CHAPTER 17

21 8 0
                                    

Just because someone looks happy
Doesn't mean they are
Because even a white rose
Has a black shadow

-unknown-

            Fajar menyingsing. Cahaya pagi masuk dari celah-celah ventilasi ruangan sang gadis itu. Sedikit cahaya yang menyadarkan jiwa kedua insan itu dari tidur yang mengistirahatkan sukma.

            Clara terbangun, ia terkejut melihat ayahnya sedang berbaring di sampingnya.

"Ayah, kenapa ayah tidur disini?"

"Ah, ayah hanya ingin menemanimu semalaman nak"

Clara senang, ia menarik ayahnya turun ke bawah untuk sarapan.

"Mana ibu?" Tanya Clara.

"Nyonya sedang keluar non"

Mendengar perkataan tersebut, Dialf bingung.

"Padahal dia sudah berjanji untuk mengambil cuti. Kenapa dia masih pergi pagi-pagi begini?" ucap Dialf dalam hati.

Ayuka pulang sekitar jam 10 pagi.

         "Darimana saja kau? Kau berjanji untuk tinggal disini dan tidak kemana-mana untuk membantuku"

Clara yang mendengar pembicaraan mereka berkata,

"Ibu mau membantu ayah untuk melakukan apa?"

"Tidak Clara, aku hanya olahraga pagi"

"Kenapa ibu olahraga diluar?

Biasanya ibu memanggil pelatih ke rumah"

Ayuka hanya tersenyum dan pergi ke kamarnya.

          Ketika jam makan siang, keluarga yang tak lengkap itu pun makan bersama dengan keheningan dan tanpa keakraban layaknya sebuah keluarga.

"Ayah dan ibu selamat makan" ucap Clara sambil tersenyum untuk memecah keheningan.

"Ah, iya nak. Selamat makan juga" balas sang ayah sembari melihat kembaran sang istri yang hanya mengabaikan ucapan anaknya itu.

          Setelah beberapa menit kemudian. Salah satu pelayan di rumah bak istana itu pun datang membawakan makanan pencuci mulut.

"Ibu, cobalah ini. Makanan kesukaan ibu, bukan? Pasti ibu menyukainya. Manis" Clara menawarkan makanan manis pada kembaran ibunya itu.

"Ah tidak. Aku tak suka. Aku akan makan jeruk ini saja. Kau saja yang makan Clara" tolak Ayuka tanpa basa- basi.

"Bukankah ibu paling tidak suka dengan jeruk. Kenapa selera ibu berubah?" Tanya clara amat sangat heran.

"Selera ibu memang seperti ini. Terkadang seseorang pasti berubah" jawab Ayuka acuh.

Dan sang ayah hanya melirik sesekali lalu menunduk dan melamun melihat sang anak heran karena kebohongan yang ia buat.

            Setelah makan siang. Ayuka langsung  pergi meninggalkan meja makan tanpa sepatah kata pun. Dan Dialf yang melihat langsung menyusul perempuan itu.

"Ayuka. Tunggu sebentar" teriakan kecil Dialf memanggil Ayuka.

"Ada apa?" jawab Ayuka singkat.

"Apa sifat aslimu memang begini? Tak bisakah kau sedikit lembut dengan anakku yang masih remaja itu?" Dialf sedikit protes.

"Apa maumu sebenarnya Dialf? Kau bilang padaku bahwa kau sudah yakin dengan rencanamu meskipun kau tahu itu akan menyakiti anakmu. Aku memang tak suka dengan anak kecil seumuran Clara. Inilah diriku yang tak sama dengan Akiane. Aku sama sekali tidak melebih-lebihkannya" bantah Ayuka dengan tegas.

Dialf tak bisa membantah sepatah kata pun sambil melihat Ayuka pergi meninggalkannya.

      Setelah beberapa hari. Clara, sang gadis yang dibohongi ayahnya itu pun menyadari ada banyak sekali kejanggalan.

"Dia bukan ibuku"



Halo readers. Happy reading yah.
Maaf jika ada typo disana sini
Jangan lupa beri satu bintang 🌟
Kritik dan saran selalu diterima
Keep reading
#salampengemisvote

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Are Life Easier?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang