CHAPTER 16

21 6 0
                                    

Aku tenggelam
Aku hanyut
Tapi, aku bernafas

"Sebenarnya ini cukup sulit" gumam Ayuka.
"Tapi apa boleh buat, ayahnya sendiri yang meminta untuk melakukan itu."

Setelah ia melapor untuk mengambil cuti, Ayuka segera menghubungi Dialf dan mengirimi pria itu beberapa pesan.

"Siang Dialf. Barusan aku meminta izin untuk mengambil cuti, dan diperbolehkan. Bisakah kita memulai rencanamu itu hari ini?" pesan Ayuka.

"Baiklah Ayuka. Kapanpun kau bisa. Sekali lagi terimakasih" jawab ayah Clara menanggapi.

"It's okay"

Selepas bekerja, Ayuka kemudian pergi ke rumah Dialf untuk melaksanakan rencana mereka.
Dan mulailah hari pertama rencana yang meragukan itu.

FIRST DAY

Ketika telah tiba, Ayuka segera masuk dan menemui gadis kecil bernama Clara itu di kamarnya. Ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu, sehingga mengagetkan Clara.

"Ah ibu, lihat aku sedang menggambar keluarga kita sedang piknik di taman" ucap Clara kegirangan melihat seorang perempuan yang disangka ibunya itu.

"Oh, gambarmu bagus sekali" puji Ayuka.

"Kenapa ibu tidak memberiku kritik seperti yang biasa ibu lakukan?"

"Ah, kurasa itu sudah bagus tidak perlu di kritik lagi" ujar Ayuka cuek.

"Baiklah, aku harus pergi ke kamar untuk ganti baju" setelah mengatakan hal itu, Ayuka langsung pergi meninggalkan Clara.

"Ada yang aneh dengan ibu. Apa cuma perasaanku saja?" gumam Clara.

Saat makan malam, Clara memperhatikan ibunya, ia melihat ibunya menggunakan tangan kiri untuk memegang sendok.

"Ibu, kenapa ibu menggunakan tangan kiri?" Tanya Clara.
Ayuka hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Clara.

Ketika hendak tidur, Clara teringat bahwa besok adalah hari ulang tahun ibunya. Ia ingin menyiapkan kejutan kecil untuk ibunya.

SECOND DAY

Keesokan harinya, ia bangun pagi- pagi dan langsung pergi ke dapur.

"Bi, bisakah bibi membuatkan kue ulang tahun untuk ibu?" Pinta Clara pada seorang wanita paruh baya yang bekerja dirumahnya.

"Tentu saja nona, nona mau kue yang seperti apa?"

"Pokoknya kuenya harus terlihat lezat dan rasanya harus manis! Ibu sangat suka makanan manis" Clara bersemangat.

"Baiklah nona, akan saya buat sekarang"

Ayuka dan Dialf tidak sarapan dirumah karena mereka harus melakukan sesuatu yang penting. Clara sedih, tapi ia memanfaatkan itu untuk menghias ruang keluarga demi mengejutkan sang ibu.

"Bibi, bisakah kau membantuku untuk menghias ruangan ini?"

"Tentu nona, kebetulan saya baru selesai membuat kue yang nona minta tadi pagi. Saya akan memanggil beberapa pelayan lagi untuk membantu nona"

"Baiklah bi, terimakasih" Clara tersenyum.

Setelah dekorasi selesai, clara menata rapi kue yang telah disiapkan bibi dengan rapi.

"Ibu pasti senang!" Seru Clara.

Tak lama kemudian, ayuka dan dialf pulang, Clara langsung mengejutkan mereka dan memberi ucapan selamat ulang tahun untuk Ayuka yang dia sangka ibunya.
Ayuka tidak senang, ia memang membenci hal yang terlalu meriah, berbeda dengan Akiane yang sangat menyukai hal seperti itu.

"Ibu, ayo cicipi kuenya" pinta Clara. Ayuka pun mencicipi sedikit kue tersebut. Lagi-lagi, ia tidak menyukai itu. Ayuka lebih menyukai makanan asam daripada makanan manis.

"Hmm, aku tidak menyukainya kau bisa menghabiskan ini bersama ayahmu" Ayuka langsung pergi untuk beristirahat.

Melihat ayuka pergi, clara merasa sedih karena ia merasa apa yang ia siapkan sia sia. "Ayah, kenapa ibu jadi seperti itu? Aku tidak suka"

Dialf hanya bisa terdiam melihat putrinya.
"Bagaimana reaksi Clara jika mengetahui bahwa ibunya telah meninggal, aku tak sanggup" ucap Dialf dalam hati.

Malam pun tiba, Clara tidak mau keluar dari kamarnya. Ia masih merasa sedih. Melihat putrinya mengurung diri, Dialf mencoba mengetuk pintu dan menawarkan Clara untuk dibacakan cerita sebelum tidur seperti apa yang ibunya sering lakukan dulu.

"Clara, buka pintunya sayang, ayah punya sesuatu untukmu". Clara hanya diam sambil mendengarkan kata kata sang ayah.

"Ayah akan membacakan sebuah cerita untukmu, apa kau mau mendengarkannya sayang?"

Mengetahui bahwa ayahnya ingin melakukan hal yang sangat ia suka, Clara begegas menuju pintu kamarnya, dan membukakan pintu untuk sang ayah.

"Ayah akan membacakan cerita apa?" Tanya clara.

Dialf tersenyum, lalu berkata "Berbaringlah sayang".

Setelah beberapa lama, Clara tertidur pulas tanpa mengetahui akhir dari cerita tersebut.

"Maafkan ayah nak, ayah selalu menjadi ayah yang buruk untukmu"

Bisik Dialf pada gadis kecilnya itu.

Jangan bosan singgah yah ^_^
Keep reading and give your stars
Berikan kritik dan sarannya untuk kami yang masih amatiran
Terimakasih sudah membaca ^o^
#salampengemisvote:v

Are Life Easier?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang