Tekan bintangnya yaa
Selamat membaca ✨
***
"Nih pake!"
Tangan Stella mengambil helm yang diberikan Sole, tapi tangan Sole kembali meraih helm itu yang membuat kening Stella mengerut.
"Atau gue pakein aja ya?"
"Ck, jangan aneh-aneh deh" Stella kembali meraih helm itu.
Stella kemudian duduk diatas motor dengan duduk perempuan--menyamping--yang tadi sempat berdebat oleh Sole, kalo dia bukan tukang ojek tapi akhirnya dia mengalah juga dan kemudian menjalankan motornya untuk keluar dari parkiran. Tapi sebelum keluar dari parkiran, tiba-tiba Sole menghentikan motornya dipohon yang cukup rindang, dimana terlihat terdapat tiga orang cowok yang sedang berbincang.
"Eh, jadian kapan nih?" tanya salah satu dari tiga cowok itu.
"Kemarin" jawab Sole santai. "Dia sih kelamaan, jadi gue ambil aja"
"Wah..teman makan teman nih"
"Ah gak papalah, Gue juga udah kasih waktu tapi Odney nya aja yang kelamaan"
Stella yang mendengar pembicaraan yang menurutnya unfaedah itu, hanya menatap sepatunya sambil menyesali keputusannya untuk pulang dengan Sole. Ekspetasi Stella dikalahkan oleh realita yang dibuat Sole.
"Ini juga kode buat lo, Ney, kalo Stella itu pengennya pulang naik motor supaya romantis gitu kan, Stell?" Terdengar lagi suara yang lain.
"Emang iya? Tunggu bentar aja ya, Stell. Gue lagi nabung buat yang lain nih" Kini suara Odney yang terdengar.
Stella yang mendengar itu pun kaget.
"Yah...tapi sama aja Stell, kelar UNBK dia bakal cabut juga dari jakarta. Ya gak, Le?"
"Eh iya ya, kayaknya--"
"Kayaknya apa? Hmm?" potong Odney sambil mengangkat kepala dan sebelah keningnya.
"Kayaknya bisnis gue sama Stella harus dipercepat deh, soalny--aduh!"
Stella langsung saja menyikut punggung Sole.
"Yaudah gue pulang dulu ya, udah dikasih kode soalnya"
Sole kembali menjalankan motornya, tapi lagi-lagi dia berhenti dan kembali mundur ke tempat yang tadi.
"Ngapain lagi sih?" tanya Stella.
"Bentar, penting ini" jawab Sole.
"Eh balik lagi nih curut"
"Diam lo! Eh, Odney?"
"Apa?"
"Lo gak mau doain gitu supaya gue gak langgeng sama Stella?"
Odney diam, tanpa sadar Stella mencari wajah Odney. Dan saat itu juga mata mereka bertemu, lama sampai akhirnya suara Sole memutuskan tatapan mereka.
"Ah, lama" Sole kembali menjalankan motornya dan benar-benar keluar dari parkiran.
Sole melihat Stella dari kaca spion. "Gak usah murung begitulah, dia udah jawab dalam hati kali"
"Gue gak bakalan terima tawaran lo lagi lain kali"
"Yaiyalah, lo kan nanti bakal pulang bareng Odney"
Prak! Stella memukul helm Sole.
"Aduh! Gue turunin lo"
"Ih, kok lo jahat sih?"
"Belum dilanjutin juga, gue turunin lo di sini terus gue telpon Odney buat anterin lo, cieee"
Stella menggeleng kepalanya beberapa kali.
"Atau iya aja, ya? Supaya bisnis kita cepat selesai gitu"
"Awas aja lo kalo berani"
Tanpa diduga, Sole menghentikan motornya di tepi jalan, yang membuat Stella menatapnya kaget.
"Jalan gak?"
"Bentar" ucap Sole sambil menggambil ponselnya disaku celananya.
"Sole, jalan gak?"
Tak ada jawaban dari Sole, dia malah sibuk sendiri dengan ponselnya dan kini malah meletakknya di telinga.
"Dah gila ya lo?" Stella turun dari motor Sole sambil menatapnya dengan kesal. Tapi Sole malah menatapnya dengan wajah bingung.
"Halo? Lo masih di sana, kan? Gue mau--"
"Jangan percaya Kak, dia boong" Stella langsung merebut ponsel Sole dan memotong pembicaraannya.
"Huh? Siapa nih? Boong apaan?"
Stella menjauhkan ponsel itu dari telinganya dan melihat ID callernya, Bayu? bukan Odney?
"Ih...apaan sih" Sole merebut ponselnya dan kembali bercerita dengan sih Bayu,Bayu itu.
Sedangkan Stella? Dia malah sudah berada didunia imajinasinya, lebih tepatnya sih melamun tentang hal bodoh yang sudah dia lakukan tadi.
Bagaimana kalo Sole cerita sama Odney? Apa tanggapan Odney nanti? Sole kan orangnya jahil, pasti dia bakalan ngarang ceritanya dikit dan bla bla bla bla.
"Stella, hey!"
"Eh apa?"
"Ayo naik, melamun aja"
"Eh iya,iya"
"Iya,iya kok gak naik sih? Yaudah gue telpon Odney aja nih?
"Jangan! jangan aneh-aneh deh"
Sole tertawa. "Yaudah ayo naik"
Dengan wajah cemberut Stella akhirnya kembali duduk di atas motor. "Eh tapi gue gak janji ya kalo gak cerita ke Odney kejadian tadi"
"Sole!" teriak Stella sambil mengoyang-goyangkan bahu Sole.
"Eh,eh nanti jatuh jangan kayak gitu. Kalau jatuh itu bakal luka, lo sih cuma luka, gue udah luka ditonjok Odney lagi"
"Semerdeka lo aja deh, pokoknya ini yang terakhir gue naik motor lo" Sole pun tertawa mendengar kekesalan Stella.
To be continue 🙇♀️
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Ada Alasan
Teen Fiction---Cover by summer--- Teknologi udah canggih tapi lo masih pake surat? Mungkin pertanyaan itu sangat tepat untuk Stella, gadis SMA kelas 11 jurusan IPS itu. Dia menyukai seorang kakak kelas, ganteng, dan surat menjadi pilihan gadis itu untuk dekat...