mama harus pergi sekarang."

"Hmm, tapi kalau udah kemalaman jangan naik taksi, telpon aku aja nanti dijemput."

"Iya. Mama pergi dulu ya, Tian tante pergi ya." pamit Fini.

Tidak Ada Alasan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang