CHAPTER 9

42 14 0
                                    

Kenapa kau menangis?
Saat aku di pelukanmu
Kenapa kau berteriak?
Saat kuberada dalam dekapmu


Ayah Clara sampai di rumah milik saudara tirinya bersama istri dan beberapa pengawalnya. Saat hendak masuk ke dalam lobi bangunan tersebut, mereka dicegat oleh beberapa security di rumah tersebut.

"Hey, kenapa kau menghalangiku?! Mana lelaki sialan itu hah?!!" bentak Dialf.

"Maaf pak, anda tidak boleh masuk. Tuan memberikan surat ini kepada saya untuk diberikan kepada anda" jawab seorang security.

Dialf segera membuka surat itu dan membaca isinya :

Dear, My brother =)
"

Hey, saudaraku sudah lama kita tak bertemu. Aku tebak, sekarang kau pasti merindukanku sampai kau rela mengorbankan waktu berhargamu untuk datang ke rumahku dengan senyum bahagia seperti itu, sayangnya aku tak bisa menjamu dirimu secara langsung. Aku minta maaf soal itu, tapi tenang saja, aku sudah menjamu Nn. Becker, sang keponakan kecilku. Kuharap kita bisa minum teh bersama, hehehe :v".

By: Zelo saudaramu :v

D

ialf semakin naik pitam sesudah membaca surat itu.

"Apa apaan bajingan itu?!! Beraninya dia! Aku takkan biarkan dia mengambil apa yang aku miliki. Dimana dia sekarang?! Dimana anakku?!" Bentak Dialf dengan penuh amarah dan tanpa disadarinya ia telah menumbangkan security saudara tirinya itu.

Ketika ia dan istrinya bergegas untuk masuk kedalam rumah Zelo, langkah kaki mereka dihentikan oleh suara perempuan yang tak asing ditelinga mereka.

"Dialf! Akiane! Kenapa kalian bodoh sekali mencari sandera seorang penculik di rumah penculik itu sendiri? Apa kalian dianugerahkan pikiran hanya untuk bisnis?!" Teriak perempuan itu yang tak lain adalah psikiater kenalan mereka.

Dialf sontak kaget dan terdiam mendengar apa yang dikatakan perempuan itu.

"Kenapa kau bisa disini Atala? Darimana kau tahu jika kami mencari seorang sandera?" Tanya Akiane yang heran sekaligus penasaran.

"Itu tidak penting Akiane! Kita harus mengutamakan keselamatan Clara terlebih dahulu. Kalian ikut aku! Aku sudah melacak keberadaan Clara" sahut Atala yang sedikit membentak.

Tanpa pikir panjang lagi, suami istri itu menerima ajakan sang psikiater. Mereka pun pergi ke tempat yang diduga sebagai tempat penyanderaan sang anak dari keluarga Becker.

Saat diperjalanan mereka hanya terdiam cemas, tanpa sepatah katapun. Mereka gelisah dan khawatir akan keselamatan nyawa seorang insan kesayangan mereka.

Sesampainya di tempat yang berupa bangunan kosong tua, Dialf menyadari suatu hal,

"Aku ingat tempat ini. Ini adalah tempat favorit kami untuk bermain saat kecil dulu" Dialf melamun mengingat kenangannya pahitnya dulu.

"Sudahlah Dialf, nanti saja nostalgianya!!" Akiane menyadarkan lamunan Dialf.

"Mari kita periksa tempat ini terlebih dahulu" ajak Atala.

Bangunan itu terdiri dari banyak ruangan, sehingga saat ingin memeriksanya mereka harus berpencar untuk mendapatkan hasil secepatnya.

Hingga mereka tiba pada suatu ruangan yang gelap namun ada sorot cahaya yang menerangi satu titik.
Tubuh seorang anak remaja sedang terbaring lemah di lantai yang dingin.

Akiane spontan berlari ke arah putri kecilnya. Tanpa di sadari, ternyata sesosok pria tinggi tegap telah menunggu di balik bayangan gelap itu. Dialf menyadari bahwa Zelo berada disana,

"Tunggu Akiane! Jangan kesana!" Teriak Dialf spontan.

Akiane tak menghiraukan perkataan suaminya dan langsung memeluk putrinya yang terbaring lemah.

"Clara sayang, bangun nak. Ibu mohon" gumam Akiane lirih.

"Sungguh kisah yang menyentuh hati, tapi kisah ini akan segera berakhir! Hahahah" ujar Zelo sambil tertawa licik.

"Hei, apa yang akan kau lakukan hah?!!" bentak Dialf yang sudah muak dengan kelakuan saudara tirinya itu.

"Aku hanya ingin mengambil mereka berdua darimu, aku berharap kau tidak akan fokus dalam pekerjaanmu dan aku akan mengambil semuanya! Hahaha" ujar Zelo.

"Kenapa kau begitu serakah Zelo?! Jangan coba-coba untuk melakukan hal yang tidak- tidak kepada keluargaku lagi dasar pria tak waras!!" ancam Dialf.

"Hahaha, kaulah yang serakah Dialf, kau mengambil semua kasih sayang yang seharusnya bisa aku dapatkan. Seandainya kau mau berbagi kasih sayang denganku, aku takkan tumbuh seperti ini. Tenang saja aku tidak akan melakukan apapun pada keluargamu Dialf, aku hanya ingin melihat kau tersiksa, saudaraku. Sama seperti yang kau lakukan dulu. Membiarkanku hidup seperti iblis, HAHAHAHA!!" ujar zelo sinis dengan cukup menggila.

Tanpa diduga Akiane telah menodongkan senjata api ke arah Zelo sambil memeluk clara.

"Jangan pernah kau mencoba menyakiti putriku!!" Ancamnya.

"He, hei tenang. Turunkan senjatamu kakak ipar. Mana mungkin aku ingin mencelakai keponakanku manisku ini" ujar Zelo mencoba menenangkan Akiane.

"Aku takkan membiarkanmu merampok semua harta paling berhargaku dasar bedebah sial!!"

Zelo spontan menarik senjata itu dari tangan Akiane.

Setelah senjata telah berada di tangan Zelo, ia terkejut karena suara tembakan dari pistol Dialf yang hampir mengenai Zelo.

"AKIAANNEE!!!!!" Teriak Dialf seperti kerasukan.

Akiane terbaring, tubuhnya bersimbah darah yang keluar dari kepalanya.

Ternyata, Zelo tak sengaja menarik pelatuk pistol ditangannya karena terkejut dan mengenai kepala Akiane.

Are Life Easier?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang