CHAPTER 14

58 12 6
                                    

Aku tenggelam
Tapi aku harus ke daratan
Tak kubiarkan ia hanyut bersamaku

"Katakan apa rencanamu Atala!" Dialf sangat tak sabar sampai terdengar seperti membentak.

"Aku akan katakan jika kau sudah tenang dan sadar bahwa sekarang kau menjadi pusat perhatian" timpal Atala dengan santai sambil tersenyum.

"Apa maksudmu?" Dialf tiba-tiba terdiam ketika melihat semua pandangan pengunjung cafe itu tertuju padanya.

"Hahaha, kau lucu Dialf" Atala tertawa ketika melihat pipi pria gagah itu memerah karena malu, dan seketika tangisnya pun berhenti.

"Bisa-bisanya kau tertawa saat aku sedang bersedih" ucap Dialf menunjukkan wajah kesalnya.

"Kau marah? Hahaha, aku hanya bercanda. Lihat, kaupun berhenti menangis karena aku. Aku memang psikiater yang hebat" kata Atala membanggakan diri.

"Dasar kau. Sudah, cepat katakan apa rencanamu?" Tanya Dialf yang masih kesal namun tetap penasaran.

"Okay, okay. I will say to you. Eherm, eherm.." Atala mencoba menenangkan diri dari tawanya.

"Begini Dialf, kurasa Clara memerlukan waktu untuk menerima keadaan ini. Masalah ini terlalu rumit bagi seorang bocah remaja seperti Clara, ini sangat sulit bahkan bagi pria dewasa sepertimu apalagi Clara. Kau mengerti kan?" Atala kembali serius.

"Tentu saja aku sangat mengerti. Aku ingin dia berhenti terluka. Jadi apa yang harus kulakukan Atala? Aku tak tahan melihatnya begitu, aku sudah sangat membuatnya sengsara" ucap Dialf merasa bersalah.

"Ini bukanlah sesuatu yang bisa kita rencanakan Dialf, ini semua rancangan Tuhan. Karena itu, jangan selalu menyalahkan dirimu. Jangan buat dirimu tertekan karena ini." Atala mencoba menghibur pria itu lagi.

"Bantu aku agar aku bisa melunasi kesalahanku, walaupun hanya sedikit. Tolong bantu aku." Dialf memohon dengan tulus.

"Tanpa kau minta pun aku akan membantumu. Sebelumnya, aku ingin bertanya, apa Clara mengenal ibunya sangat baik? Apa mereka dekat satu sama lain?" Tanya Atala.

"Tentu saja, Clara sangat tau tentang ibunya, karena hanya ibunya yang menemaninya saat sendiri di rumah. Memangnya kenapa?" Jawab Dialf.

"Hmm, begini... jika kau tak keberatan aku ingin kau meminta Ayuka untuk menghabiskan waktu hanya dengan Clara selama seminggu penuh. Bukan sebagai Akiane ibu Clara namun sebagai Ayuka saudara kembar Akiane. Apa kau mengerti?" Atala menjelaskan rencananya.

"Aku sedikit mengerti. Tapi untuk apa?" Dialf kembali bertanya.

"Kau bilang bahwa kau tak mau membiarkan Clara percaya bahwa ibunya masih hidup kan?" Atala mencoba mengingatkan.

"Iya" jawab Dialf spontan.

"Kau bilang bahwa Clara sangat tau tentang ibunya kan?" Tanya Atala sekali lagi.

"Iya" jawab Dialf lebih cepat.

"Setiap manusia itu berbeda walaupun punya persepsi yang sama. Bahkan orang yang kembar pun pasti punya banyak perbedaan. Jika kau menyuruh Ayuka menjadi dirinya sendiri dan berhenti berpura-pura menjadi Akiane kurasa Clara akan sadar dengan sendirinya bahwa Ayuka bukanlah ibu kandungnya" Atala menjelaskan lagi.

"Bagaimana Clara bisa tau?" Dialf masih bingung.

"Akiane dan Ayuka pasti punya perbedaan, baik cara menulis, kemampuan, makanan yang disukai atau bahkan cara pandang dan tingkah laku. Aku tak terlalu yakin bahwa ini akan berhasil, tapi tak ada salahnya mencoba. Apa sekarang kau mengerti?" Atala menjelaskan panjang lebar.

"Baiklah, aku mengerti. Itu ide yang bagus. Lalu apa tugasku? Apa aku bisa membantu?" Timpal Dialf

"Kau bisa menunjukkan bagaimana caramu memperlakukan Ayuka. Biarkan Clara melihat perbedaan bagaimana kau memperlakukan Akiane yang asli dan Akiane yang palsu. Lalu di hari terakhir, kau bisa menghabiskan waktu bertiga, dan malam harinya aku ingin kau membiarkan Clara tau yang sebenarnya" lanjut Atala.

"Aku sangat takut dengan bagian terakhir, apa dia akan percaya padaku? Apa harus aku yang melakukannya?" Dialf mengeluh.

"Itupun terserah kau jika kau mau menyetujuinya atau tidak. Aku tak punya rencana lain lagi. Aku ingin kau yang mengatakannya karena kau sendirilah yang memulainya. Dan aku bisa saja bilang padanya. Tapi bukankah kau terlihat seperti penipu yang berlindung dibelakang seorang psikiater yang handal?" Tukas Atala menyindir Dialf.

"Ohh.. oke aku setuju. Aku akan mempersiapkan diri. Kapan kami akan memulainya?" Jawab Dialf menurunkan nada suaranya.

"Kurasa kau harus meminta persetujuan dari Ayuka terlebih dahulu. Jika dia setuju, besok atau lusa kalian bisa menjalankan rencana ini" timpal Atala.

"Yahh, akan kulakukan. Apapun demi dia" kata Dialf menghela nafas.

"Hubungi aku jika kau menemukan kesulitan. Aku selalu ada" ujar Atala menepuk pundak Dialf.
"Kurasa, pasienku sudah menungguku. Kau tak apa jika aku pergi sekarang?" Lanjutnya.

"Oh, ya tentu saja. Terimakasih banyak atas bantuanmu. Hati-hati di jalan" Jawab Dialf tersenyum.

"Sampai jumpa" ucap Atala sambil berjalan meninggalkan pria itu.

Dialf melamun sejenak melihat perempuan itu pergi hingga masuk ke dalam mobil.

Bagaimana kelanjutannya ya?? Keep reading :)
We hope you aren't boring when read our story.
Jangan lupa vote and coment ^-^

Are Life Easier?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang